UMKM Surabaya Berdaya Tanpa Melulu Bicara Biaya
Pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang difasilitasi Pemerintah Kota Surabaya sejak dari pembiakan, yakni pelatihan sesuai minat hingga bisa menembus pasar ekspor karena kolaborasi dengan berbagai lembaga.
Usaha mikro kecil menengah di negeri ini, bak gadis molek, yang selalu bikin hati banyak orang bergetar. Keberadaan UMKM paling dilirik bahkan selalu dielu-elukan sebagai penopang ekonomi ketika negeri sedang goyah ekonominya.
Pelaku usaha dari rumah bahkan emperan, pun tak luput dari berbagai sanjungan dari berbagai pihak terutama menjelang pesta demokrasi, karena kelompok ini dianggap paling tangguh dalam segala situasi ekonomi.
Bahkan ketangguhan UMKM itu sudah teruji bisa mengikuti ritme perubahan yang kini bertuan pada teknologi. Padahal kelompok usaha rata-rata lahir dari keprihatinan, keterpurukan bahkan kesengsaraan.
Masih ada warga yang tak memiliki penghasilan tetap, sehingga anak tak sekolah, kekerasan dalam dalam rumah tangga pun terus merebak, salah satu pemantik bagi Pemerintah Kota Surabaya sejak 2010, mulai melakukan pemberdayaan. Langkah awal dengan memberikan pelatihan bagi warga di tingkat kelurahan sesuai kegemarannya.
Tempat pelatihan pun berpindah-pindah dari satu balai RW ke kantor kelurahan, kantor kecamatan, gedung hingga pusat perbelanjaan.
Pelatihan bagi warga yang ingin membuka usaha dari rumah, sehingga urusan domestik pun bisa disambi. Mereka yang sudah menekuni usaha apa saja mulai dari bunga kering, menjahit, bordir, membatik, makanan, camilan, hingga kerajinan bisa ikut pelatihan ini.
Baca juga : Mereka Kini Pegang Kemudi Ekonomi Keluarga
Gerakan Pemkot Surabaya memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah ini awalnya menyasar korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Usaha ini lantas berkembang merangkul masyarakat miskin dan belakangan siapa pun boleh ikut pelatihan sesuai keinginan yang digelar setiap Sabtu atau Minggu secara gratis. Hal ini diungkapkan Naniek Heri, pemilik Kriya Daun, yang selalu menjadi pelatih, sepanjang pemerintahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pemkot Surabaya tak pernah berhenti memfasilitasi mengurus berbagai izin usaha mudah dan gratis, mendapatkan paten pun dibiayai, termasuk mengikuti berbagai pelatihan terkait pengembangan usaha, hingga berjualan secara dalam jaringan (Diah Arfanti)
Ketika itu selain pelatihan berbagai keterampilan, Pemkot Surabaya menggandeng PT HM Sampoerna menggelar kompetisi karya UMKM mulai tingkat kelurahan hingga kota. Cara ini cukup mampu menggoda munculnya pelaku usaha baru di kota ini yang sekarang sudah mencapai 12.000 UMKM.
Pelaku usaha seperi Nanik tak khawatir dari pelatihan, muncul saingan karena materi pelatihan sesuai produk yang dibuat. “Saya malah senang ada pemain baru di usaha daun kering, bisa diajak kolaborasi, terutama ketika order melonjak,” kata perempuan yang sepanjang tahun mengirim minimal 5.000 kotak abu jenazah terbuat dari daun kering ke Eropa terutama Inggris dan Belanda.
Menjadi pengusaha kue kering setelah mendapat pemberdayaan dari Pemkot Surabaya menurut Diah Arfianti benar-benar luar biasa. “Pemkot Surabaya tak pernah berhenti memfasilitasi mengurus berbagai izin usaha mudah dan gratis, mendapatkan paten pun dibiayai, termasuk mengikuti berbagai pelatihan terkait pengembangan usaha, hingga berjualan secara dalam jaringan,” katanya.
Berkolaborasi
Seperti dikemukakan dosen statistik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Kresnayana Yahya, model pemberdayaan UMKM yang diterapkan Pemkot Surabaya, benar-benar membuat pelaku usaha selalu mengasah kreativitas dan inovasi.
Baca juga : Perkuat Pelaku Usaha, Pemkot Surabaya dan Facebook Lanjutkan Kerja Sama
Untuk menguatkan kontribusinya dalam mengembangkan pelaku UMKM, Pemkot Surabaya pun berkolaborasi dengan swasta. Caranya berkolaborasi dengan pemerintah daerah dengan membentuk asosiasi untuk program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR).
Dari data Enciety Business Consul, cara penguatan UMKM, yaitu dengan terus difasilitasi lewat pelatihan, pameran, bazar baik secara tatap muka maupun dalam jaringan , terutama sejak pandemi Covid-19 menerjang, dan hingga kini nyaris tak pernah berhenti.
Jika pelaku UMKM yang hanya memiliki kemampuan produksi barang, kini mudah sekali melakukan transformasi bisnis seperti membuat strategi perencanaan dan distribusi. Produk dan kemasan pun terus mengikuti selera pasar termasuk promosi dengan gencar dan inovatif lewat media sosial. Maka pelaku UMKM yang awalnya sebagai mesin kedua penghasilan keluarga, kini rata-rata menjadi sumber utama ekonomi keluarga.
Pengembangan produk dan usaha pelaku UMKM kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayanti terus bergulir, meski polanya kini semuanya berlangsung secara online atau dalam jaringan.
Selama 10 tahun Pemkot Surabaya memfasilitasi pelaku usaha dari minus sampai tersohor hingga ke luar negeri. Total kini mencapai 9.500 UMKM di kota ini. Namun, memang tidak semua tetap aktif mengikuti berbagai pelatihan setelah merasa bisa secara mandiri.
Menurut Wiwiek, UMKM yang masih dibina dan didampingi mentor yang disediakan Pemkot Surabaya terus meningkat jumlahnya, bahkan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jadi pembinaan terhadap UMKM dilakukan oleh beberapa SKPD antara lain Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak.
Baca juga : Pedasnya Sambal Surabaya Menggoyang Lidah Konsumen Milenial Amerik
Khusus Dinas Perdagangan membina dan mendampingi 2.000 UKM dari total 12.000 UMKM. Dari jumlah itu 400 diantaranya sudah mandiri dalam hal modal dan pemasaran. Untuk berstatus mandiri pelaku usaha sudah mengantongi izin usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), maupun izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk produk makanan dan minuman.
Berdasarkan survei Enciety 2016, di Surabaya ada 365.071 UMKM yang tersebar di 31 kecamatan, sehingga sampai sekarang keinginan untuk mengurus izin usaha terus meningkat. Apalagi sejak Pemkot Surabaya memberi kemudahan, praktis dan transparan tanpa perlu bertemu petugas karena semua diproses secara online.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Pemkot Surabaya rutin menggelar penyuluhan perizinan secara berkala bahkan jemput bola. Maka tak heran jika selama periode 2015-2020 UMKM yang terfasilitasi hak paten atau HAKI hampir 1.000 usaha dan merek 973 UMKM.
Produk UMKM Surabaya disediakan kanal dan tempat pemasaran melalui Surabaya Square, yang saat ini ada di enam lokasi termasuk di sentra kuliner yang ada di 31 kecamatan.
Konsisten
Ketangguhan UMKM Kota Surabaya menurut Ketua Umum Kadin Surabaya Ali Affandi tak lepas dari peran Pemkot Surabaya konsisten memfasilitasi segala kebutuhan pelaku usaha ini. Pemkot Surabaya selama ini benar-benar ikut membidani munculnya pelaku usaha tangguh dalam segala situasi hingga bisa menembus pasar ekspor.
Pemkot Surabaya tak rela melepas UMKM sebelum benar-benar mandiri, dan segala dukungan itu tak mengusik anggaran pendapatan dan belanja daerah karena banyak pihak justru menawarkan diri ikut mengawal dan membesarkan dunia usaha padat karya ini (Ali Affandi)
Memanggungkan produk UMKM, Pemkot Surabaya pun rutin menggelar pameran, bazar bahkan membuka ruang di tempat strategis untuk mempromosikan produknya. Instansi terkait pun ikut memfasilitasi pemasaran produk dengan menggedor pintu pengelola hotel, restoran, kafe agar bersinerji dengan UMKM setempat. Bahkan mengajak Facebook ikut berkolaborasi sampai sekarang.
Jadi kata Ali Affandi, UMKM Surabaya dari tiada hingga tersohor, tak lepas dari pendampingan dan hasil kolaborasi pemkot dengan dunia usaha dan banyak lembaga. "Pemkot Surabaya tak rela melepas UMKM sebelum benar-benar mandiri, dan segala dukungan itu tak mengusik anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), karena banyak pihak justru menawarkan diri ikut mengawal dan membesarkan dunia usaha padat karya ini," katanya.
Meneguhkah posisi UMKM di kancah perekonomian negeri ini, begitu serius dilakukan bahkan dengan melibatkan beberapa instansi terkait di lingkungan Pemkot Surabaya. Mengangkat kehidupan warga menjadi misi sejak awal, agar tak ada lagi warga yang melarat karena tak punya penghasilan. Proses menguatkan ekonomi warga terutama keluarga tak mampu dilakukan tanpa membebani anggaran daerh. Justru ketika UMKM terus bertumbuh, ekonomi kota pun lantas ikut melejit dan warganya pun sejahtera.