Banjir Surut di Cirebon, Tempat Pengungsian Tetap Disiapkan
Meskipun banjir di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah surut, Pemkab Cirebon tetap menyiapkan tempat pengungsian. Masyarakat diminta waspada karena hujan deras masih berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak Kamis (18/2/2021) malam telah surut pada Jumat (19/2/2021) siang. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Cirebon tetap menyiapkan tempat pengungsian bagi korban banjir.
”Semua pengungsi sudah pulang. Namun, kami tetap menyiapkan tempat pengungsian di balai desa dan rumah penduduk yang tidak terdampak banjir,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan, Jumat, di Cirebon.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Cirebon pada Kamis sore memicu banjir di empat desa di dua kecamatan. Desa itu adalah Ciuyah, Mekarsari, dan Gunungsari (Kecamatan Waled) serta Kedungsana (Plumbon).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, banjir merendam 2.117 unit rumah dengan ketinggian 20 sentimeter hingga lebih dari 1 meter. Sebanyak 10 mushala dan tujuh sarana pendidikan juga terendam banjir.
Sebanyak 7.170 warga terdampak banjir dan 507 warga mengungsi. Mereka mengungsi di Balai Desa Gunungsari, Mekarsari, dan sejumlah rumah penduduk di Desa Ciuyah yang tidak tergenang.
Meskipun banjir berangsur surut, pihaknya tetap menyiagakan personel dan perlengkapan bagi pengungsi. Apalagi, hujan deras kerap terjadi pada sore hingga malam hari. ”Selimut dan bahan makanan sudah standby (siap) dan cukup,” ucap Alex.
Banjir di Waled berasal dari luapan Sungai Ciberes yang berhulu di Kabupaten Kuningan, Jabar. Ketika Kuningan diguyur hujan lebat, Waled terancam banjir.
Saluran minim
Minimnya saluran pembuangan juga kerap memicu banjir di daerah tersebut. Bendung Ambit di Waled belum mampu mencegah banjir karena tingginya sedimentasi di sekitarnya.
Banjir juga merendam 150 rumah di Desa Gebang Udik, Kecamatan Gebang, Jumat siang. Sebanyak 690 warga terdampak. Banjir disebabkan aliran Sungai Ciberes dan rob laut. Gebang merupakan wilayah pesisir, daerah hilir Sungai Ciberes.
Hujan deras diperkirakan hingga sepekan ke depan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Ahmad Faa Izyin meminta masyarakat di Cirebon dan sekitarnya tetap waspada terhadap potensi banjir. ”Hujan deras diperkirakan hingga sepekan ke depan,” ucapnya.
Ia mengingatkan, Februari menjadi puncak musim hujan dengan intensitas tinggi di atas 400 milimeter per bulan. Masyarakat diimbau mewaspadai bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.