Dua Kabupaten di NTT Masih Kekurangan Vaksin untuk Tenaga Kesehatan
Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur masih kekurangan vaksin Covid-19 Sinovac untuk tenaga kesehatan. Vaksinasi nakes tahap pertama pun belum tuntas saat vaksinasi tahap kedua dimulai.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
WAINGAPU, KOMPAS — Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur masih kekurangan vaksin Covid-19 Sinovac untuk tenaga kesehatan. Vaksinasi tenaga kesehatan tahap pertama belum rampung di kabupaten itu. Namun, vaksinasi tahap kedua sudah dimulai di semua kabupaten.
Anggota DPRD Sumba Timur, Pdt Josua Maujawa, dihubungi di Waingapu, Sabtu (27/2/2021), mengatakan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Sumba Timur sekitar 1.900 orang. Adapun vaksin yang dikirim Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 2.400 ampul untuk dua kali vaksinasi. Sementara jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk dua kali vaksinasi sebanyak 3.800 ampul.
”Dengan demikian, vaksin yang masih dibutuhkan untuk nakes tahap pertama dan kedua sebanyak 1.400 ampul. Kekurangan ini mestinya diminta ke pemprov, tetapi pihak Dinas Kesehatan Sumba Timur ingin memberikan vaksin kepada nakes secara acak untuk menghabiskan 2.400 ampul vaksin itu. Sistem acak ini bisa sangat subyektif, sesuai keinginan orang dinas kesehatan,” tutur Josua.
Semestinya vaksinasi itu diberikan kepada nakes yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas dengan kategori zona merah Covid-19. Mereka harus mendapat prioritas vaksinasi, bukan nakes yang ditunjuk dinas kesehatan.
Ia mengatakan, data nakes Sumba Timur mestinya juga cocok dengan data di provinsi. ”Saya khawatir dengan data pekerja publik yang akan divaksin nanti, pasti lebih rumit lagi, dan bakal banyak yang tidak tervaksin,” ucap Josua.
Adanya kekurangan itu sangat disayangkan.
Sementara di Sikka, Juru Bicara Satgas Covid-19 Bidang Kesehatan Kabupaten Sikka dr Clara Francis mengatakan, pada vaksinasi tahap pertama telah dilakukan vaksinasi terhadap 2.471 nakes dan 10 tokoh publik.
Namun, sebanyak 548 nakes di Sikka belum divaksinasi karena keterbatasan vaksin. Padahal, mereka sudah terdaftar dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan. Adanya kekurangan itu, lanjut Clara, sangat disayangkan.
Dinas Kesehatan Sikka sudah mengajukan penambahan vaksin sebanyak 1.100 dosis ke Dinas Kesehatan NTT untuk semua nakes, termasuk nakes usia lanjut yang sampai hari ini masih aktif melayani pasien. Jumlah itu untuk melengkapi kekurangan vaksin pada vaksinasi tahap pertama.
Saat ini Sikka melakukan penyuntikan vaksin tahap kedua bagi 2.471 nakes, termasuk 10 tokoh publik. Vaksinasi tahap kedua yang dimulai Sabtu (20/2/2021) sudah mencapai 1.137 nakes. Pemberian vaksin masih berlanjut.
Dari Manggarai Barat, Sekretaris Kabupaten Manggarai Barat Ismael Surdi mengatakan, vaksin untuk tenaga kesehatan di Manggarai Barat tidak ada masalah. Jumlah vaksin yang dikirim untuk nakes sebanyak 1.575 ampul untuk tahap pertama dan tahap kedua. Pemberian vaksin pun hampir selesai.
Namun, vaksin untuk penduduk lanjut usia (lansia), TNI/Polri, PNS, termasuk guru, pedagang pasar, pekerja sosial, dan pekerja media belum tiba di Manggarai Barat. Jumlah sasaran penerima vaksin dari kelompok ini sebanyak 32.000 orang untuk dua kali vaksin.
Wakil Ketua DPRD NTT Inche Sayuna mengatakan, sebenarnya sudah jauh-jauh hari Pemprov NTT diingatkan agar mendata jumlah nakes dan warga umum penerima vaksin secara akurat, dan dicocokkan dengan jumlah vaksin yang harus didistribusikan ke kabupaten/kota. Soal data ini sering tidak cocok antara satu instansi dan instansi yang lain sehingga perlu saling koordinasi dan mencocokkan data.
”NTT ini daerah kepulauan. Banyak nakes tersebar di pulau-pulau dan kecamatan terpencil melayani masyarakat. Meski demikian, komunikasi melalui ponsel tidak sulit sehingga ketidakcocokan data itu mestinya tidak boleh terjadi,” kata Inche.
Data capaian vaksinasi nakes per 23 Februari 2021 yang diterima Kompas dari Sekretaris Satgas Covid-19 NTT menunjukkan sasaran vaksinasi adalah 32.221 nakes. Vaksinasi tahap pertama sudah dilakukan terhadap 28.041 orang dan tahap kedua 14.282 nakes.
Meski Sumba Timur masih kekurangan vaksin, data yang disampaikan Sekretaris Satgas Covid-19 NTT menunjukkan jumlah nakes 1.190 orang. Nakes yang sudah divaksin pada tahap pertama mencapai 1.204 orang dan vaksinasi tahap kedua mencapai 537 nakes. Jumlah nakes yang divaksin pada tahap pertama justru lebih banyak 14 nakes daripada jumlah nakes yang ada.
Jumlah nakes yang divaksin tahap pertama justru lebih banyak 14 nakes dari pada jumlah nakes yang ada.
Sementara di Kabupaten Sikka jumlah sasaran nakes yang divaksin mencapai 2.382. Dari jumlah itu, nakes yang sudah mendapat vaksin tahap pertama sebanyak 2.371 dan vaksin tahap kedua 1.137 nakes.
Kepala Dinas Kesehatan NTT dr Messe Ataupah mengatakan, koordinasi antara dinas kesehatan provinsi dan semua kabupaten/kota terkait data nakes, PNS, TNI/Polri, dan pekerja publik lain sudah dilakukan. ”Kalau ada sedikit perbedaan data antara provinsi dan kabupaten/kota, itu memang wajar. Tetapi ini sudah diatasi bersama,” ucapnya.
Messe mengatakan, kabupaten yang masih kekurangan vaksin sedang dalam proses penanganan. NTT sebagai provinsi kepulauan, dengan kondisi transportasi yang selalu bergantung pada cuaca di laut dan udara, tentu butuh waktu.
Direktur Yayasan ”Tukelakang” NTT Marianus Minggo menyebutkan, banyak bawahan di jajaran birokrasi pemerintah bekerja untuk menyenangkan atasan, bukan bekerja untuk melayani dan menyenangkan masyarakat. Dengan pemahaman ini, data yang dipublikasikan pun asal jadi, yang penting atasan senang.
”Ini dibuktikan dengan data yang amburadul antara pemprov dan kabupaten/kota soal jumlah nakes, PNS, dan pekerja publik. Kita harap, data untuk TNI/Polri lebih akurat karena mereka bekerja tertib dan disiplin,” kata Minggo.
Ia menyayangkan, provinsi lain sudah pada tahap vaksinasi bagi pedagang pasar, guru, wartawan, dan pekerja publik lain, sementara NTT masih berkutat pada vaksinasi nakes. Itu pun ada beberapa kabupaten yang masih kekurangan vaksin bagi nakes.