Lahan perkebunan sawit warga di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali terbakar. Musim kemarau, lahan gambut dan sulitnya sumber air menjadi kendala dalam pemadaman kebakaran di lapangan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Lahan perkebunan sawit warga di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali terbakar. Para petugas masih berupaya memadamkan kebakaran yang terus meluas. Musim kemarau, lahan gambut, dan sulitnya sumber air menjadi kendala dalam pemadaman di lapangan.
Lokasi kebakaran berada di kebun sawit milik warga di Jorong Aia Maruok Lubuk Gadang, Nagari (Persiapan) Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Mutiara, Agam. Titik api baru ini berjarak sekitar 2 kilometer dari lokasi kebakaran lahan kebun sawit sebelumnya yang juga terjadi dalam pekan ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Syafrizal, Minggu (14/2/2021), mengatakan, kebakaran di titik baru ini dilaporkan pada Sabtu (13/2) pagi. Petugas langsung dikerahkan ke lapangan untuk memadamkan api.
”Kebakaran masih berlangsung. Sabtu kemarin baru terbakar seluas 2 hektar. Sekarang sudah mencapai sekitar 5 hektar,” kata Syafrizal, Minggu siang. Di lokasi sebelumnya, luas kebakaran mencapai sekitar 15 hektar dengan 5 hektar di antaranya masih berasap.
Syafrizal menjelaskan, cuaca panas dan angin kencang serta lahan gambut membuat kebakaran cepat meluas. Selain itu, minimnya sumber air di lokasi dan sulitnya akses ke lokasi menjadi kendala dalam upaya pemadaman api.
Menurut Syafrizal, petugas cuma bisa menggunakan mesin pompa air portabel di lapangan. Sementara itu, mobil pemadam kebakaran yang didatangkan dari Agam dan Padang Pariaman tidak bisa menjangkau lokasi karena ban mobil terperosok di lahan gambut.
”Kami tetap berupaya memadamkan dengan mesin portabel karena itu yang bisa kami gunakan. Kami mencoba menggalang api agar kebakaran tidak meluas,” ujar Syafrizal. Selain BPBD Agam, pihak yang terlibat dalam pemadaman adalah personel pemadam kebakaran, TNI, Polri, dan masyarakat.
Mobil pemadam kebakaran yang didatangkan dari Agam dan Padang Pariaman tidak bisa menjangkau lokasi karena ban mobil terperosok di lahan gambut.
Kata Syafrizal, asap kebakaran lahan ini, secara visual belum mengganggu aktivitas masyarakat. Pun masyarakat belum ada yang diungsikan. Lokasi kebakaran dari permukiman relatif jauh, sekitar 5 kilometer.
Syafrizal menambahkan, pihaknya belum tahu pemicu kebakaran dan dari mana sumber api, apakah ada faktor kesengajaan atau kelalaian. Sementara itu, kecil kemungkinan apabila api merambat dari lokasi kebakaran sebelumnya karena jaraknya relatif jauh, 2 kilometer.
BPBD Agam pun mengimbau pemilik lahan untuk tidak membakar hasil rambahan di kebun mereka. Cuaca ekstrem seperti saat ini, panas terik, dan angin kencang sangat mudah memicu kebakaran. Warga juga diminta tidak membuang puntung rokok di lokasi. Kalau ada titik api, warga diminta segera memadamkannya sebelum meluas.
Kepala Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Tanjung Mutiara Weri Ikhwan mengatakan, kebakaran di titik baru itu mulai diketahui pada Jumat (12/2/2021) malam. Pemilik lahan berupaya memadamkan api, tetapi tidak tertangani. ”Karena terus meluas, pemilik tidak sanggup memadamkan, akhirnya dilaporkan ke petugas, Sabtu pukul 08.00,” kata Weri.
Menurut Weri, kebakaran lahan kebun sawit ini belum sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Sekitar sebulan terakhir, lajut Weri, wilayah Tanjung Mutiara memang dilanda kemarau. Hujan jarang turun, kalaupun turun, sebentar saja pada pagi hari.
Sebelumnya pada Rabu (10/2/2021), Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Sakimin mengatakan, pada umumnya di wilayah Sumbar, hujan di bawah normal dan relatif lebih kering dibandingkan dengan biasanya. Dalam seminggu ini, cuaca berawan dan hujan ringan.
Ada kecenderungan wilayah bagian utara curah hujan relatif rendah dan kering karena pengaruh regional. Awan hujan banyak tersedot ke wilayah selatan, seperti Sumatera bagian selatan dan Jawa yang sedang mengalami hujan deras, akibat pergerakan massa udara ke selatan.
Karena secara umum wilayah Sumbar relatif kering, Sakimin mengimbau masyarakat tidak menghidupkan sembarangan atau membuang puntung rokok sembarangan, terutama di wilayah rawan kebakaran. ”Masyarakat harus hati-hati dengan potensi kebakaran,” ujarnya.