Potensi Bencana Hidrometeorologi di Karawang Masih Tinggi
Dalam empat hari terakhir, beberapa wilayah di Karawang diguyur hujan deras. Akibatnya, beberapa sungai meluap dan merendam rumah warga. Meski sebagian telah surut, warga diimbau tetap waspada dengan banjir susulan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Dalam empat hari terakhir, beberapa wilayah di Karawang, Jawa Barat, diguyur hujan deras. Akibatnya, beberapa sungai meluap dan merendam rumah warga. Meski sebagian telah surut, mereka diimbau tetap waspada dengan potensi banjir susulan.
Hingga Rabu (3/2/2021) sore, hujan lebat disertai angin kencang masih terjadi di Karawang. Sejak Sabtu (30/1), curah hujan tinggi terjadi hampir merata di wilayah pantura Jabar, yakni Purwakarta, Subang, dan Karawang.
Ketiga kabupaten ini merupakan hilir dari sejumlah sungai besar yang melintas di Jawa Barat, antara lain Sungai Cibeet, Cilamaya, Citarum, Cikaranggelam, dan Sungai Cipunagara. Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di hulu sungai tersebut turut memicu bencana banjir di bagian hilir.
Ada dua kecamatan terendam banjir, yakni Cilamaya Wetan dan Rengasdengklok. Beberapa hari yang lalu, banjir juga melanda kecamatan ini, tetapi di dusun atau desa yang berbeda.
Komandan Distrik Militer 0604/Karawang Letnan Kolonel (Inf) Medi Haryo Wibowo mengatakan, ketinggian banjir sekitar 30-45 sentimeter di Dusun Bojong Karya, Desa Rengasdengklok Selatan, Rengasdengklok. Jumlah yang terdampak sebanyak 200 rumah tangga. Mereka tidak mengungsi dan bertahan di rumah masing-masing.
Di Desa Rawagempol Wetan dan Rawagempol Kulon, Cilamaya Wetan, tinggi air yang merendam rumah warga berkisar 10-30 cm dan luas sawah yang terendam sekitar 6 hektar. Saat ini, kondisi air di Desa Rawagempol Wetan sudah surut.
”Kondisi air (di Rawagempol Kulon) stabil dengan ketinggian 10-30 cm. Air menggenangi pekarangan rumah atau belum masuk rumah warga,” kata Medi.
Medi mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan tanggap terhadap perubahan cuaca. Pihaknya juga terus memantau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait jika banjir kian meluas untuk menyiapkan tempat pengungsian.
Pada Minggu (31/1), banjir setinggi 5-20 cm merendam Sukamerta (Cilamaya Wetan) dan Rengasdengklok Selatan (Rengasdengklok). Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi. Tak hanya banjir, puting beliung juga menerjang sejumlah rumah di Desa Pangulah Utara dan Pucung, Kecamatan Kotabaru. Mayoritas atap rumah warga rusak, misalnya genteng berjatuhan atau asbes terbawa angin.
Tak hanya banjir, puting beliung juga menerjang sejumlah rumah di Desa Pangulah Utara dan Pucung, Kecamatan Kotabaru, Karawang.
Awal Januari 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang memetakan ada empat kecamatan yang rawan bencana hidrometeorologi, yakni Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek. Pada periode yang sama tahun lalu, daerah ini dilanda banjir.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin mengatakan, banjir yang terjadi di Karawang masih dipicu oleh luapan air dari beberapa sungai. Di tahun ini, curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa sungai di Kecamatan Cilamaya Wetan dan irigasi sekunder di Rengasdengklok meluap ke rumah warga. Potensi bencana hidrometerologi di Karawang perlu diwaspadai hingga Maret 2021.
Berdasarkan catatan Kompas, periode Januari hingga Februari 2020, ada 29 dari 30 kecamatan di Karawang yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cilamaya, Cidawolong, Citarum, Ciherang, dan Sungai Cikaranggelam. Ketinggian air berkisar 10-180 cm.
BPBD Karawang mencatat, sebanyak 14.925 orang mengungsi dan 22.364 rumah terdampak banjir. Kerugian akibat banjir mencapai Rp 2,739 miliar untuk sarana pendidikan serta Rp 1,185 miliar untuk kerusakan rumah dan sarana ibadah.