Sasaran Vaksinasi Tahap Dua di Kota Bandung 130.000 Orang, 92 Persen Lansia
Sejumlah 92 persen dari 130.000-an orang sasaran vaksinasi Covid-19 tahap dua di Kota Bandung, Jawa Barat, merupakan warga lansia. Mereka diprioritaskan menerima vaksin karena tingkat fatalitas kasusnya paling tinggi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Lebih kurang 130.000 orang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap dua di Kota Bandung, Jawa Barat. Sekitar 92 persen merupakan warga lanjut usia. Sementara sisanya petugas pelayanan publik dan sumber daya manusia bidang kesehatan yang terkendala disuntik vaksin pada tahap pertama.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, warga lansia menjadi prioritas dalam vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya, vaksinasi tahap pertama menyasar lebih kurang 24.000 SDM kesehatan.
”Data yang baru kami terima, (sasaran vaksin tahap dua) lebih kurang 120.000 lansia, 9.000-an pelayan publik, dan 8.000-an tenaga kesehatan yang tertunda divaksin,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (25/2/2021).
Rosye menuturkan, warga lansia menjadi kelompok paling rentan jika terpapar Covid-19. Berdasarkan kelompok usia, warga berumur di atas 80 tahun mempunyai tingkat fatalitas kasus (CFR) tertinggi. ”Dari 79 orang berusia di atas 80 tahun yang terpapar Covid-19, 17 orang di antaranya meninggal. CFR-nya 21,5 persen,” ujarnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan warga berusia 20-29 tahun. Dari 2.419 orang terkonfirmasi Covid-19, tiga orang meninggal. Jadi, CFR-nya jauh lebih rendah. Selain faktor usia, tingkat kematian juga dipengaruhi komorbid atau penyakit penyerta. Sekitar 66 persen pasien meninggal mengidap berbagai penyakit penyerta tidak menular.
Warga lansia menjadi kelompok paling rentan jika terpapar Covid-19. Berdasarkan kelompok usia, warga berumur di atas 80 tahun mempunyai tingkat fatalitas kasus (CFR) tertinggi.
Vaksinasi tahap dua juga ditujukan kepada petugas pelayanan publik, seperti TNI, Polri, guru, dan pedagang pasar. Selain itu, SDM kesehatan yang tertunda disuntik vaksin karena belum memenuhi syarat pada tahap satu.
Rosye menyebutkan, terdapat sejumlah syarat yang berubah bagi peserta vaksinasi. Jika di tahap satu syarat tekanan darah tidak boleh di atas 140/90, pada tahap dua menjadi di bawah 180/110.
”Ada 8.000-an nakes belum divaksin dan akan menjalaninya pada tahap dua. Itu karena terdapat perubahan syarat seiring penelitian yang dilakukan,” ucapnya. Akan tetapi, data tersebut masih sementara. Sebab, pendataan sepenuhnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
”Vaksinasi ditargetkan sampai pekan kedua Juni. Semuanya bertahap dan sesuai penentuan prioritas yang ditentukan oleh pemerintah pusat,” ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jabar mendistribusikan 127.070 vial atau sekitar 1,14 juta dosis vaksin Covid-19 ke 27 kabupaten/kota. Satu vial berisi sembilan dosis vaksin. ”Vaksin sudah sampai di Gudang Farmasi Provinsi Jabar. Pendistribusian ke 27 kabupaten/kota masih dilakukan,” kata Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian.
Marion mengatakan, rantai dingin menjadi fokus utama dalam proses pendistribusian. Vaksin dikirim menggunakan kendaraan berpendingin cold box atau vaccine carrier.
”Pengamanan dan distribusi sudah terkoordinasi dengan Polri serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang membantu pengiriman ke kabupaten/kota,” tuturnya.
Vaksinasi Covid-19 tahap dua di Jabar menyasar sekitar 6,6 juta orang. Rinciannya, 4,4 juta lansia dan 2,19 juta petugas pelayanan publik.