Kabupaten Kuningan Tambah Vaksinator, tetapi Pasokan Vaksin dari Pusat Masih Kurang
Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menambah vaksinator untuk mempercepat vaksinasi Covid-19. Namun, upaya ini bisa terhambat karena pasokan vaksin dari pemerintah pusat masih kurang.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, masih kekurangan vaksin dari pemerintah pusat untuk vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Padahal, Pemkab Kuningan sudah berupaya mempercepat vaksinasi dengan menambah jumlah vaksinator.
Vaksinasi Covid-19 tahap kedua untuk pelayan publik, seperti aparatur sipil negara (ASN) dan karyawan perbankan, di Kuningan dimulai Senin (1/3/2021). Vaksinasi bagi ASN dan perbankan dilakukan di 37 puskesmas. Sementara untuk polisi dan TNI dilakukan di klinik setempat. Vaksinasi tahap kedua ditargetkan rampung dua pekan ke depan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, vaksinasi tahap kedua menyasar lebih kurang 6.800 orang. Jumlah ini sesuai dengan vaksin yang dikirimkan pemerintah pusat. Padahal, sejak awal, pihaknya mengajukan vaksinasi untuk 29.171 orang.
”Kami maklum, vaksin dari pemerintah pusat belum sesuai kebutuhan daerah. Jumlahnya terbatas. Banyak daerah menginginkannya,” katanya. Namun, pihaknya berharap vaksin tambahan segera dikirim.
Apalagi, dari sasaran 5.300 tenaga kesehatan pada vaksinasi tahap pertama, lebih kurang 1.500 orang belum menerima vaksin. Penyebabnya, antara lain, memiliki komorbid, tekanan darah tinggi, dan minimnya vaksin. ”Saat itu, kami hanya mendapatkan 4.700 vaksin,” katanya.
Kekurangan vaksin bisa menghambat percepatan cakupan vaksinasi Covid-19. Seperti diketahui, vaksinasi dapat mendukung penanganan pandemi jika diiringi dengan upaya tes, pelacakan, isolasi, dan penegakan protokol kesehatan. Dalam jangka panjang, vaksin bisa membentuk kekebalan komunitas.
”Makanya, setiap minggu, kami terus mengajukan vaksin. Kami tidak menunggu vaksin habis baru minta. Namun, berapa yang dikasih, kami tidak tahu,” katanya.
Pihaknya pun berupaya mempercepat vaksinasi dengan menambah vaksinator dari 450 orang menjadi 1.000 orang. Saat ini, setiap puskesmas memiliki 6-7 vaksinator. ”Minggu ini, kami buat pelatihan vaksinator. Jadi, nanti setiap puskesmas memiliki 10-15 vaksinator, termasuk bidan dan semua perawat,” katanya.
Penambahan jumlah vaksinator diharapkan bisa mempercepat vaksinasi Covid-19 di tengah meningkatnya penyebaran virus tidak kasatmata itu. Hingga kini, 3.502 warga di Kuningan terpapar Covid-19, 72 orang di antaranya meninggal.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov Jabar juga baru menerima 1,14 juta dosis vaksin atau 8,6 persen atau sekitar 570.000 sasaran vaksinasi. Padahal, kebutuhan vaksin adalah 13,2 juta dosis vaksin untuk 6,6 juta orang.
”Vaksin yang datang sekarang baru 8 persen dari sasaran. Jadi, kami bersama pemerintah kabupaten/kota akan menyusun yang menjadi prioritas di awal mendapatkan vaksin di tahap dua ini,” ujar Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian (Kompas, 26/2/2021).
Antibodi akan terbentuk setelah satu bulan vaksin kedua. Belum ada jaminan kita tidak tertular Covid-19.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana mengatakan, sembari menunggu kiriman vaksin tambahan, pemerintah daerah harus terus memperketat 3T, yakni tes, pelacakan, dan isolasi. Upaya itu dapat memantau dan menekan penyebaran Covid-19.
Masyarakat juga diimbau tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. ”Antibodi akan terbentuk setelah satu bulan vaksin kedua. Belum ada jaminan kita tidak tertular Covid-19,” ucapnya.