Matangkan Mitigasi Kebakaran Lahan di Kalbar, Jangan Sekadar Harapkan Kemurahan Alam
Meskipun sebagian besar wilayah Kalbar diguyur hujan sejak Rabu (3/3/2021), helikopter pemadam kebakaran tetap disiapkan di Lanud Supadio Pontianak untuk mengantisipasi munculnya titik panas.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Upaya meminimalkan potensi kebakaran lahan gambut di Kalimantan Barat tidak bisa bergantung pada alam. Butuh kesiapan mitigasi sarana dan prasarana serta pengamatan rutin kondisi lapangan terkini dari semua kalangan.
Awal Februari-Maret 2021, kebakaran lahan gambut sudah terjadi di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Kebakaran sempat memicu kabut asap dan mengurangi kualitas udara.
Akan tetapi, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio, tidak terpantau titik panas di Kalbar dalam dua hari terakhir. Salah satu pemicunya, hujan ringan dan lebat di sebagian besar wilayah Kalbar.
Hujan ringan diperkirakan masih terjadi, Selasa-Minggu (9-14/3/2021). Sementara hujan sedang hingga lebat hanya terjadi di beberapa wilayah. Periode Selasa-Rabu (9-10/3/2021), misalnya, hujan akan turun di sebagian Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau, Mempawah, Melawi, dan Landak.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalbar Nikodemus Ale menuturkan, antisipasi kebakaran harus dilakukan berbagai pihak. Apalagi, titik panas itu hilang karena faktor hujan. Ke depan, Kalbar tidak bisa sekadar mengharapkan alam memadamkan api di lahan gambut.
Selain pemerintah, pemegang konsesi juga hendaknya terus waspada. Mereka harus menyiapkan sarana dan prasarana antisipasi pemadaman hingga pemantauan rutin di lapangan. Selain itu, aturan yang ada, kata Nikodemus, juga mesti tegas ditegakkan. Keberadaannya harus memicu efek jera.
Sejauh ini, sejumlah persiapan sudah dilakukan. Sejak Jumat (5/3/2021), helikopter pemadam tetap disiagakan di Lanud Supadio Pontianak. Tujuannya, mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali titik panas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar Lumano mengatakan, helikopter pemadam milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana siaga di Lanud Supadio Pontianak. Helikopter ini bisa mengangkut air hingga 4.000 liter.
”Diperkirakan bulan April ada potensi muncul titik panas. Itulah sebabnya helikopter terus disiagakan,” ujar Lumano.
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengungkapkan bakal tegas terhadap semua pihak yang tidak menyiapkan mitigasi kebakaran dengan baik. Dari pengawasan yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir, titik api ditemukan di lokasi milik 28 korporasi. Daerah dengan titik api terbanyak adalah Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, dan Ketapang.
Sebanyak 28 korporasi itu bergerak di bidang perkebunan, kehutanan, hingga properti. Sutarmidji telah meminta kepala daerah menyegel lahan gambut yang terbakar, salah satunya sudah terjadi di Pontianak. Bahkan, ia memerintahkan pencabutan izin pengelolaan di lahan penemuan titik api.