Warga Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, masih berjaga di perbatasan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, setelah tanaman pisang dan gubuk mereka dihancurkan kawanan gajah liar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Warga Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, masih berjaga di perbatasan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, setelah tanaman pisang dan gubuk mereka dihancurkan kawanan gajah liar. Setelah insiden tersebut, pemerintah berupaya merelokasi warga untuk keluar dari dalam kawasan hutan.
Camat Suoh Mandala Harto menuturkan, kawanan gajah liar merusak gubuk warga pada Kamis (11/2/2021). Selain merusak gubuk warga, gajah juga merobohkan tanaman pisang yang ditanam warga di dalam kawasan hutan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
”Saat ini, warga sudah tidak beraktivitas di dalam kawasan karena takut gajah liar kembali mengamuk,” ujar Mandala saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (15/2/2021).
Sejak empat hari terakhir, petugas bersama warga juga masih melakukan penjagaan dan blokade di wilayah perbatasan hutan. Warga memanfaatkan berbagai alat, seperti alat dentuman dan petasan, untuk menghalau gajah liar.
Menurut dia, warga telah membuka kawasan hutan itu menjadi kebun kopi sejak puluhan tahun lalu. Namun, sejak dua tahun terakhir, selain kopi, warga juga menanam pisang. Tanaman itu dipilih karena harga jualnya cukup baik dan waktu panen lebih cepat. Banyaknya tanaman pisang itulah yang diduga memicu kawanan gajah mendekat ke lokasi tersebut.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Ismanto mengatakan, petugas juga terus memantau pergerakan kawanan gajah liar yang berjumlah 12 ekor itu dengan GPS collar. Ketika gajah mendekati perbatasan, petugas bersama mitra terkait dan warga sekitar bersiap melakukan blokade agar gajah tidak keluar dari dalam kawasan hutan.
Saat ini, warga sudah tidak beraktivitas di dalam kawasan karena takut gajah liar kembali mengamuk. (Mandala Harto)
Berdasarkan peta sebaran posisi kelompok gajah liar yang dipantau melalui GPS, kawanan gajah itu masih bertahan di sekitar zona rimba TNBBS yang berdekatan dengan Kecamatan Suoh. Pergerakan gajah liar di sekitar kawasan itu terpantau sejak 1 Februari 2021. Kawanan gajah liar terlihat mendekati zona pemanfaatan yang banyak ditanami pisang dan kopi.
Penanganan konflik
Ismanto menjelaskan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk membahas penanganan konflik gajah-manusia yang terjadi di sekitar kawasan TNBBS. Pemerintah daerah diminta membantu relokasi warga untuk keluar dari dalam kawasan hutan dengan cara membangunkan gubuk di luar kawasan hutan.
Dia menambahkan, pihak TNBBS juga akan mengupayakan agar warga sekitar bermitra dengan pemerintah melalui skema kemitraan konservasi. Dengan begitu, warga tetap dalam pengelola kawasan hutan sekaligus membantu pemerintah dalam merehabilitasi hutan.
Menurut Ismanto, petugas TNBBS juga telah berupaya mengerahkan gajah jinak dari Taman Nasional Way Kambas untuk mengatasi konflik antara gajah dan manusia di sekitar kawasan TNBBS. Tiga ekor gajah jinak dikerahkan untuk berpatroli dan menghalau gajah liar sejak satu tahun terakhir.
Selain mencegah konflik, patroli gajah itu juga untuk mencegah masuknya perambah dan pemburu ke dalam kawasan hutan. Kegiatan patroli bersama gajah itu juga diselaraskan dengan kegiatan patroli jerat di dalam kawasan hutan.