Lebih 50 Persen Tenaga Kesehatan di Kota Malang Sudah Divaksinasi
Vaksinasi tenaga kesehatan di Kota Malang, Jawa Timur, hingga saat ini terus berjalan. Setidaknya sudah lebih dari 50 persen tenaga kesehatan di Kota Malang menerima vaksin Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Vaksinasi tenaga kesehatan di Kota Malang, Jawa Timur, hingga saat ini terus berjalan. Setidaknya sudah lebih dari 50 persen tenaga kesehatan di Kota Malang menerima vaksin Covid-19.
”Hingga akhir Januari 2021, sudah ada 6.991 tenaga kesehatan di Kota Malang menerima vaksin, sekitar 57,94 persen. Semoga sisanya segera bisa divaksin,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Sri Winarni, Selasa (2/2/2021).
Di Kota Malang, ada 13.306 tenaga kesehatan yang terdata di basis data Kementerian Kesehatan. Mereka tersebar di 84 pusat layanan kesehatan di Kota Malang terdiri dari 16 puskesmas, 25 rumah sakit, dan 43 klinik.
”Dengan vaksinasi tenaga kesehatan ini, diharapkan tenaga kesehatan kita akan terlindungi dari paparan Covid-19 sehingga bisa memberikan layanan kesehatan pada masyarakat dengan lebih baik lagi,” kata Sri.
Setelah tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat, Sri mengatakan, secara bertahap masyarakat umum akan menerima vaksin yang sama. Ini agar herd immunity atau kekebalan kelompok masyarakat terhadap Covid-19 diharapkan tercapai.
Salah satu pusat layanan kesehatan yang melakukan vaksinasi pada tenaga kesehatannya adalah Klinik Universitas Brawijaya (UB). Vaksinasi dilakukan pada 1-2 Februari.
Direktur Klinik UB dr Fida Rahmayanti mengatakan, pengajuan layanan vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan UB sudah dilakukan sejak pertengahan Januari. Selama itu, UB sudah melakukan beberapa persiapan, seperti menyediakan ruangan khusus untuk vaksin, lemari pendingin khusus, hingga termometer. Selama itu, Klinik UB juga mendapat pendampingan dari Puskesmas Dinoyo, Kota Malang.
”Sebelum memvaksin orang lain, tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan harus divaksin terlebih dahulu. Itu sesuai arahan dari Puskesmas Dinoyo. Untuk di Klinik UB sendiri, vaksin diberikan oleh dokter dan perawat, serta teknisnya dibantu bidan,” kata Fida.
Sebelum disuntik, tenaga kesehatan dan karyawan akan mengikuti penapisan (screening) dasar meliputi saturasi oksigen, laju napas, tekanan darah, dan suhu tubuh. Tidak hanya itu, penerima vaksin juga harus menjawab pertanyaan lain meliputi kondisi kesehatan, riwayat penyakit penyerta, hingga observasi untuk memastikan kondisi fisik dengan baik.
Setelah divaksin, menurut Fida, tenaga kesehatan Klinik UB diharapkan bisa memvaksin tenaga lain, seperti dokter pribadi, analis kesehatan, serta apoteker yang telah terdaftar.
”Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan vaksinasi sebagai upaya melawan Covid-19. Meski begitu, harus diingat bahwa setelah menerima vaksin, bukan berarti bisa bebas seenaknya. Kita harus tetap memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan,” katanya.
Hingga Senin (1/2/2021), di Kota Malang masih terjadi penambahan kasus baru meski jumlahnya tidak sebanyak kasus sembuh baru. Data per Senin menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 sebanyak 5.506 kasus atau bertambah 57 kasus baru, 4.563 kasus sembuh atau bertambah 59 pasien sembuh, dan jumlah meninggal 482 kasus.
Sejak lima hari lalu, tepatnya mulai Kamis (28/1/2021), tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Malang turun menjadi 8,7 persen. Hal itu jauh dibandingkan dengan masa awal ketika Kota Malang diwajibkan menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah pusat.
Saat itu tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Malang 9,9 persen. Bahkan, hingga dua minggu pertama tahun 2021, sebanyak empat orang di Kota Malang meninggal akibat Covid-19 setiap harinya.
Namun, tingkat kematian akibat Covid-19 tersebut masih di atas tingkat kematian Jawa Timur dan nasional. Tingkat kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur adalah 6,9 persen, sedangkan nasional 2,7 persen.