Sosialisasi Massal Cegah Covid-19 Digelar di Banyumas
Sosialisasi massal digelar di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pemerintah daerah menurunkan 50 unit kendaraan dengan pelantang suara untuk mengingatkan warga menaati protokol kesehatan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar sosialisasi massal terkait pencegahan Covid-19 secara serentak menggunakan 50 unit kendaraan disertai pelantang suara. Sosialisasi digelar ke 331 desa dan kelurahan guna mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan serta mendukung gerakan ”Jateng di Rumah Saja”.
”Covid-19 itu belum berakhir, pandemi belum berakhir. Bahkan, pada Januari terjadi lonjakan yang sangat tinggi. Angka kematian di Banyumas masih tinggi. Total meninggal karena Covid-19 ada 356 orang,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Wahyu Budi Saptono, Kamis (4/2/2021), di Purwokerto.
Wahyu mengatakan, masyarakat mungkin sudah jenuh dengan kondisi seperti ini dan kadang-kadang lupa memakai masker. Selain itu, juga masih ada warga yang berkumpul-kumpul. ”Kita mengingatkan lagi untuk menerapkan 3 M, kalau ada warga bergejala diharapkan langsung berobat ke fasilitas kesehatan,” tuturnya.
Dari pantauan Kompas di Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, tim sosialisasi dari Perumda Tirta Satria yang terdiri dari lima orang berkeliling memakai satu unit mobil dengan pelantang suara di atasnya. Sosialisasi menggunakan bahasa panginyongan atau ngapak yang direkam dan diputar berulang-ulang.
Tim sosialisasi berhenti di sejumlah titik keramaian lalu turun membagikan masker dan air minum kepada warga. Mereka juga mengingatkan masyarakat untuk bermasker dengan baik dan benar.
Di lapangan masih ada sejumlah warga yang tidak bermasker. Hal itu sering kali dilakukan warga yang sedang merokok. Dari data, hingga kini di Banyumas tercatat sebanyak 4.882 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kirwan (56), pengemudi ojek motor di Pasar Cilongok, mengatakan, dirinya taat bermasker untuk menghindari penularan Covid-19. Dia berharap pandemi segera usai karena selama pandemi pemasukannya semakin sedikit. ”Dulu, sebelum pandemi, sehari bisa dapat uang Rp 60.000-Rp 70.000. Sekarang sehari kadang dapat Rp 25.000-Rp 30.000,” tutur Kirwan.
Untuk menekan penyebaran Covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencanangkan gerakan ”Jateng di Rumah Saja”. Ganjar, melalui Surat Edaran Bernomor 4435/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah, meminta gerakan ini digelar pada 6-7 Februari 2021.
Disebutkan bahwa gerakan itu dilaksanakan semua komponen masyarakat, kecuali unsur terkait sektor esensial seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi, teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik, dan kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai obyek vital nasional.
Atas hal itu, Bupati Banyumas Achmad Husein memperbolehkan pasar di Banyumas tetap dibuka, tetapi diawasi dengan ketat supaya tidak terjadi kerumunan. Adapun mal, pusat perbelanjaan modern, kafe, dan tempat wisata ditutup.