Dana Pemulihan Ekonomi di Jatim untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Bank Jatim diminta memprioritaskan penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional dari pemerintah pusat untuk memperkuat pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bank Jatim diminta memprioritaskan penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional dari pemerintah pusat untuk memperkuat pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Bank Jatim atau PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk menerima dana titipan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp 2 triliun. Dana dialokasikan untuk tahun anggaran 2021 dan mulai disalurkan sejak pekan kedua Februari lalu.
”Prioritas untuk UMKM tepat karena sektor ini menopang perekonomian daerah,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Kamis (11/3/2021).
UMKM menyumbang 57 persen dari struktur produk domestik regional bruto (PDRB) yang mencerminkan kekuatan ekonomi suatu kawasan. PDRB Jatim atas dasar harga berlaku 2020 senilai Rp 2.299 triliun. PDRB atas dasar harga konstan 2020 senilai Rp 1.610 triliun. Artinya, kekuatan UMKM dalam kisaran Rp 917 triliun-Rp 1.310 triliun selama setahun. Nilai ini 28-40 kali lipat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jatim 2021 yang senilai Rp 32,8 triliun.
”Tanpa mempertahankan dan melindungi UMKM, mungkin perekonomian Jatim akan merosot, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini,” kata Khofifah.
Pandemi Covid-19 telah menyerang Jatim sejak pertengahan Maret 2020. Serangan pandemi memang menurunkan kinerja perekonomian dilihat dari perbandingan PDRB 2020 dengan tahun sebelumnya yang turun 2-3 persen. Namun, untuk penanaman modal, justru tahun 2020 terjadi lonjakan 33 persen dari Rp 58,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 78,3 triliun.
Secara terpisah, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, penyaluran dana PEN telah berlangsung sejak pertengahan Februari 2021. Dana disalurkan kepada nasabah yang terdampak pandemi Covid-19.
”Sasarannya sektor mikro, retail, dan semua usaha yang terdampak,” kata Busrul.
Untuk penyaluran dana PEN, Bank Jatim menyiapkan dua skema. Yang pertama ialah pemberian pinjaman secara langsung kepada nasabah. Yang kedua, penyaluran lewat dua langkah, yakni melalui bank perkreditan rakyat atau baitul maal wat tamwil (BMT) kemudian ke nasabah.
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan akan terus mendorong UMKM bergerak meski pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tanda mereda. Program yang sempat tertunda akibat penanganan wabah, yakni pelatihan usaha, sudah kembali diadakan baik secara dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline). Pelatihan luar jaringan atau tatap muka diadakan terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Agus Wahyudi dari Hubungan Masyarakat Pahlawan Ekonomi Surabaya menambahkan, pelatihan yang diberikan kepada peserta program ialah campuran, yakni daring dan luring. Materinya, antara lain, terkait kualitas produk, kemasan, manajemen usaha, dan peningkatan keterampilan.
”Pelatihan secara online digelar rutin melalui platform media sosial dan ada tatap muka secara terbatas,” kata Agus.