Vaksinasi tidak melindungi sepenuhnya seseorang dari Covid-19, tetapi mengurangi keparahan akibat penyakit itu. Karena itu, meski telah menjalani vaksinasi, warga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
Reny Sri Ayu/Evy Rachmawati
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Eha Soemantri dinyatakan negatif Covid-19. Almarhum meninggal dikabarkan terkena penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru tersebut setelah mendapat dua kali suntikan vaksin Covid-19.
Menurut keterangan pihak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hasil tes usap terakhir, Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Eha Soemantri negatif Covid-19. Namun, pihak rumah sakit tak mau menyebut penyebab meninggalnya Eha.
”Pemeriksaan swab terakhir hasilnya negatif. Kalau soal diagnosis atau riwayat penyakit, itu adalah privacy pasien. Karena hasil pemeriksaan negatif, jenazah dibawa pulang keluarga,” kata Aulia Yamin dari Humas RS Wahidin Sudirohusodo, Minggu (21/2/2021).
Sebelumnya santer beredar kabar jika Direktur STIK Tamalatea dan pengurus Persakmi (Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat) Sulawesi Selatan ini dirawat akibat menderita Covid-19.
Informasi lain menyebut Eha dirawat selama delapan hari di RS Wahidin dan meninggal di ruang perawatan intensif Pusat Infeksi, RS Wahidin, Jumat (19/2/2021). Sebelum di Wahidin, Eha sempat dirawat di RS Pelamonia, Makassar.
Eha menjadi salah satu warga yang ikut memelopori vaksinasi di Sulsel. Dia menjalani vaksinasi pertama pada Kamis (14/1/2021) dan melanjutkan dengan vaksinasi kedua pada Kamis (28/1/2021).
Kematian Eha yang santer disebut akibat Covid-19 menimbulkan tanda tanya tentang vaksinasi yang sudah dilakukan. Namun, pihak rumah sakit menegaskan bahwa hasil tes terakhirnya negatif Covid-19.
Dua kali suntikan
Meski telah menjalani vaksinasi Covid-19 dua kali penyuntikan, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal itu disebabkan efikasi vaksin tidak mencapai 100 persen sehingga tetap berisiko terinfeksi dan menularkan penyakit itu kepada orang lain.
Menurut Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari, Minggu (21/2/2021), di Jakarta, efikasi vaksin Covid-19 tidak 100 persen sehingga masih ada kemungkinan tertular penyakit itu. Namun, vaksinasi bisa mengurangi risiko keparahan Covid-19 sehingga penderita hanya akan mengalami gejala ringan.
Masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak meski telah menjalani vaksinasi Covid-19.
Hasil akhir penyakit dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan antara daya tahan tubuh, keganasan virus, dan lingkungan. Dengan demikian, tidak hanya dari satu parameter yang memengaruhi kondisi pasien.
Oleh karena itu, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak meski telah menjalani vaksinasi Covid-19.
Selain itu, pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus Covid-19 disertai dengan pembatasan kegiatan masyarakat dan protokol kesehatan lainnya harus tetap dilakukan dengan konsisten. ”Kita tidak boleh lengah,” kata Hindra Satari.