Vaksinasi Covid-19 di Papua dan Maluku Belum Optimal
Vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan di Papua dan Maluku belum berjalan optimal. Kendala geografis dan lemahnya dukungan pemerintah daerah menjadi hambatan. Di sisi lain, kasus Covid-19 terus meningkat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN DAN FABIO M LOPES
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan di Papua dan Maluku belum berjalan optimal. Di Papua, tenaga kesehatan yang sudah tuntas menerima vaksinasi baru 18,71 persen, sedangkan Maluku 45,40 persen. Vaksinasi di dua daerah itu diperkirakan molor dari jadwal yang telah ditentukan. Sementara, di sisi lain, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Papua, hingga Minggu (28/2/2021), jumlah tenaga medis yang menerima suntikan pertama 12.881 dan sutikan kedua 3.677. Target vaksinasi tenaga kesehatan di Papua sebanyak 19.529. Dikatakan mereka sudah tuntas menjalani vaksinasi apabila sudah menjalani dua kali suntikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum menyatakan, terdapat dua penyebab utama masih rendahnya pemberian vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan di Papua. Pertama, rendahnya anggaran untuk kegiatan vaksinasi dan kedua, rendahnya komitmen kepala daerah untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
”Kami berharap segera ada realokasi anggaran khusus untuk kegiatan vaksinasi. Kepala daerah dan jajaran di seluruh kabupaten dan kota harus aktif dalam menyukseskan program nasional ini,” ucap Aaron. Bahkan, dari 28 kabupaten dan satu kota di Papua, masih ada yang belum melaksanakan vaksinasi, yakni Kabupaten Lanny Jaya.
Secara terpisah, Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua memberi peringatan kepada Pemkab Lanny Jaya. Surat peringatan telah dikirim ke sana.
”Pemprov Papua akan memberi sanksi bagi daerah yang belum melaksanakan vaksinasi dengan optimal,” ujar Welliam.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tiom, Nataniel Imanuel Hadi, menyatakan, Pemkab Lanny Jaya siap melaksanakan pemberian vaksin Covid-19 perdana pada 2 Maret.
”Kami akan melaksanakan vaksinasi perdana di Lanny Jaya bagi 70 tenaga kesehatan dan 20 aparatur sipil negara,” tutur Nataniel.
Lebih lanjut, Welliam menambahkan, tidak dilaksanakannya vaksinasi sangat membahayakan tenaga kesehatan yang bertugas di tengah pandemi ini. Di Kota Jayapura saja, sekitar 600 tenaga kesehatan sudah terpapar Covid-19 dan empat tenaga kesehatan meninggal akibat penyakit itu. Padahal, jumlah tenaga kesehatan di Papua terbatas.
Kasus Covid-19 telah ditemukan di satu kota dan 21 kabupaten di Papua. Dari data Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Papua hingga Jumat (26/2/2021), angka kumulatif kasus Covid-19 mencapai 18.006 orang yang meliputi 15.542 orang sembuh, 2.114 orang dirawat, dan 350 orang meninggal.
Adapun positivity rate Covid-19 di Papua mencapai 16,20 persen hingga 26 Februari 2021. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
Sementara itu, dari Maluku dilaporkan, hingga Minggu (28/2/2021), jumlah tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi suntikan pertama 10.717 atau 72,56 persen, sedangkan suntikan kedua 6.705 atau 45,40 persen. Adapun tenaga kesehatan yang menjadi target vaksinasi 14.769 orang.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Adonia Rerung mengatakan, target vaksinasi yang seharusnya tuntas pada akhir bulan ini meleset. ”Mungkin nanti setelah Maret, dan itu pun tidak sampai 100 persen,” ujarnya.
Dari 11 kabupaten/kota di Maluku, Kabupaten Tanimbar menjadi yang tertinggi, yakni 66,92 persen atau 443 tenaga kesehatan sudah tuntas vaksinasinya. Selanjutnya disusul Kabupaten Seram Bagian Barat 75,91 persen atau 818 tenaga kesehatan, dan Kota Ambon 56,67 persen atau 2.170.
Sementara, kabupaten/kota dengan vaksinasi terendah sejauh ini adalah Kabupaten Maluku Barat Daya pada angka 14,57 persen atau 148 tenaga kesehatan, kemudian Kabupaten Buru, yakni 31,81 persen atau 384 tenaga kesehatan, dan Kabupaten Maluku Tengah 35,87 persen atau 755 tenaga kesehatan.
Adonia mengatakan, kondisi geografis pulau-pulau menjadi kendala lambatnya vaksinasi di sejumlah daerah. ”Sekarang ini di beberapa tempat masih gelombang tinggi. Ada banyak puskmesmas yang belum sama sekali menggelar vaksinasi,” ujarnya.
Andre Kurnaiwan, juru bicara Satuan Tugas Penangan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Tanimbar, mengatakan, vaksinasi di daerah itu akan tuntas sebelum akhir Maret. ”Mungkin yang tersisa adalah mereka yang secara medis harus ditunda atau yang tidak diperbolehkan,” ucapnya. Sejauh ini, mereka yang ditunda 240 orang.
Di saat vaksinasi belum berjalan optimal, jumlah kasus Covid-19 di Maluku pun terus meningkat. Hingga Minggu petang, jumlah kasus mencapai 6.992 dengan pasien yang masih dirawat 686 orang dan meninggal 105 orang. Kasus tersebut terdata dari semua kabupaten/kota.