Pembatasan Skala Mikro di Karawang Belum Optimal Menekan Penyebaran Covid-19 di Sekitar Industri
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro di Karawang, Jawa Barat, dinilai belum optimal menekan penularan Covid-19, terutama di kawasan padat penduduk yang terdapat sejumlah perusahaan industri.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro di Karawang, Jawa Barat, dinilai belum optimal menekan penularan Covid-19, terutama di kawasan padat penduduk yang merupakan kawasan sentra industri. Lonjakan kasus kian bertambah pascamusibah banjir yang melanda tempat tinggal para pekerja industri.
Total pasien positif Covid-19 di Karawang, per Senin (8/3/2021) pukul 18.00, mencapai 14.606 orang. Penambahan pasien dalam lima hari belakangan tercatat 2.103 orang dengan rata-rata harian 420 orang. Lonjakan tersebut berasal dari kluster industri dan keluarga.
Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri menyampaikan, peningkatan tersebut lebih tinggi dari jumlah kasus harian sebelumnya, yaitu kisaran 80-100 kasus per hari. Sejak awal Februari 2021, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat skala (PPKM) secara mikro mulai dilakukan di Karawang. Menurut Acep, kegiatan ini efektif untuk menekan penyebaran Covid-19 di daerah yang tidak berdekatan dengan kawasan industri.
”Penerapan PPKM cukup efektif dilakukan pada daerah yang tidak terdapat kawasan industri. Kami terus berupaya untuk berkoordinasi dengan satgas di industri dan desa supaya lebih intens dalam pengawasan,” ujarnya.
Kemunculan kasus justru berasal dari kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan industri, antara lain Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Karawang Barat, dan Karawang Timur. Daerah tersebut menjadi tempat tinggal banyak pekerja industri yang bekerja di Karawang ataupun Bekasi.
Menurut Acep, hal inilah yang membuat PPKM belum berjalan maksimal karena pergerakan dan interaksi mereka sulit dipantau. Apalagi, mereka berpotensi menularkan atau tertular di lokasi kerja atau lingkungan tempat tinggal setelah bertemu dengan pekerja dari perusahaan yang berbeda.
Kemunculan kasus justru berasal dari kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan industri, antara lain Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Karawang Barat, dan Karawang Timur.
Sejumlah upaya dilakukan pihaknya untuk menekan penyebaran Covid-19, antara lain penutupan akses jalan utama menuju pusat keramaian di Galuh Mas, Alun-alun Karawang, dan Lapangan Karangpawitan setiap Sabtu-Minggu malam, serta penyemprotan disinfektan ke seluruh wilayah perkotaan.
Pemeriksaan tes cepat antigen secara acak juga dilakukan pada titik penyekatan, yakni Bundaran Peruri, Bundaran Galuh Mas, Bundaran Mega Mall, dan Bundaran Tugu Padi. Daerah-daerah tersebut biasanya menjadi tempat berkumpul sejumlah anak muda dan komunitas di malam hari. Kerumunan tersebut dikhawatirkan bisa memicu munculnya kluster baru.
Upaya yang masih berlangsung tersebut mendapatkan tantangan saat musibah banjir melanda Karawang pada pertengahan Februari 2021. Para pekerja industri yang sudah rentan terpapar di lingkungan kerja sekaligus menjadi korban banjir. Penambahan dari kluster ini dipicu penurunan daya tahan tubuh karena stres dan terdampak kebanjiran, sehingga mereka semakin rentan terpapar Covid-19.
Upaya lain yang dilakukan untuk meminimalkan penularan Covid-19 adalah program kampung tangguh dengan pengawasan dan pendataan dari lingkungan terdekat. Program ini dirintis sejak pertengahan tahun 2020. Saat ini tercatat 86 dari 297 desa yang telah menerapkan.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana sebelumnya mengatakan, semua kepala desa berperan besar untuk mengoptimalkan program kampung tangguh. Kolaborasi warga dan aparat negara mendata dan melaporkan kemunculan setiap kasus bisa memberikan sumbangan besar meminimalkan penularan Covid-19. Apalagi, banyak kasus di Karawang dipicu penularan orang terdekat lewat kluster keluarga dan lingkungan kerja.
Ke depan, Cellica juga mendorong desa menyiapkan ruang isolasi untuk pasien tanpa gejala (OTG) dan posko terpadu untuk melayani warga. Menurut Cellica, kemunculan kasus Covid-19 di lingkup rukun tetangga atau rukun warga diharapkan bisa diketahui segera jika seluruh warga bekerja sama saling menjaga dan mengawasi tetangga sekitarnya.
Selain penularan di kluster industri dan keluarga, kluster perkantoran dan tenaga kesehatan juga menjadi perhatian pemkab Karawang. Pada hari ini, vaksinasi tahap kedua mulai dilakukan dan diperuntukkan bagi petugas pelayanan publik.
Juru bicara penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana mengatakan, vaksinasi ini dilakukan guna meminimalkan penularan Covid-19, apalagi mereka rentan berinteraksi dengan masyarakat dan bepergian ke lapangan.