Gelombang Empat Meter Intai Perairan Wakatobi, Pelayaran Diharapkan Waspada
Selama tiga hari ke depan, gelombang tinggi hingga empat meter berpotensi terjadi di perairan Wakatobi, Sultra. Pelaku pelayaran diharapkan mewaspadai meningkatnya aktivitas cuaca di wilayah ini.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Gelombang dengan ketinggian hingga empat meter berpotensi melanda perairan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, selama tiga hari ke depan. Hujan dan kecepatan angin tinggi juga berpeluang terjadi di waktu yang sama. Pelaku pelayaran diharapkan mewaspadai aktivitas cuaca yang meningkat di wilayah kepulauan ini.
Kepala Stasiun Maritim BMKG Kendari Sugeng Widarko menyampaikan, gelombang dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter berpotensi terjadi di wilayah Wakatobi hingga Baubau. Peringatan dini telah dikeluarkan dan disebarkan ke sejumlah instansi terkait.
”Potensi gelombang hingga empat meter ini berlaku hingga tiga hari ke depan. Dari data yang ada, puncak gelombang tinggi akan terjadi pada 20 Februari,” kata Sugeng, di Kendari, Rabu (17/2/2021). Potensi gelombang tinggi, tutur Sugeng, merupakan pengaruh dari angin barat.
Di wilayah Wakatobi, ia melanjutkan, cuaca lokal juga berpeluang menimbulkan awan kumulonimbus atau awan hujan. Tidak hanya itu, kecepatan angin bisa mencapai hingga 30 knot atau sekitar 60 kilometer per jam.
Gabungan kondisi cuaca seperti ini bisa menimbulkan gelombang yang semakin buruk. Hujan dan angin kencang akan menambah tinggi gelombang yang membahayakan pelayaran. Di wilayah selatan Indonesia juga terpantau penurunan massa udara sehingga aliran udara akan mengarah ke utara Australia.
”Oleh sebab itu, kami mengimbau agar aktivitas di perairan memperhatikan cuaca. Kita tentu tidak ingin terjadi kecelakaan dalam pelayaran. Beberapa hari lalu, kapal feri di Baubau juga terkena cuaca buruk, beruntung semua selamat,” kata Sugeng.
Arman Saleh, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Wanci, Wakatobi, mengatakan, pihaknya telah menerima informasi potensi gelombang tinggi dari BMKG hingga Kantor SAR Wakatobi. Informasi tersebut telah disampaikan ke seluruh wilayah kepulauan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan berlayar.
Menurut Arman, hingga Rabu siang, gelombang di perairan Wakatobi masih terpantau normal, meski cuaca sedang hujan. Pelayaran lokal baik dari pulau ke pulau maupun ke pulau di luar Wakatobi masih diperbolehkan. Hanya, pemantauan terhadap aktivitas cuaca terus dilakukan seiring adanya peningkatan aktivitas cuaca.
”Malah, kemarin, kami menunda semua pelayaran lokal akibat cuaca buruk. Hari ini tetap dibuka, tetapi dengan kewaspadaan tinggi. Menurut informasi nakhoda kapal, cuaca buruk hingga gelombang tinggi biasanya terjadi pada sore hingga malam hari,” kata Arman.
Sementara itu, hingga Rabu sore, pencarian seorang nelayan yang hilang di perairan Wakatobi masih terus berlangsung. Seorang nelayan, Jawalia (58), dilaporkan hilang di perairan Pulau Kaledupa sejak empat hari lalu setelah perahunya diterpa angin kencang dan gelombang tinggi saat mencari ikan.
Anggota staf Humas Kantor SAR Kendari, Wahyudi, mengatakan, sembilan personel Kantor SAR Wakatobi dibantu 12 warga melanjutkan pencarian pada hari keempat ini. ”Hingga Rabu sore, pencarian belum membuahkan hasil. Tim masih berada di lokasi untuk menyisir area pencarian,” kata Wahyudi.
Sejauh ini, ia melanjutkan, tinggi gelombang berkisar hingga 1,5 meter dengan kecepatan angin hingga 25 knot. Pencarian akan terus dilakukan dengan tetap memperhitungkan kondisi cuaca di lapangan yang cepat berubah.