Perbaikan Rel Rampung, Perjalanan dari Jakarta Mulai Diberangkatkan Sore
Upaya percepatan perbaikan di jalur rel antara Stasiun Kedunggedeh hingga Stasiun Lemah Abang telah rampung Selasa (23/2/2021) siang. Perjalanan kereta api jarak jauh dari Jakarta bisa kembali dilakukan mulai sore ini.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Upaya percepatan perbaikan di jalur rel antara Stasiun Kedunggedeh dan Stasiun Lemah Abang telah rampung pada Selasa (23/2/2021) siang. Perjalanan kereta api jarak jauh dari Jakarta bisa kembali dilakukan mulai sore ini.
Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, dampak banjir yang menggenangi jalur rel tersebut memicu kerusakan di bagian bawah fondasi jalur rel karena lapisan batu balas tergerus arus air. Akibatnya, pada sejumlah titik terdapat bagian rel yang menggantung.
Perbaikan geometri jalan kereta api yang dilakukan adalah pengisian lapisan batu balas di bawah bantalan jalur rel dan pemadatan lapisan batu balas menggunakan alat berat di sepanjang lokasi yang terdampak banjir.
Hingga kini, perbaikan masih terus dilakukan. Ada sekitar tujuh kereta api untuk keberangkatan pagi hari dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir yang belum dapat dilayani perjalanannya.
Perbaikan jalur rel telah rampung pada siang ini sehingga perjalanan kereta api jarak jauh dengan jadwal keberangkatan sore dan malam bisa dilakukan. ”Ada delapan jadwal keberangkatan yang akan dilakukan mulai sore nanti,” kata Eva.
Banjir akibat luapan sejumlah sungai di Jawa Barat merendam ruas rel area Stasiun Kedunggedeh hingga Stasiun Lemah Abang Kilometer 55,100 - 53,600 pada Minggu (21/2/2021). Pada lokasi tersebut, banjir setinggi 150 sentimeter (cm) di atas kop rel dan merendam sejumlah rumah warga, serta area pertanian di Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Banjir di lokasi tersebut dipicu meluapnya beberapa sungai dan bendung di Jawa Barat, antara lain Sungai Citarum yang berhulu di Bandung, Sungai Cibeet (Bogor), Situ Kamojing (Karawang), Pupuk Kujang (Karawang), dan Bendung Walahar (Karawang).
Ada delapan jadwal keberangkatan yang akan dilakukan mulai sore nanti.
Luapan air tidak hanya membuat jalur rel tergenang, tetapi juga berdampak pada pondasi batu balas yang tergerus aliran deras banjir. Kondisi ini berdampak pada pembatalan seluruh jadwal perjalanan kereta dari Jakarta menuju sejumlah daerah, antara lain, Solo, Purwokerto, Bandung, Malang, dan Surabaya, Senin (22/2/2021).
Para penumpang dengan jadwal keberangkatan pagi tanggal 23 Februari 2021 dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir bisa melakukan pembatalan tiket hingga 30 hari ke depan. Pengembalian diberikan 100 persen harga tiket melalui loket pembatalan di stasiun.
Banjir tak hanya menerjang permukiman warga dan jalur rel, tetapi juga sempat melumpuhkan jalur pantura dan dalam kota penghubung Bekasi, Karawang, dan Subang. Hal tersebut memicu kemacetan di beberapa ruas jalan.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin menyebutkan, hingga kini, ada tujuh dari 30 kecamatan di Karawang yang masih terendam banjir. Tujuh Kecamatan itu meliputi Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Pakisjaya, dan Batujaya. Mayoritas berbatasan langsung dengan kabupaten di sesama Jabar, yakni Bekasi dan Subang.
Pantura Jabar merupakan bagian hilir sejumlah sungai besar yang melintasi kabupaten atau kota di Jabar, di antaranya Sungai Citarum dan Sungai Cibeet. Banjir akibat luapan sungai tidak hanya dipicu tingginya curah hujan, tetapi juga dipicu faktor pendangkalan di sejumlah lokasi aliran hilir sungai dan sampah yang menumpuk di sifon sungai.
Saat situasi normal, beberapa sungai dinormalisasi dan dikeruk. Upaya tersebut juga dilakukan saat situasi banjir untuk mengurangi potensi genangan bertahan lama, sehingga bisa surut lebih cepat.
Pada Januari-Februari 2020, BPBD Karawang mencatat, sebanyak 29 dari 30 kecamatan di Karawang terendam banjir akibat meluapnya sejumlah sungai.
Ketinggian air berkisar 10-180 sentimeter. Ada 14.925 orang mengungsi dan 22.364 rumah terdampak banjir. Kerugian akibat banjir Rp 2,739 miliar untuk sarana pendidikan serta Rp 1,185 miliar untuk kerusakan rumah dan sarana ibadah.