Tes Usap Kontak Erat Buruh Migran Brebes Jadi Langkah Antisipatif
Pemeriksaan usap kontak erat buruh migran asal Brebes yang terpapar Covid-19 varian baru merupakan langkah antisipatif. Pemprov Jawa Tengah masih menunggu arahan pusat terkait penapisan para buruh migran yang pulang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pengambilan sampel usap pada 15 kontak erat buruh migran asal Brebes, Jawa Tengah, yang terpapar Covid-19 varian baru dilakukan sebagai langkah antisipatif. Terkait pencegahan penularan dari kedatangan buruh migran, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo masih menunggu kebijakan pemerintah pusat.
Ganjar, saat ditemui seusai acara peresmian Sentra Kreasi Atensi di Balai Besar Disabilitas Kartini di Kabupaten Temanggung, Jateng, Jumat (5/3/2021), mengatakan, hasil pemeriksaan tersebut diperkirakan diterima dalam 1-2 hari mendatang. Sembari menunggu hasil tes, semua kontak erat akan menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat.
Ganjar mengatakan, tes usap semestinya tidak perlu dilakukan karena sebenarnya saat tiba di Jakarta, buruh migran sudah dinyatakan negatif Covid-19. Kendati demikian, tes dan penelusuran kontak tetap dilakukan sebagai upaya antisipatif. ”Kami tidak mau mengambil risiko,” ujarnya.
Demi menghindari risiko buruk itu pula, tes usap tidak hanya dilakukan pada keluarga, tetapi juga warga yang pernah bertemu dan melakukan kontak dengan buruh migran tersebut. Lebih lanjut, terkait upaya pencegahan penularan dari kedatangan buruh migran, Ganjar mengatakan, pihaknya hanya menunggu arahan dan kebijakan dan pemerintah pusat.
”Kami berharap pemerintah pusat segera melakukan pengecekan ke pintu-pintu masuk kedatangan TKI,” ujarnya.
Namun, sejauh ini, dia menilai kebijakan yang diberlakukan saat ini sudah tepat. Setiap orang yang baru saja pergi dari luar negeri harus menjalani isolasi selama lima hari.
Program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, yang sudah diperpajang sejak 23 Februari dan berakhir 8 Maret mendatang, direncanakan kembali diperpanjang hingga 14 hari lagi.
Sejauh ini, menurut Ganjar, PPKM mikro sudah berdampak cukup baik. Banyak desa kini sudah berada dalam zona kuning dan hijau. Kendati demikian, dia terus mengingatkan agar seluruh warga tetap menjaga perilakunya sesuai protokol kesehatan. ”Tetap terapkan protokol kesehatan secara ketat, tetap pakai masker, dan tetap menjaga jarak,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Temanggung Hary Agung Prabowo mengatakan, dua kali pelaksanaan PPKM mikro di Temanggung dinilai berdampak baik menekan kasus positif Covid-19. Saat ini, dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, tinggal tersisa empat kecamatan yang termasuk zona oranye. Empat kecamatan itu adalah Parakan, Ngadirejo, Pringsurat, dan Temanggung.
Walakin, Hary mengatakan, pihaknya pun tetap siaga dan akan melakukan berbagai upaya antisipasi guna mencegah penularan Covid-19, termasuk varian baru, yang saat ini telah menginfeksi buruh migran di Brebes.
”Setelah apa yang dialami buruh migran di Brebes, kami juga akan berupaya memantau kedatangan buruh migran asal Kabupaten Temanggung berikut kondisi kesehatannya,” katanya.