Gempa yang berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di daerah Pegunungan Papua, tepatnya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin pagi. Warga setempat merasakan gempa terjadi selama 5 detik.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (25/1/2021). Belum ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan bangunan akibat kejadian ini.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 06.49 WIT. Wamena adalah ibu kota Jayawijaya di kawasan pegunungan tengah Papua. Pusat gempa berada di darat dan terletak pada koordinat 4,53 Lintang Selatan dan 138,8 Bujur Timur. Berjarak 48 kilometer selatan Kota Wamena dengan kedalaman 27 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, merujuk lokasi dan kedalamannya, kejadian ini merupakan jenis gempa dangkal. Hal ini dipicu adanya aktivitas sesar lokal. Dari hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Bambang, gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).
Ia menuturkan, guncangan gempa dirasakan hingga sekitar Kota Wamena dengan skala II hingga III modified mercalli intensity (MMI). Dari skala itu, terdeteksi getaran gempa terasa di dalam rumah. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Dominggus Rumaropen saat dihubungi dari Jayapura mengatakan belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa. ”Kami masih memantau situasi Wamena pascagempa,” kata Dominggus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayawijaya Ernawati Tappi mengungkapkan, gempa terasa di Wamena, setidaknya selama 5 detik. ”Kami sedang melihat kondisi Kota Wamena pascagempa. Sampai saat ini, belum ada temuan bangunan yang mengalami kerusakan,” ujar Ernawati.
Kami sedang melihat kondisi Kota Wamena pascagempa. Sampai saat ini, belum ada temuan bangunan yang mengalami kerusakan.
Sembilan patahan
Kepala Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto mengatakan, masyarakat wajib mewaspadai pergerakan sembilan patahan di Papua dan Papua Barat. Sepanjang tahun 2020, terjadi 1.597 kali gempa di Papua dan Papua Barat.
Dua sesar berada di Papua Barat, Sesar Sorong di Sorong, dan Sesar Ransiki di Ransiki. Tujuh sesar lainnya berada di Papua, yaitu Yapen (Serui dan Biak), Waipoga, Wandamen, Sungkup Weyland (Nabire), Lajur Anjak Mamberamo (Sarmi), Cycloop (Jayapura), dan Lajur Anjak Pegunungan Tengah (Wamena).
”Warga di sekitar sembilan jalur sesar ini harus meningkatkan mitigasi karena wilayah Papua dan Papua Barat merupakan kawasan rawan terjadi gempa,” ujar Dedy.