Warga Kupang Belum Paham Bagaimana Isolasi Mandiri Pasien Covid-19
Masih banyak warga Kota Kupang belum paham bagaimana melakukan isolasi mandiri pasien Covid-19 di rumah. Jumlah kasus di NTT terus menanjak. Per 13 Februari 2021 terdapat 144 kasus baru.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Masih banyak warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang belum memahami bagaimana melakukan isolasi mandiri pasien Covid-19 di rumah sendiri. Akibatnya, jumlah kasus terus mengalami kenaikan karena protokol tidak dijalankan ketat.
Jumlah kasus di NTT terus beranjak naik. Per 13 Februari 2021 terdapat 144 kasus baru sehingga total kasus 7.402 pasien dengan angka kematian 195 orang. Kota Kupang masih menjadi penyumpang kasus terbesar dengan 94 kasus baru. Meski demikian, jumlah angka kesembuhan pasien Covid-19 meningkat dibandingkan dengan jumlah pasien yang masih dirawat atau karantina setelah keterlibatan langsung Pemerintah Provinsi NTT dan Kementerian Kesehatan menangani Covid-19.
Osio Ladila, salah seorang pasien Covid-19 yang telah sembuh, dalam diskusi daring yang digelar Forum Akademia Nusa Tenggara Timur (FAN) di Kupang, Sabtu (13/2/2021) pukul 21.00, menyebutkan, saat pertama kali dirinya dinyatakan terpapar Covid-19, petugas kesehatan di Kupang tidak melakukan penelusuran (tracing) terhadap orang-orang yang pernah berkontak erat dengan dirinya. Osio tidak pernah dimintai informasi soal mobilisasi dirinya sebelum hasil pemeriksaan spesimen dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) diumumkan bahwa ia positif Covid-19.
”Saya menjalani isolasi mandiri. Saya dan anggota keluarga tidak paham bagaimana isolasi mandiri itu. Pihak petugas kesehatan tidak memberi informasi soal bagaimana cara isolasi mandiri dilakukan, baik kepada saya sebagai pasien maupun seluruh anggota keluarga di rumah, mengenai apa saja yang boleh saya lakukan atau mereka lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan,” tutur Osio.
Akibatnya, jumlah kasus terus mengalami kenaikan karena protokol tidak dijalankan ketat.
Agus Nahak, warga RT 030 Kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang, menambahkan, akhir Januari 2021, ada tiga anggota keluarga meninggal akibat Covid-19. Mereka melakukan isolasi mandiri karena ruangan isolasi di 10 rumah sakit Kupang penuh pasien Covid-19. Dalam isolasi mandiri itu, pasien dan anggota keluarga tidak saling menerapkan protokol kesehatan ketat, juga ruang isolasi tidak memadai.
”Atas kasus ini, saya membentuk grup WA (Whatsapp) RT dengan 79 kepala keluarga untuk medium diskusi, saling berbagi informasi tentang Covid-19. Kami melakukan penyemprotan disinfektan yang bahannya kami buat sendiri dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat terhadap semua orang yang masuk-keluar RT,” kata Agus.
Petugas kesehatan tidak memberi informasi soal bagaimana cara isolasi mandiri, baik kepada saya sebagai pasien maupun seluruh anggota keluarga di rumah. (Osio Ladila)
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia NTT dr Hyron Fernandes mengatakan, ada pemahaman yang keliru soal kedaruratan medis yang berkaitan dengan orang yang sedang dirawat di rumah sakit dan kedaruratan kesehatan masyarakat terkait ancaman nyawa penduduk dalam penanganan Covid-19. Peningkatan kasus Covid-19 di NTT mestinya dilihat dari sisi kedaruratan kesehatan masyarakat karena mengancam populasi penduduk.
Namun, selama ini pemerintah daerah lebih sibuk mengatur kedaruratan medis, lalu lupa membangun pendekatan berbasis akar rumput. ”Kita sibuk mengepel lantai, tetapi lupa menutup atap bocor karena hujan virus,” kata Fernandes.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 NTT David Mandala menyebutkan, per 13 Februari 2021 terdapat tambahan 144 kasus baru sehingga total kasus di NTT mencapai 7.402 kasus. Kota Kupang menyumbang 94 kasus baru, Kabupaten Kupang 20 kasus, Sabu Raijua 14 kasus, Sikka 10 kasus, Flores Timur 2 kasus, dan empat kabupaten lain masing-masing menyumbang 1 kasus baru.
Lonjakan kasus di Kota Kupang masih terjadi karena proses penelusuran, pengetesan, dan perawatan (3T) yang melibatkan Pemprov NTT baru berlangsung dua pekan terakhir. Hasil 3T ini akan terlihat setelah tiga pekan kegiatan berlangsung.
Di sisi lain, kolaborasi Pemprov NTT dengan Pemerintah Kota Kupang dalam penanganan kasus Covid-19 sudah mulai terlihat dari peningkatan angka kesembuhan dibandingkan dengan jumlah pasien yang sedang dirawat atau isolasi mandiri. Sebelumnya, jumlah pasien sembuh selalu jauh di bawah total pasien yang dirawat atau karantina. Per 13 Februari 2021, angka kesembuhan telah melampaui jumlah pasien yang masih dalam perawatan atau isolasi mandiri.
Data per 13 Februari 2021 menyebutkan, total pasien sembuh sebanyak 4.169 orang, sedangkan pasien masih dirawat atau karantina 3.038 orang. Peningkatan kesembuhan ini terjadi setelah Pemprov NTT mengerahkan semua tenaga kesehatan dan sumber daya untuk terlibat langsung membantu Pemkot Kupang karena jumlah kasus semakin tak terbendung.
Pengadaan 300 tabung oksigen bagi 10 rumah sakit di Kota Kupang dan 1.500 tabung oksigen bagi puluhan rumah sakit lain yang tersebar di 21 kabupaten yang menangani pasien Covid-19 mendukung angka kesembuhan itu. Pengalihan pasien sakit berat yang sedang menjalani isolasi di rumah ke rumah sakit turut mendukung proses kesembuhan itu. Pengiriman ribuan tablet obat-obatan dan vitamin bagi pasien Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan dua pekan terakhir pun sangat membantu proses kesembuhan pasien.
Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, Polda NTT telah melibatkan 841 tenaga Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di seluruh polres dan melibatkan 68 tenaga kesehatan sebagai vaksinator dan pendukung. Mereka bergabung dengan puskesmas yang ada di NTT.
”Bapak Kapolda dan Danrem Wirasakti Kupang juga terlibat langsung dalam sosialisasi penggunaan masker dan hand sanitizer di pasar-pasar di Kota Kupang dalam satu pekan terakhir. Pedagang di pasar diingatkan agar tetap menerapkan protokol kesehatan jika tidak ingin terpapar Covid-19. Kesehatan itu segala-galanya sehingga perlu diperhatikan masyarakat,” kata Rishian.