Percepat Vaksinasi Tenaga Kesehatan, Vaksin untuk Sumbawa Dikirim
Nusa Tenggara Barat mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan setempat. Selain menambah kuota layanan vaksinasi, distribusi vaksin ke Pulau Sumbawa juga mulai dilakukan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan setempat. Selain menambah kuota layanan vaksinasi, distribusi vaksin ke Pulau Sumbawa juga mulai dilakukan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Kamis (28/1/2021), mengatakan, sesuai instruksi Kementerian Kesehatan, percepatan vaksinasi tenaga kesehatan harus dilakukan. Dengan begitu, vaksinasi untuk kelompok berikutnya, yaitu TNI dan kepolisian, pemberi pelayanan publik, hingga masyarakat, bisa segera dilakukan. ”Semoga tahun ini bisa selesai juga untuk masyarakat umum,” kata Fikri.
Upaya percepatan dilakukan dengan menambah kuota vaksinasi pada layanan kesehatan. Fikri mencontohkan, di RSUD Provinsi NTB, kuota vaksinasi yang semula 50 orang per hari ditambah menjadi 150-200 orang per hari.
Upaya percepatan lain adalah mulai mendistribusikan vaksin untuk kabupaten dan kota lain di NTB setelah Mataram dan Lombok Barat. Menurut Fikri, hari ini mereka sudah mendistribusikan sekitar 18.600 dosis vaksin ke kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa.
Fikri merinci, Sumbawa Barat mendapat 2.560 dosis, Sumbawa 6.400 dosis, Dompu 3.640 dosis, Kabupaten Bima 3.720 dosis, dan Kota Bima 2.280 dosis. Vaksin yang didistribusikan setiap kabupaten/kota untuk dua kali penyuntikan.
Hingga Kamis (28/1/2021), berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sudah 4.588 tenaga kesehatan di NTB yang telah divaksin. Seluruhnya berasal dari Kota Mataram dan Lombok Barat. Kedua wilayah itu merupakan yang pertama melaksanakan vaksinasi tenaga kesehatan di NTB.
Adapun total tenaga kesehatan di NTB yang masuk ke Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) mencapai 31.695 orang. Itu tersebar di sepuluh kabupaten/kota di NTB.
Adapun pencanangan vaksinasi tahap kedua di NTB dilakukan di Aula Rinjani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Kamis. Para penerima vaksin adalah mereka yang sebelumnya menjadi penerima perdana pada Kamis (14/1/2021) lalu.
Selain Gubernur NTB Zulkieflimansyah serta wakilnya, Sitti Rohmi Djalillah, vaksin juga diberikan kepada anggota forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), perwakilan organisasi profesi (kesehatan), tokoh masyarakat, organisasi perangkat daerah di Provinsi NTB, serta perwakilan milenial.
Upaya percepatan dilakukan dengan menambah kuota vaksinasi pada layanan kesehatan. Di RSUD Provinsi NTB, misalnya, kuota vaksinasi yang semula 50 orang per hari ditambah menjadi 150-200 orang per hari.
”Ada sekitar 20 orang yang diundang. Dari yang ikut sebelumnya, hanya Komandan Resor Militer (yang sebelumnya divaksin) karena masih dirawat (terkonfirmasi Covid-19). Kondisi beliau sekarang semakin baik,” kata Fikri.
Pantauan Kompas, vaksinasi dimulai sekitar pukul 09.00. Secara bergiliran, semua penerima disuntikkan vaksin kedua. Setelah itu, mereka menunggu sekitar 30 menit untuk pemantauan keluhan.
”Setelah saya disuntik tahap pertama, biasa saja. Sekarang pun juga demikian. Ini memberikan semangat kepada mereka yang mau divaksin agar tidak takut dengan berita-berita yang sesat,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah seusai divaksin.
Hal serupa juga disampaikan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah. Menurut dia, tidak ada keluhan apa pun yang dirasakan hingga vaksin kedua.
”Saya mengimbau seluruh masyarakat NTB untuk menyukseskan vaksinasi. Ini cara kita menghambat penularan Covid-19. Jangan percaya hoaks. Saat tiba giliran divaksin, mari beramai-ramai agar imunitas lebih baik sehingga menahan laju penyebaran,” kata Rohmi.
Selain itu, kata Zulkieflimansyah, meski telah divaksinasi, bukan berarti masyarakat bisa abai terhadap protokol kesehatan. Semua pihak harus disiplin untuk tetap memakai masker, mencuci tangan memakai sabun pada air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi.
”Setelah divaksin, bukan berarti kita abai seakan-akan sudah merdeka. Tetapi betul-betul menjalankan protokol kesehatan,” kata Zulkieflimansyah.
Fikri menambahkan, sejauh ini, vaksinasi tenaga kesehatan di NTB berjalan aman dan lancar. Berdasarkan pengamatan mereka, hanya ada gejala ringan yang dirasakan, seperti pegal hingga mengantuk.
”Tidak ada kendala signifikan sampai saat ini. Soal data di sistem, Kementerian Kesehatan sudah memberikan kelonggaran, yakni asalkan sudah masuk datanya dan saat datang ke fasilitas kesehatan membawa identitas bisa divaksin,” kata Fikri.