Curah Hujan Tinggi, Bencana Hidrometeorologi Terjang Keerom dan Jayapura
Bencana banjir serta longsor terjadi di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura, Papua, akibat tingginya curah hujan selama beberapa waktu terakhir. Tak ada korban jiwa dalam bencana alam di dua daerah ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Banjir dan longsor menerjang Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura di Provinsi Papua sejak Rabu (3/2/2021) dini hari. Bencana alam di dua daerah tersebut disebabkan tingginya curah hujan selama empat hari terakhir di Keerom.
Berdasarkan data dari Kepolisian Resor Keerom, lokasi yang terdampak banjir adalah Jalan Trans-Papua Arso-Swakarsa, daerah Arso II, Kampung Asyaman, daerah Arso Kota, Kampung Yanamaa, Kampung Wulukubun, dan Kampung Pitewi.
Total sebanyak 180 rumah tergenang air setinggi 50 hingga 70 sentimeter. Sebanyak 5 rumah berada di daerah Arso II, 48 rumah di Kampung Asyaman, 70 rumah di Kampung Yanamaa, 37 rumah di Kampung Wulukubun, dan sebanyak 20 rumah di Kampung Pitewi.
Adapun fasilitas publik di Keerom yang terdampak banjir terdiri dari dua tempat ibadah, kantor Polsubsektor Arso Timur, satu bangunan SMP, dan Markas Polres Keerom.
Kepala Kepolisian Resor Keerom Ajun Komisaris Besar Emile Reisitei Hartanto saat dihubungi mengatakan, banjir dipicu hujan deras di Keerom selama beberapa hari terakhir. Kondisi itu mengakibatkan sejumlah sungai meluap.
Emile menyatakan, hingga Rabu sore, pihaknya masih berupaya mengevakuasi warga yang rumahnya terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir di Keerom.
”Sungai yang meluap menggenangi jalan raya, rumah warga, dan bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah dan sekolah. Kami terus berpatroli untuk menyelamatkan warga di lokasi yang terdampak banjir,” tutur Emile.
Sekretaris Dewan Adat Kabupaten Keerom Laurens Borotian mengatakan, Sungai Tami dan sejumlah sungai kecil di Keerom meluap akibat hujan selama beberapa hari terakhir.
Ia berpendapat, masalah banjir sudah terjadi berulang kali ketika musim hujan tiba. Hal ini disebabkan gangguan pada daerah resapan air dan daerah aliran sungai. ”Diperlukan normalisasi sungai-sungai di Keerom. Sebab, kondisi badan sungai semakin sempit. Belum lagi banyak pembangunan rumah di area resapan air,” kata Laurens.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim ke Keerom untuk membantu BPBD setempat dalam proses evakuasi korban banjir.
”Kami masih mendata jumlah warga terdampak dalam banjir. Kami berharap warga dapat meningkatkan mitigasi bencana di tengah musim hujan yang melanda Papua,” tuturnya.
Longsor
Longsor melanda ruas jalan Dormena-Yongsu Spari, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Kondisi ini menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Kampung Dormena di Distrik Depapre dan Kampung Yongsu Spari di Distrik Ravenirara tertutup longsoran tanah.
Kapolsek Depapre Inspektur Satu Usriyanto mengatakan, terdapat delapan titik longsor di lokasi tersebut. Longsor juga dipicu curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir di Kabupaten Jayapura.
Usriyanto mengungkapkan, warga hanya bisa melewati lokasi yang terdampak longsor dengan berjalan kaki. Sementara warga lain menggunakan jalur laut menggunakan perahu motor.
”Kami sudah melaporkan bencana longsor ke Pemda Jayapura untuk segera ditindaklanjuti. Kami mengimbau warga lebih waspada selama musim hujan,” ucapnya.
Prakirawan cuaca Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Finnyalia Napitupulu, memaparkan, dari hasil pantauan di atmosfer, terjadi pola gangguan dengan adanya belokan angin di wilayah utara Papua dan pumpunan angin di sepanjang Teluk Cenderawasih. Hal ini menyebabkan periode hujan di Keerom, Jayapura, dan sekitarnya.
”Kami meminta warga di Keerom waspada dampak hujan deras, seperti banjir dan longsor. Diperkirakan, kondisi musim hujan terjadi hingga Maret mendatang,” tutur Finnyalia.