Sejumlah rumah di Subang dan Karawang, Jawa Barat, kembali terendam banjir setelah dilanda hujan dalam durasi lama sehari sebelumnya. Banjir ini disebabkan luapan beberapa sungai yang dipicu sampah dan sedimentasi.
Oleh
melati mewangi
·2 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Sejumlah rumah di Subang dan Karawang, Jawa Barat, kembali terendam banjir setelah dilanda hujan lebat berdurasi panjang. Banjir ini disebabkan luapan beberapa sungai akibat sampah dan sedimentasi.
Hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama mengguyur wilayah itu, Senin (15/2/2021). Keesokan harinya, sungai-sungai meluap dan masuk ke permukiman warga Desa Pamanukan dan Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Subang. Seminggu lalu, daerah tersebut juga dilanda banjir dan surut pada Kamis (11/2/2021).
Pantauan pada Selasa sore, sampah plastik, kasur, pakaian, dan ranting pohon menumpuk di beberapa sudut di tepi jalan pantura dan mulut gang. Banjir dari Sungai Cigadung, anak Sungai Cipunagara, masih mengalir deras dan menggenangi ratusan rumah dengan ketinggian 30-70 sentimeter. Sejumlah warga mengungsi ke masjid, rumah saudara, dan bahkan kolong jembatan layang pantura Pamanukan.
Wahyu (27), warga Desa Mulyasari, mengatakan, banjir datang sekitar pukul 04.00. Ini merupakan banjir kedua pada tahun 2021 sehingga dia memilih mengungsi ke rumah saudaranya. Sesekali dia menengok ke rumah untuk mengetahui kondisi air sudah surut atau belum. Tahun lalu, banjir juga merendam rumahnya dan surut dalam waktu dua hari.
Di Karawang, banjir masih merendam dua kecamatan, yakni Rengasdengklok dan Telukjambe Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang mencatat, sebanyak 795 rumah terdampak. Ketinggian banjir beragam dengan kisaran 10-80 cm.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin mengatakan, banjir di Kecamatan Rengasdengklok disebabkan drainase sekunder yang tidak lancar. Sementara di Telukjambe Barat, banjir dipicu luapan Sungai Cibeet yang berhulu di Bogor. Adapun luapan tersebut juga dipicu pendangkalan di sepanjang aliran sungai dan sampah yang menumpuk di bagian sifon sungai.
Dalam kunjungan ke Subang dan Karawang, minggu lalu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebutkan, sejumlah proyek infrastruktur untuk mengatasi banjir yang terjadi di daerah pantura Jabar tengah dikerjakan. Meski belum sepenuhnya rampung, Kamil optimistis, proyek tersebut akan berpengaruh baik mengurangi potensi banjir.
Saat ini, Bendungan Sadawarna di Kecamatan Cibogo, Subang, masih dalam tahap pembangunan dengan progres 50 persen dan ditargetkan selesai akhir tahun 2022. Selain mengendalikan banjir, bendungan ini sekaligus untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kabupaten Subang dan Indramayu.
Bendungan lain yang akan dibangun berlokasi di Cipunagara (Subang) dan Cibeet (Bogor). Keduanya mendesak untuk dibangun karena diharapkan bisa mengurangi potensi banjir di Karawang, Subang, dan Bekasi.
”Mudah-mudahan dengan percepatan proyek-proyek infrastruktur air tahun 2021 hingga 2022, potensi banjir bisa terus berkurang,” ujar Kamil.