Momentum Kemunculan Wisata Kampung Pecinan Surabaya
Tahun baru Imlek 2572 Kongzili, Jumat (12/2/2021), dalam masa PPKM, bisa menjadi momentum bagi warga peranakan di Surabaya, Jawa Timur, untuk memunculkan Wisata Kampung Pecinan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tahun baru Imlek 2572 Kongzili, Jumat (12/2/2021), dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, bisa menjadi momentum bagi warga peranakan di Surabaya, Jawa Timur, memunculkan Wisata Kampung Pecinan.
Di Surabaya, setidaknya terdapat empat kampung pecinan atau yang mayoritas warganya peranakan Tionghoa. Keempat lokasi yang berada di bagian pusat agak ke utara dan sedikit ke timur di ibu kota Jatim ini ialah Kembang Jepun, Kapasan Dalam, Karet, dan Tambak Bayan.
Keberadaan kampung pecinan merupakan konsekuensi dari kebijakan segregasi pemukiman oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Tahun ini, perayaan Imlek berlangsung dalam masa PPKM berbasis mikro kurun waktu 9-22 Februari 2021. PPKM mikro di satuan Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo tingkat rukun warga (RW) ini bertujuan meredakan pandemi Covid-19 yang menyerang sejak 17 Maret 2020.
Karena Imlek jatuh dalam masa PPKM mikro, Pemerintah Kota Surabaya memutuskan untuk mengetatkan pengaturan mobilitas warga. Ini, antara lain, pelarangan perayaan secara terbuka dan pembatasan kunjungan ke tempat ibadah (kelenteng) bagi warga peranakan yang merayakan Imlek.
Meski merayakan Imlek dalam pembatasan, kalangan warga pecinan berusaha tetap bersyukur sekaligus berharap pandemi segera bisa diatasi, rezeki lancar, dan diberi kesehatan jiwa raga untuk umur panjang.
Menggerakkan ekonomi
Warga Kapasan Dalam, Kapasan, Simokerto, Surabaya, masih menghiasi kampung dengan berbagai ornamen Imlek, antara lain lampion dan naga-nagaan (liong) di enam gang dan rumah-rumah. Dinding gang-gang dihiasi mural yang sedap dipandang. Kampung menjadi area yang asyik untuk menjadi lokasi pemotretan dan swafoto.
Ketua RW 008 Kapasan Dalam Djaya Soetjianto mengatakan, warga ingin menyajikan suasana kehidupan masyarakat Tionghoa tempo dulu dan modern dengan segala budayanya. Di sini juga ada pagoda 15 meter yang tetap terpelihara. Warga juga menyediakan kuliner khas peranakan, yakni bakpao Ming, nasi campur Bang Boklan, lemper Kapasan, degan jeli Barongsai, jemblem Tritalicus, dan nasi campur Mama Eng.
”Di sini juga ada museum kungfu yang menyajikan sejarah para guru bela diri,” kata Djaya. Museum dilengkapi foto lawas, peralatan bela diri, dan narasi sejarah sejumlah jurus kungfu yang dikuasai oleh warga Kapasan Dalam era kolonial. Juga ada Kelenteng Boen Bio yang merupakan bangunan cagar budaya berusia ratusan tahun.
Donny Jung, warga Kapasan Dalam dan guru kungfu, menambahkan, ada Balai RW dari susunan kayu dan arsitektur khas peranakan yang di masa pandemi ini menjadi rumah sakit darurat. ”Kami amat menghormati pembatasan sehingga berinisiatif menghias rumah, meniadakan atraksi seni dan open house (gelar griya), serta membatasi pengunjung dengan penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Di sini juga ada museum kungfu yang menyajikan sejarah para guru bela diri. (Djaya Soetjianto)
RW 008 Kapasan Dalam juga merupakan Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo. Di sini pernah ada empat warga yang positif Covid-19, tetapi kemudian dapat teratasi dengan baik sehingga hingga kini belum ada kemunculan kasus baru.
Di Tambak Bayan, kalangan anak tetap melaksanakan kunjungan ke tetangga yang lebih tua demi mendapat angpao atau bingkisan uang dalam amplop merah. Adapun kunjungan antarwarga dewasa ditiadakan. Anak-anak tetap boleh melakukan kunjungan, tetapi tidak diperkenankan berkerumun, memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak dengan penghuni rumah yang dikunjungi.
”Agar mereka terhindar dari potensi penularan Covid-19 sekaligus membuat anak-anak gembira,” kata Suseno, pengurus RW 002 Tambak Bayan.
Di Tambak Bayan, kalangan warga juga berinisiatif menghiasi dinding rumah dengan mural atau lukisan guna memeriahkan Imlek 2021. Mereka meniadakan atraksi seni budaya tradisi karena sedang diberlakukan PPKM mikro.
Dibatasi
Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengapresiasi kerelaan warga yang merayakan Imlek dalam pembatasan. Kepatuhan dan kerelaan warga dalam melaksanakan kehidupan dalam pembatasan diharapkan berbuah positif, yakni pandemi mereda. Adapun PPKM mikro merupakan kelanjutan dari PPKM tingkat kabupaten/kota pada 11 Januari-8 Februari 2021. Sejak Januari itu, Surabaya termasuk dalam kabupaten/kota pelaksana PPKM.
Mengutip data laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, sampai dengan Jumat ini, wabah Covid-19 telah menjangkiti 121.299 warga Jatim. Mayoritas atau 107.344 orang berhasil sembuh. Sebanyak 8.467 orang meninggal. Yang masih dirawat 5.488 pasien di rumah sakit, RS lapangan atau darurat, gedung pemerintah, dan isolasi mandiri.
Di Surabaya, yang terjangkit 20.586 orang atau 16,9 persen se-Jatim. Yang berhasil sembuh 19.024 orang atau 17,7 persen se-Jatim. Kematian 1.307 jiwa atau 15,4 se-Jatim. Yang masih dirawat 255 orang atau 4,6 persen se-Jatim.