Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Ciayumajakuning Lampaui Persentase Jabar
Tingkat kematian pasien Covid-19 di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan melebihi persentase kematian pasien se-Jawa Barat. Penambahan ruangan isolasi belum mampu menjadi solusi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Tingkat kematian pasien Covid-19 di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning melebihi persentase kematian pasien se-Jawa Barat. Bahkan, angka kematian pada empat daerah di Ciayumajakuning melampaui nasional.
Berdasarkan laman Satgas Covid-19 pemda di Ciayumajakuning yang diakses Kompas, Kamis (31/12/2020) pagi, tingkat kematian tertinggi tercatat di Kabupaten Majalengka, yakni 9,5 persen. Selanjutnya, persentase kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Cirebon (5,7 persen), Indramayu (3,9 persen), Kota Cirebon (3,8 persen), dan Kuningan (1,5 persen).
Tingkat kematian pasien Covid-19 di Ciayumajakuning tersebut melebihi persentase kematian di Jabar, yakni 1,4 persen. Bahkan, selain Kuningan, kasus kematian di daerah lainnya di Jabar bagian timur itu melampaui angka nasional, yakni 3 persen dari kasus terkonfirmasi positif.
Kasus kematian pasien Covid-19 di Ciayumajakuning, hingga Rabu (30/12/2020), mencapai 512 orang. Jumlah ini sekitar 44 persen dari total kasus kematian di Jabar yang tercatat 1.161 orang berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar.
Jumlah ini belum termasuk kasus probable, orang yang meninggal dengan gejala Covid-19, tetapi belum menjalani tes usap tenggorokan berbasis rantai reaksi polimerase (PCR). Di Indramayu saja kasus probable tercatat 83 orang, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian yang mencapai 75 orang.
Rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi berat dengan komorbid. (Alimudin)
Terkait dengan tingginya kasus kematian Covid-19 di Majalengka, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Majalengka Alimudin mengakui hal itu. Kematian umumnya mendera pasien dengan penyakit penyerta (komorbid), seperti jantung dan diabetes. ”Rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi berat dengan komorbid,” ujarnya.
Selain itu, sarana dan prasarana di rumah sakit rujukan Covid-19 di Majalengka masih terbatas. Menurut dia, RSUD Majalengka dan RSUD Cideres kekurangan tempat tidur di tengah kasus positif yang terus meningkat. Kedua rumah sakit pemda itu masing-masing memiliki 15 tempat tidur dan kerap penuh pasien.
Seharusnya, ujarnya, 30 persen dari total tempat tidur di rumah sakit disiapkan untuk penanganan pasien Covid-19. Di RSUD Majalengka tercatat sekitar 290 tempat tidur, sedangkan di RSD Cideres ada 284 tempat tidur. ”Sekarang baru tercapai 6,5 persen untuk tempat isolasi pasien Covid-19,” ucap Alimudin.
”Kami juga akui, ventilator di rumah sakit masih kurang,” katanya. Alimudin tidak mengetahui pasti berapa kebutuhan ventilator di Majalengka. Namun, sejumlah pasien yang kondisinya memburuk dan membutuhkan ventilator harus dibawa ke Cirebon atau Bandung.
Kekurangan ventilator juga dialami Kabupaten Kuningan. Kepala Dinas Kesehatan Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, 10 ventilator di RSUD 45 Kuningan dan RSUD Linggajati belum cukup untuk menangani pasien yang kondisinya memburuk. Pihaknya masih mengkaji kebutuhan riil ventilator di Kuningan.
”Kami sedang meminta tambahan (ventilator) ke pemerintah pusat lewat BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” katanya. Pihaknya juga berupaya menambah kapasitas ruangan isolasi untuk mengantisipasi perburukan kondisi pasien. Saat ini, tempat tidur yang tersedia untuk isolasi sekitar 90 unit. Sekitar 90 persen telah terisi pasien.
Di Indramayu, tersedia empat ventilator di RSUD Indramayu, RSUD MA Sentot, dan RS Mitra Plumbon Indramayu. ”Selama ini masih mencukupi. Kami juga punya sembilan HFNC (high flow nasal cannula/alat terapi oksigen beraliran tinggi yang dapat digunakan pasien Covid-19),” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Indramayu Deden Bonni Koswara.
Di Cirebon, meskipun jumlah tempat tidur dan ventilator telah ditambah, rumah sakit belum dapat berfungsi optimal. ”Kami kekurangan SDM (sumber daya manusia). Di RSUD Arjawinangun dan RSUD Waled kekurangan sekitar 30 tenaga kesehatan. Pihak rumah sakit sedang mengupayakan merekrut nakes atau sukarelawan awal tahun 2021,” ungkapnya.
Tapi, semua rumah sakit hampir penuh. (Edy Sugiarto)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto mengatakan, upaya mencegah perburukan kondisi pasien sudah dilakukan dengan meningkatkan kapasitas ruangan isolasi di sejumlah rumah sakit hingga tiga kali lipat. ”Tapi, semua rumah sakit hampir penuh,” ucapnya.
Dinas Kesehatan Kota Cirebon juga telah menyiapkan ruangan isolasi mandiri di dua hotel dan satu gedung agar memaksimalkan rumah sakit sebagai tempat perawatan pasien dengan gejala sedang dan berat. Namun, fasilitas 104 tempat tidur di Hotel Ono’s dan 46 tempat tidur di Hotel Langensari tersebut menurut rencana hanya sampai akhir Januari 2021.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana menilai, tingginya tingkat kematian pasien Covid-19 di Ciayumajakuning disebabkan lonjakan penderita Covid-19, termasuk yang memiliki komorbid. Penambahan ruangan isolasi diharapkan dapat meningkatkan angka kesembuhan.
”Selain itu, masyarakat perlu disadarkan kembali pentingnya protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Terutama saat libur panjang seperti sekarang,” ungkapnya.