Meninggal karena Covid-19, Wali Kota Terpilih Binjai Diganti Wakilnya
Wali kota terpilih Kota Binjai, Juliadi, meninggal karena Covid-19. Juliadi menjadi wali kota terpilih kedua yang meninggal di Sumatera Utara. Sesuai mekanisme, posisinya akan digantikan wakil wali kota terpilih.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BINJAI, KOMPAS — Wali kota terpilih Kota Binjai, Juliadi, meninggal karena Covid-19. Juliadi menjadi wali kota terpilih kedua yang meninggal di Sumatera Utara. Sesuai mekanisme, posisinya akan digantikan wakil wali kota terpilih.
Pada Januari lalu, wali kota terpilih Pematang Siantar, Asner Silalahi, juga meninggal setelah dirawat karena Covid-19. Namun, Asner sudah dinyatakan negatif sebelum meninggal.
”Memang sudah dua wali kota terpilih yang meninggal di Sumut. Namun, kami kira ini tidak terkait langsung dengan pemilihan kepala daerah yang dilakukan di tengah pandemi,” kata komisioner Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, Benget Silitonga, Rabu (10/2/2021).
Juliadi yang berpasangan dengan Amir Hamzah merupakan wali kota terpilih di Binjai dengan perolehan suara 50,9 persen. Pasangan yang diusung Partai Golkar, PPP, dan Partai Demokrat itu mengalahkan dua pasangan lainnya, termasuk pasangan kuat yang merupakan istri Wali Kota Binjai Muhammad Idaham, yakni Lisa Andriani Lubis-Sapta Bangun, yang diusung Partai Hanura, Nasdem, PDI-P, dan PAN.
Benget mengatakan, KPU Kota Binjai melalui rapat pleno telah menetapkan pasangan Juliadi-Amir sebagai wali kota dan wakil wali kota terpilih. Surat keputusan KPU Kota Binjai pun telah diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai.
Mekanisme yang harus ditempuh jika wali kota terpilih meninggal sebelum dilantik sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. ”Menurut aturan tersebut, pelantikan sepenuhnya menjadi wewenang Kementerian Dalam Negeri karena pasangan calon sudah ditetapkan menjadi calon terpilih oleh KPU,” kata Benget.
Wakil wali kota terpilih kemungkinan akan tetap dilantik menjadi wakil wali kota tanpa berpasangan. Setelah itu, wakil wali kota tersebut akan dilantik kembali menjadi wali kota menggantikan kekosongan jabatan. Kursi wakil wali kota yang kosong pun akan diisi sesuai mekanisme.
Wakil wali kota tersebut akan dilantik kembali menjadi wali kota menggantikan kekosongan jabatan. (Benget Silitonga)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi mengatakan, Juliadi selama 11 hari belakangan dirawat di Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan dengan gejala berat. Juliadi pun mengembuskan napas terakhir pada Selasa pukul 22.44. Juliadi pun langsung dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Edwin mengatakan, kasus Covid-19 sejak awal tahun ini memang meningkat pesat di Kota Medan. Jumlah kasus positif Covid-19 di Medan pun kini mencapai 11.064 kasus. Sebanyak 9.468 di antaranya telah sembuh dan 387 meninggal dunia. Jumlah kasus positif dalam sehari terakhir pun bertambah 95 kasus. Tambahan kasus baru itu meningkat pesat dibanding awal Januari, yakni sekitar 50 kasus per hari.
”Upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan tes yang lebih masif, penelusuran kontak, dan isolasi semua kasus positif dengan lebih ketat. Kami juga meminta masyarakat berkontribusi dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat,” kata Edwin.
Sekretaris Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis mengatakan, peningkatan kasus baru terjadi di wilayah Sumut, khususnya di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, Pematang Siantar, dan Simalungun. “Di Sumut, jumlah kasus harian bertambah menjadi 175 kasus per hari,” kata Arsyad.
Tambahan kasus baru di Sumut pun bertambah dua kali lipat dibanding awal Januari. Warga, pelaku usaha, dan aparatur pemerintahan pun diminta untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.