Temuan Kasus Covid-19 Varian B.1.1.7 di Kalsel Ditelusuri
Kasus Covid-19 varian B.1.1.7 ditemukan pada seseorang di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. Tim surveilans kini terus melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri temuan kasus varian baru virus korona itu.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Mutasi virus korona yang pertama kali muncul di Inggris mulai ditemukan di Kalimantan Selatan. Kasus Covid-19 varian B.1.1.7 ditemukan pada seseorang beberapa waktu lalu. Tim surveilans kini terus melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri temuan kasus varian baru virus korona tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada konferensi pers di Jakarta, Senin (8/3/2021), menyampaikan temuan kasus Covid-19 varian B.1.1.7 di Indonesia. Salah satu kasusnya ditemukan di Kalsel. Satu orang di Kalsel dinyatakan terinfeksi virus korona varian B.1.1.7 pada 6 Januari 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhammad Muslim membenarkan adanya temuan kasus Covid-19 varian B.1.1.7 di Kalsel. Kasus itu ditemukan pada seorang perempuan berusia 46 tahun yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Januari 2021. Perempuan itu datang dan tinggal di Kalsel sejak September 2020.
”Saat ini tim surveilans pusat ataupun daerah sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap temuan kasus Covid-19 varian B.1.1.7, terutama kepada kontak-kontak erat perempuan tersebut,” kata Muslim di Banjarmasin, Kamis (11/3/2021).
Menurut Muslim, perempuan itu mendatangi suaminya yang bekerja pada salah satu proyek di Kabupaten Tapin. Ia diketahui terinfeksi Covid-19 saat hendak pulang ke Bandung. Hasil tes cepat antigennya di bandara waktu itu positif, kemudian ditindaklanjuti dengan tes polymerase chain reaction (PCR) hasilnya juga positif.
”Nilai CT (cycle threshold) pada hasil tes PCR perempuan itu di bawah 25. Hasil itu menunjukkan bahwa ia terindikasi kena infeksi Covid-19 varian B.1.1.7,” ujarnya.
Mutasi virus korona B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris. Sejak Januari 2021, kasusnya ditemukan juga di lima provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Covid-19 varian B.1.1.7 disinyalir tidak lebih berbahaya dari Covid-19, tetapi tingkat penyebaran atau penularannya bisa sangat tinggi.
Muslim mengatakan, perempuan yang terindikasi menderita Covid-19 varian B.1.1.7 itu tidak mengalami gejala berarti. Namun, ia sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di sebuah rumah sakit di Banjarbaru, kemudian menjalani isolasi mandiri di suatu tempat. Pada 17 Februari, hasil tes cepat antigennya sudah negatif sehingga esoknya ia bisa pulang ke Bandung.
”Penyelidikan epidemiologi tidak hanya dilakukan di Kalsel, tetapi juga di Bandung Barat, yang merupakan daerah domisili yang bersangkutan,” katanya.
Untuk penyelidikan epidemiologi di Kalsel, tim surveilans terus menelusuri kontak-kotak erat perempuan tersebut. ”Setidaknya ada 42 kontak erat yang sudah diperiksa. Dari pemeriksaan serumnya, ada enam yang reaktif. Ini masih ditindaklanjuti lagi,” tuturnya.
Di Tapin juga terus dicek apakah masih ada spesimen hasil tes PCR dengan nilai CT di bawah 25 untuk dikaji kembali. ”Sampai saat ini kami belum tahu penularan itu dari mana. Tetapi, yang jelas suami yang bersangkutan bekerja pada salah satu proyek di Tapin. Sekarang ini, penelusuran terhadap para pekerja proyek itu juga masih dilakukan,” kata Muslim.
Setidaknya ada 42 kontak erat yang sudah diperiksa.
Waspada
Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA meminta masyarakat Kalsel waspada terhadap temuan kasus Covid-19 varian B.1.1.7 di Kalsel. Masyarakat diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Tidak cukup hanya 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak), tetapi juga harus 5M, yaitu ditambah dengan menjauhi kerumunan serta membatasi mobilitas dan interaksi.
”Kalau kita siap, virus varian baru itu akan kita hadapi dengan kesiapan. Mudah-mudahan masyarakat Kalsel selalu diberi kekuatan untuk menghadapi ini semua,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri itu juga memastikan, tim dari Kementerian Kesehatan sudah turun untuk menelusuri temuan kasus Covid-19 varian B.1.1.7 di Kalsel. ”Sejauh ini belum ada tanda-tanda kluster baru untuk kasus ini,” ujar Safrizal.
Sampai dengan Kamis (11/3/2021), di Kalsel masih terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 198 kasus sehingga jumlah kasusnya kini menjadi 23.734 kasus. Dari jumlah tersebut, 20.821 orang dinyatakan sembuh, 2.151 orang dalam perawatan, dan 762 orang meninggal. Kasus suspect atau diduga Covid-19 sejumlah 657 orang.