Terkendala Tensi Tinggi dan Komorbid, 1.000 SDM Kesehatan di Bandung Raya Belum Divaksin
Sekitar 1.000 SDM kesehatan di Bandung Raya, Jawa Barat, belum disuntik vaksin Covid-19 akibat terkendala tensi tinggi dan mempunyai komorbid atau penyakit penyerta. Mereka kembali dijadwalkan menerima vaksin pada Maret.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sekitar 1.000 sumber daya manusia bidang kesehatan di Bandung Raya, Jawa Barat, belum mengikuti vaksinasi Covid-19 akibat terkendala tensi tinggi dan mempunyai komorbid atau penyakit penyerta. Mereka kembali dijadwalkan disuntik vaksin pada Maret mendatang.
Mereka semula diproyeksikan mengikuti Gebyar Vaksin Covid-19 secara masif di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Kota Bandung, Jawa Barat. Penyuntikan dosis pertama pada 3-4 Februari dan dosis kedua 17-18 Februari.
”Awalnya sekitar 3.300 SDM kesehatan yang mendaftar. Tetapi, karena terkendala tensi tinggi dan komorbid, pada hari pertama (mengikuti vaksinasi) hanya 800 orang dan hari kedua sekitar 1.400 orang,” ujar Koordinator Gebyar Vaksin Covid-19 yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Nina Susana Dewi, Rabu (17/2/2021).
Nina menuturkan, mayoritas komorbid adalah diabetes. Sementara syarat tekanan darah peserta vaksinasi tidak di atas 140/90.
”Nanti ada perluasan skrining untuk tensi tinggi dan ibu menyusui. Mungkin itu masuk (vaksinasi) di Maret,” ucapnya.
Yogi (21), peserta vaksinasi, mengatakan, dirinya tidak merasakan gejala berarti setelah disuntik vaksin. Ia berharap vaksinasi masif kepada SDM kesehatan segera rampung agar dapat dilanjutkan untuk sasaran selanjutnya, yaitu petugas pelayanan publik dan masyarakat.
”Dengan demikian, herd immunity (kekebalan kelompok) akan segera terbentuk sehingga pandemi Covid-19 lebih terkendali,” ujarnya.
Vaksinasi SDM kesehatan dosis pertama di Jabar mencapai 79,99 persen. Sementara vaksinasi dosis kedua masih 17,6 persen.
Meskipun telah divaksin, Yogi tetap diminta menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap sekitar 150.000 SDM kesehatan. Untuk mencapai target itu, vaksinasi masif dilakukan di semua kabupaten/kota.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jabar, hingga Sabtu (13/2), vaksinasi SDM kesehatan dosis pertama mencapai 79,99 persen. Sementara vaksinasi dosis kedua masih 17,6 persen.
”Target vaksinasi untuk SDM kesehatan ini selesai pada akhir Februari. Kemudian, sasaran beralih ke profesi lainnya,” ujar Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja.
Setiawan mendorong pemerintah kabupaten/kota di Jabar mengakselerasi vaksinasi bagi SDM kesehatan. Hal itu diperlukan agar vaksinasi tahap berikutnya tidak tertunda.
”Tahap berikutnya tentu (sasaran vaksinasi) lebih banyak. Tahap pertama SDM kesehatan, setelah itu untuk profesi pelayan publik, di antaranya TNI;Polri dan ASN (aparatur sipil negara),” tuturnya.
Pemprov Jabar memproyeksikan vaksinasi kepada 36,2 juta warga atau setara dengan 80 persen jumlah penduduk provinsi tersebut. Penyuntikan vaksin ditargetkan selesai dalam satu tahun.