Bio Farma Produksi 4 Juta Dosis Vaksin, Siap Didistribusikan Bulan Depan
Bio Farma telah memproduksi 4 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproses dari bahan baku vaksin Sinovac. Vaksin itu akan dikirim ke BPOM untuk mendapatkan sertifikasi penjamin mutu agar siap didistribusikan bulan depan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — PT Bio Farma telah memproduksi 4 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproses dari bahan baku (bulk) vaksin Sinovac, China. Vaksin tersebut akan dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan lot release atau sertifikasi penjamin mutu agar siap didistribusikan pada Februari 2021.
Bio Farma menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac pada 12 Januari lalu. Bahan baku itu diolah menjadi vaksin jadi atau siap pakai sejak pertengahan Januari.
”Sudah 4 juta dosis vaksin selesai diproduksi. Status produk-produk tersebut sedang dalam tahap quality control yang akan dikirimkan ke BPOM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan. Diperkirakan sampai dengan Februari mendatang,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir melalui keterangan tertulis di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/1/2021).
Honesti menuturkan, vaksin dari proses produksi bahan baku itu akan melengkapi pasokan vaksin produk jadi dari Sinovac. Pihaknya telah menerima 3 juta dosis vaksin produk jadi dalam dua tahap pada Desember 2020.
Sejumlah 1,2 juta dosis vaksin jadi telah didistribusikan ke 34 provinsi. Sementara 1,8 juta dosis sisanya akan dikirimkan dalam pekan ini.
Honesti menjelaskan, kolaborasi antara pihaknya dan Sinovac melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi dan berbentuk bulk atau konsentrat vaksin. Bio Farma akan menerima 140 juta dosis bahan baku vaksin secara bertahap.
”Dari bahan baku ini akan diproses lebih lanjut di fasilitas fill and finish yang ada Bio Farma,” ujarnya.
Kolaborasi antara Bio Farma dan Sinovac melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi dan berbentuk bulk atau konsentrat vaksin. Bio Farma akan menerima 140 juta dosis bahan baku vaksin secara bertahap.
Dalam mendistribusikan vaksin, Bio Farma bersama PT Kimia Farma dan PT Indofarma akan mengoptimalkan 48 warehouse atau tempat penyimpanan di seluruh Indonesia. Pendistribusiannya menggunakan sistem digital yang dapat dipantau setiap waktu di pusat komando holding BUMN farmasi.
Indonesia menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap 181,5 juta penduduk sehingga membutuhkan 426 juta dosis vaksin. Pemerintah telah menetapkan jenis vaksin yang akan digunakan, yaitu produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac Biotech.
Namun, seluruh produksi vaksin tersebut harus melaporkan hasil uji klinis fase satu, dua, dan tiga untuk mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use of authorization/EUA). BPOM telah mengumumkan penggunaan darurat vaksin produksi Sinovac pada 11 Januari lalu.
Meskipun sudah mendapatkan izin penggunaan darurat, uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 produksi Sinovac di Bandung masih berjalan. Sebanyak 1.603 sukarelawan telah disuntik dua dosis vaksin atau plasebo (obat kosong). Sementara 17 sukarelawan tidak mengikuti penyuntikan kedua dengan berbagai alasan, di antaranya sudah pindah lokasi kerja dan tidak berada di Bandung saat jadwal penyuntikan.
”Dalam keadaan darurat, vaksin ini sudah bisa dipakai. Namun, penelitian tetap jalan terus,” ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil.
Vaksin ini belum mendapat izin edar. Uji klinis dijadwalkan rampung pada Mei 2021. Kesehatan sukarelawan tetap dipantau intensif.