Aktivitas Vulkanik Meningkat, Pengungsi Merapi di Magelang Tetap Pulang
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terpantau meningkat. Namun, karena dinilai tidak mengancam kondisi desanya, warga Kabupaten Magelang yang semula mengungsi, bertekad kembali ke rumah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terpantau meningkat sejak Selasa hingga Rabu (26-27/1/2021). Kendati demikian, kondisi tersebut tidak menggoyahkan keinginan sebagian warga lereng Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk pulang ke rumah. Mereka berpedoman pada pemetaan terbaru risiko erupsi Merapi.
Suchini, salah seorang koordinator pengungsi asal Dusun Babadan 1, Desa Paten, mengatakan, peningkatan aktivitas Merapi belakangan ini tidak membuat warga membatalkan rencana mereka untuk kembali ke rumah, pekan depan.
”Berpegang pada informasi yang disampaikan BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi), kami yakin bahwa rumah kami akan aman dari ancaman bahaya erupsi,” ujar Suchini, Rabu (27/1/2020).
Pada Selasa (26/1/2021) malam, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan 11 kali awan panas. Rangkaian awan panas tersebut terjadi mulai pukul 18.26, dan baru berakhir menjelang tengah malam, sekitar pukul 23.29. Berlanjut pada Rabu (27/1/2021), Gunung Merapi kembali menyemburkan 36 kali awan panas, selama rentang waktu pukul 06.00 hingga pukul 14.00.
Kendati demikian, Suchini tetap merasa aman karena Desa Paten tidak lagi termasuk daerah berisiko terdampak erupsi Merapi. Seperti diberitakan sebelumnya, BPPTKG telah mengeluarkan rekomendasi terbaru, di mana potensi bahaya erupsi Merapi yang semula ke arah barat laut, kini berubah ke arah selatan-barat daya, yang meliputi wilayah Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih, sejauh lima kilometer dari puncak. Potensi erupsi cenderung efusif, dan apabila terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik menjangkau area 3 kilometer dari puncak.
Sementara itu, Wahyudi, salah seorang koordinator pengungsi asal Dusun Babadan II, Desa Paten, mengatakan, warga masih akan terus memantau aktivitas vulkanik hingga akhir Januari 2021.
”Jika hingga 31 Januari tidak ada peningkatan status dan desa kami tetap tidak terpetakan sebagai daerah bahaya terdampak erupsi, kami pun tetap akan memutuskan pulang,” ujarnya.
Pada Rabu (26/1/2021), jumlah pengungsi dari lereng Merapi di Kabupaten Magelang, yang semula mencapai lebih dari 600 orang, tinggal tersisa sebanyak 319 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 54 orang di antaranya adalah pengungsi asal Dusun Babadan II dan 265 orang lainnya adalah pengungsi asal Dusun Babadan I.
Warga dari dua dusun tersebut mengungsi di dua lokasi berbeda di Kecamatan Mertoyudan, yaitu di Balai Desa Mertoyudan dan Balai Desa Banyurojo. Warga dari dua dusun ini semula berencana bersama-sama meninggalkan pengungsian pada Senin (1/2/2021).
Kepulangan saat aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat, menurut Wahyudi, juga dinilai tidak akan membahayakan keselamatan karena warga masih terus waspada.
”Berada di rumah bukan berarti kami bersantai dan mengabaikan bahaya erupsi. Kami siap untuk terus memantau aktivitas vulkanik karena kami sadar saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga,” ujarnya.
Sementara itu, warga pengungsi yang sudah terlebih dahulu pulang ke rumah, menyatakan bahwa kondisi di desa cukup aman, dan sama sekali tidak terdampak oleh adanya semburan awan panas Gunung Merapi pada Selasa (26/1/2021) dan Rabu (27/1/2021).
Berada di rumah bukan berarti kami bersantai dan mengabaikan bahaya erupsi. (Wahyudi)
Ismail, kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, mengatakan, seluruh warga Desa Krinjing sama sekali tidak mendengar suara dan juga tidak merasakan getaran, yang biasanya muncul sebagai penanda terjadinya erupsi.
”Kami hanya sebatas melihat sedikit asap di atas puncak Gunung Merapi,” ujarnya. Saat terjadi semburan awan panas, Gunung Merapi sering kali terlihat tertutup kabut.
Dengan melihat kondisi tersebut, Ismail menyimpulkan bahwa kondisi saat ini masih terbilang aman sehingga warga tidak perlu kembali ke pengungsian.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Supranowo mengatakan, karena pemetaan daerah terdampak erupsi belum berubah dan tidak mengarah ke barat laut, hingga saat ini, pihaknya juga tidak menggerakkan warga yang sudah kembali ke rumah untuk kembali ke pengungsian.
Terkait hal ini, BPBD Kabupaten Magelang juga tidak bisa melarang pengungsi untuk kembali pulang ke rumahnya. ”Pada saat Gunung Merapi berstatus Siaga seperti sekarang, kami hanya meminta dan mengingatkan seluruh warga di lereng Gunung Merapi untuk tetap waspada terhadap bahaya erupsi,” ujarnya.