Produk Olahan Kelapa Sawit Kalsel Tembus Malaysia dan Ukraina
Produk olahan kelapa sawit dari Kalimantan Selatan berhasil menembus dua negara tujuan ekspor baru. Olahan kelapa sawit berupa minyak nabati mulai diekspor ke Malaysia dan Ukraina setelah diekspor ke enam negara lain.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Produk olahan kelapa sawit dari Kota Baru, Kalimantan Selatan, kembali memperkuat kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia. Pada tahun ini, produk olahan kelapa sawit berupa minyak nabati itu berhasil menembus dua negara tujuan ekspor baru, yakni Malaysia dan Ukraina.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Nur Hartanto menyampaikan, untuk pertama kalinya, Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Banjarmasin memfasilitasi ekspor sekitar 26.900 ton minyak kelapa sawit ke Malaysia dan Ukraina. Nilai ekspor produk olahan kelapa sawit ke dua negara tersebut Rp 386,86 miliar.
”Melalui serangkaian tindakan karantina pertanian, komoditas kami nyatakan telah sesuai aturan dan protokol ekspor negara tujuan dan siap diberangkatkan,” kata Hartanto melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Senin (22/2/2021).
Menurut dia, pejabat Karantina Pertanian di wilayah kerja Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu telah mengecek kondisi barang yang hendak diekspor. ”Setelah melakukan serangkaian karantina, komoditas dinyatakan sehat dan aman sehingga sertifikasi ekspor karantina atau phytosanitary certificate (PC) bisa diterbitkan,” ujarnya.
Berdasarkan data sistem perkarantinaan (IQFAST System) di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Banjarmasin, tercatat ekspor minyak nabati tersebut dilakukan PT Sime Darby Oils (SDO) Kotabaru. PT SDO, selaku pemilik komoditas, sepanjang tahun 2020 juga telah melakukan ekspor sebanyak 19 kali pengiriman dengan total nilai Rp 881,98 miliar ke enam negara tujuan, yaitu China, Vietnam, Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Turki.
”Secara keseluruhan ekspor komoditas minyak sawit Kalsel menunjukkan tren peningkatan yang signifikan,” kata Hartanto.
Sebagai perbandingan, hingga minggu kedua Februari 2021, sebanyak 26.900 ton minyak nabati telah diekspor ke dua negara. Sementara pada periode yang sama tahun 2020 hanya berhasil membukukan 24.000 ton. ”Untuk itu, kami optimistis kinerja ekspor pertanian Kalsel dapat mencapai 20 persen sesuai dengan skema target Gratieks yang telah ditetapkan,” tuturnya.
Untuk itu, kami optimistis kinerja ekspor pertanian Kalsel dapat mencapai 20 persen sesuai dengan skema target Gratieks yang telah ditetapkan.
Gratieks adalah Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor, program yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Gratieks menjadi upaya promosi dalam rangka meningkatkan ekspor produk pertanian. Gerakan ini mengakomodasi semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel, kelompok barang utama penyumbang ekspor terbesar Kalsel pada Januari 2021 masih kelompok bahan bakar mineral. Nilainya 402,44 juta dollar AS atau mengalami kenaikan 10,72 persen dibandingkan dengan ekspor pada periode Desember 2020.
Sementara itu, di urutan kedua adalah kelompok lemak dan minyak hewani atau nabati yang pada Januari 2021 menyumbang untuk ekspor Kalsel senilai 97,44 juta dollar AS. Dari total nilai ekspor Kalsel yang sebanyak 540,54 juta dollar AS pada Januari 2021, kontribusinya 18,03 persen.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengapreasi pencapaian penambahan negara tujuan ekspor baru bagi komoditas unggulan asal Kalsel. Sebagai bagian dari langkah strategis mendorong kinerja ekspor, Barantan bersama instansi terkait dan perwakilan di negara tujuan secara aktif melakukan diplomasi pertanian.
Terlebih dengan tidak populernya hambatan tarif pada perdagangan internasional saat ini, maka pemenuhan persyaratan teknis sanitasi (sanitary) dan fitosanitasi (phytosanitary) pada produk pertanian menjadi strategis.
”Harmonisasi aturan dan protokol ekspor pertanian menjadi fokus diplomasi. Harapannya, semakin banyak ragam komoditas pertanian Tanah Air yang dapat diterima di negara tujuan ekspor. Kami siap mengawal,” kata Jamil.