Tahura Djuanda Tutup Sementara Setelah Belasan Petugas Positif Covid-19
Sebanyak 19 dari 110 karyawan Tahura Ir H Djuanda, Bandung, terpapar Covid-19. Meski hampir semua petugas yang terpapar tidak berada di bagian pelayanan pengunjung, tahura tetap ditutup hingga 8 Februari 2021.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung, ditutup setelah 19 karyawan positif Covid-19. Meski sebagian besar petugas yang terpapar bukan dari bagian pelayanan yang bersinggungan langsung dengan pengunjung, sterilisasi kawasan tetap dilakukan.
Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda Lianda Lubis di Bandung, Sabtu (6/2/2021), mengatakan, petugas yang terpapar telah diisolasi di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat, Cimahi. Isolasi telah dilaksanakan sejak 3 Februari.
Selain itu, Lianda menjelaskan, pihaknya telah menutup pelayanan kunjungan Tahura Ir H Djuanda pada 3-8 Februari sebagai bentuk antisipasi persebaran Covid-19. Sebelumnya, 110 karyawan dan petugas yang bekerja di salah satu destinasi wisata di Bandung Raya ini melakukan tes usap pada 1 Februari 2021.
Menurut Lianda, pengetesan dilakukan dengan metode PCR karena akurasinya lebih tinggi. Apalagi, saat ini laju pandemi Covid-19 di Jabar, terutama Bandung Raya, tergolong tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hingga Sabtu (6/2/2021) pukul 16.30 terdapat 161.748 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jabar. Kota Bandung menjadi daerah dengan tingkat konfirmasi Covid-19 tinggi, hingga 10.648 jiwa.
Lianda mengklaim, karyawan terpapar Covid-19 bukan karena interaksi dengan pengunjung dan pegawai lainnya di kawasan Tahura. Alasannya, hanya dua dari 19 orang yang terpapar berada di bagian pelayanan. Sisanya merupakan petugas yang berjaga di hutan dan yang tidak bersinggungan dengan pengunjung.
”Kami beranggapan petugas terpapar Covid-19 di luar Tahura. Buktinya, saya dan beberapa tim yang biasanya menerima tamu di sini hasilnya negatif. Karyawan dari petugas loket juga tidak ada yang terdampak. Di sini, kami memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat,” ujar Lianda.
Penerapan protokol ini dilakukan dengan pembatasan kunjungan melalui pendaftaran daring. Selain itu, petugas dan pengunjung wajib menggunakan masker saat berkomunikasi dengan orang lain dan berada di bangunan tertutup.
”Penutupan tahura ini juga mengikuti pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Setelah itu, akan kami evaluasi lagi pembukaannya,” ucap Lianda.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Ema Sumarna mengatakan, pihaknya meningkatkan pengawasan di simpul-simpul keramaian seperti destinasi wisata hingga kafe dan restoran. ”Kami akan melaksanakan tes acak kepada pengunjung kafe dan restoran di Kota Bandung. Alatnya sedang disiapkan. Hal ini dilakukan karena masih banyak warga yang berkegiatan di luar rumah,” ujarnya.