Banjir kembali terjadi di Kabupaten Jayapura akibat tingginya intensitas hujan. Masyarakat diimbau meningkatkan mitigasi bencana karena Kabupaten Jayapura sudah memasuki puncak musim hujan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Banjir kembali melanda Kabupaten Jayapura, Papua, tepatnya di Kampung Aurina, Distrik Airu, karena meluapnya Sungai Nawa. Pemerintah daerah setempat pun menetapkan status siaga darurat bencana karena tingginya curah hujan selama beberapa pekan terakhir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Cory Simbolon, saat dihubungi pada Senin (22/2/2021), memaparkan, ketinggian banjir di Distrik Airu mencapai 60-70 sentimeter. Jumlah warga yang terdampak sebanyak 70 keluarga sejumlah 244 orang.
Lokasi banjir dari Distrik Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 6-8 jam. "Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, tinggi air mencapai bagian perut orang dewasa. Penyebab banjir karena meluapnya Sungai Nawa akibat tingginya curah di Jayapura selama beberapa pekan terakhir," papar Cory.
Ia menuturkan, BPBD Jayapura segera mengirimkan bantuan bagi warga yang terdampak banjir di Airu. Warga memilih tetap bertahan walaupun rumahnya tergenang air. "Kami akan mengirimkan bantuan makanan, selimut, dan tempat tidur bagi para korban banjir. Mudah-mudahan distribusi bantuan ke lokasi berjalan lancar," ucap Cory.
Ia pun menyatakan, Pemkab Jayapura telah menetapkan status siaga darurat bencana. Tujuannya agar meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana banjir bandang akibat kiriman air dari wilayah hulu di pegunungan Cagar Alam Cycloop dan longsor.
Pada 16 Maret 2019, banjir bandang menerjang wilayah Sentani dan sekitarnya karena meluapnya sejumlah sungai pascahujan deras selama beberapa jam. Jumlah korban meninggal saat itu sebanyak 105 orang dan total kerugian akibat bencana mencapai Rp 506 miliar.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan pada 7 jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 sekolah, 115 rumah toko, dan 5 tempat ibadah. Selain itu, 291 rumah rusak berat, 209 rumah rusak sedang, dan 1.288 rumah rusak ringan.
"Terdapat 12 sungai yang rawan meluap karena kiriman air dari Cagar Alam Cycloop ketika terjadi hujan deras. Pada Minggu kemarin, salah satu sungai ini sempat meluap hingga menggenangi permukiman warga di Sentani. Namun, kejadian ini berlangsung tidak lama dan air telah surut," ungkapnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jayapura Lenny Pasulu menambahkan, pihaknya selama setahun terakhir telah melatih warga dan menyiapkan lokasi untuk evakuasi di sejumlah daerah rawan longsor dan banjir bandang, seperti Kemiri, Doyo, Tauladan, dan Pos Tujuh.
”Kami telah menyiapkan sebanyak 150 tenaga sukarelawan BPBD untuk membantu proses evakuasi warga ke tempat yang aman. Para sukarelawan adalah warga setempat yang mengetahui tanda alam akan terjadinya banjir dan lokasi yang aman untuk evakuasi warga,” ungkap Lenny.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Tato Agustinus memaparkan, ada potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah daerah di Papua pada 22-24 Februari. Daerah-daerah tersebut meliputi Kabupaten Waropen, Nabire, Sarmi, Mamberamo Raya, Keerom, Kabupaten Jayapura, dan Kota Jayapura.
Ia memaparkan, wilayah Papua yang berada pada Zona Musim (ZOM) 341, 339, dan 342 berada pada periode puncak musim hujan, yakni Kota Jayapura, Keerom, Kabupaten Jayapura, Sarmi, Tolikara, Waropen, Jayawijaya, dan Merauke. "Potensi kejadian hujan lebat akan mengalami peningkatan. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan akan potensi kejadian bencana hidrometeorologi," ujarnya.