Ribuan Warga Mengungsi akibat Banjir, Indramayu Tetapkan Tanggap Darurat
Banjir melanda 21 dari 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Banjir tidak hanya menghambat jalur pantai utara Indramayu, tetapi juga memaksa ribuan warga di Indramayu mengungsi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Banjir melanda 21 dari 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, hingga Senin (8/2/2021) malam. Banjir tidak hanya menghambat jalur pantai utara, tetapi juga memaksa ribuan warga mengungsi. Pemerintan Kabupaten Indramayu menetapkan status tanggap darurat hingga 17 Februari.
Hingga Senin malam, ketinggian air masih berkisar 20 sentimeter hingga 3 meter. Kondisi terparah terjadi di Desa Karangtumaritis, Kecamatan Haurgeulis, dan Kecamatan Terisi. Banjir yang terjadi di daerah itu sejak Minggu (7/2/2021) memaksa 4.400 warga mengungsi.
Daerah terdampak lainnya, seperti Lelea, Kertasemaya, Jatibarang, dan Sindang. Banjir juga sempat menghambat arus lalu lintas di jalur pantura Losarang dan Sukagumiwang.
”Kami masih mendata total rumah yang terendam. Diperkirakan 10.000 warga terdampak. Ribuan orang mengungsi,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Caya.
Banjir di Indramayu dipicu tingginya curah hujan yang membuat tiga sungai besar meluap. Sungai itu adalah Cipunegara di wilayah Haurgeulis, Cimanuk di Kertasemaya, dan Cipanas di Terisi.
Caya menampik informasi jebolnya tanggul Sungai Cipunegara dan tanggul Cimanuk. ”Selain curah hujan turun, tutupan lahan yang berkurang juga memicu banjir,” katanya.
Menurut Caya, Pemkab Indramayu telah menetapkan status tanggap darurat banjir hingga 17 Februari. Dengan begitu, dana penanganan banjir bisa menggunakan belanja tak terduga (BTT). Pihaknya masih mengkaji kebutuhan dana yang dibutuhkan.
Sejauh ini, pihaknya sudah menyiapkan selimut, tenda, dan bahan makanan pokok. Namun, menurut dia, penyintas masih membutuhkan makanan dan minuman siap saji. ”Kami berharap pihak swasta bisa ikut membantu,” katanya.
Terkait evakuasi warga, pihaknya terkendala minimnya perahu karet. Saat ini hanya tersedia 10 perahu. Padahal, kebutuhannya 20-30 perahu. ”Pemerintah Provinsi Jabar sedang mengirim perahu tambahan,” ujarnya.
Seorang korban yang dievakuasi dalam keadaan meninggal karena memang dalam keadaan sakit.
Kepala Badan SAR Nasional Bandung Deden Ridwansah mengatakan telah mengevakuasi 227 jiwa. Sebanyak 86orang berasal dari Terisi dan 140 warga lainnya dari Desa Karang Tumaritis, Haurgeulis. ”Seorang korban yang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia karena sakit,” katanya.
Deden mengatakan masih berupaya menyisir wilayah terdampak banjir dengan perahu karet untuk mengevakuasi korban lainnya. Sebagian korban sebelumnya mengungsi di dekat rel kereta api yang tempatnya lebih tinggi daripada permukiman warga.
Pihaknya mencatat, sekitar 4.400 warga terdampak banjir di Terisi dan Haurgeulis. Mereka mengungsi ke sejumlah masjid dan sekolah. Tim SAR gabungan hingga kini masih berupaya mengevakuasi korban lainnya.
Rendam jalan tol
Di Kabupaten Majalengka, banjir yang terjadi sejak Minggu membuat jalur pertigaan sekitar 300 meter dari Gerbang Tol Kertajati yang menuju Bandara Internasional Jabar Kertajati dan Kadipaten terendam banjir. Ketinggiannya berkisar 70-100 cm.
Akibatnya, GT Kertajati tidak bisa dilalui kendaraan kecil sejak Senin pukul 02.00. Theresia Dyah, Department Head Corporate Communication ASTRA Tol Cipali, mengatakan, GT Kertajati akan dibuka kembali jika banjir di jalur Kadipaten-Jatitujuh telah surut.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, mengatakan, hujan deras di Indramayu dan Majalengka masih berpotensi terjadi hingga Selasa (9/2/2021). Setelah itu, akan terjadi hujan sedang.
”Bulan Februari ini merupakan puncak musim hujan. Masyarakat perlu waspada dengan banjir, tanah longsor, dan angin kencang,” ungkapnya.