Upaya sosialisasi, edukasi dan meyakinkan masyarakat terkait pentingnya vaksinasi terus dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sebanyak 22 tokoh kunci di Pontianak divaksin.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Upaya sosialisasi, edukasi dan meyakinkan masyarakat terkait pentingnya vaksinasi terus dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Upaya itu ditandai dengan divaksinnya 22 orang tokoh kunci Pontianak, Kamis (21/1/2021). Kegiatan serupa akan dilakukan ke tingkat kecamatan dan kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu, pada kegiatan “Vaksinasi Covid-19 bagi Role Model Kota Pontianak”, Kamis (21/1), menjelaskan, kegiatan tersebut dalam upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui peranan tokoh kunci untuk divaksin. Vaksinasi diberikan kepada perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, aparatur sipil negara, guru, komunitas, perwakilan gereja, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
“Dengan demikian jika nanti saat sasaran vaksin sudah masuk pada kelompok masyarakat luas, diharapkan tidak ada keraguan. Masyarakat diharapkan memahami, vaksinasi penting untuk mencegah dan mengendalikan Covid-19,” ujar Handanu.
Kegiatan serupa akan dilaksanakan di tempat lain, antara lain di tingkat kecamatan dan kelurahan. Vaksinasi di kecamatan dan keluarahan juga nanti akan menyertakan tokoh agama dan masyarakat di wilayah-wilayah setempat.
Salah satu yang divaksin pada Kamis pagi, yakni Kepala Kepolisian Resor Kota Pontianak Komisaris Besar Leo Joko Triwibowo. Kapolresta Pontianak menuturkan, tubuhnya dalam kondisi baik pasca divaksin. Ia berpesan kepada masyarakat agar tetap mendukung program pemerintah.
Sebab, vaksinasi merupakan niat baik pemerintah dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat. Apabila ada tambahan distribusi vaksin lagi diharapkan masyarakat tetap mendukung program tersebut. Apabila ada sebagian masyarakat yang mungkin menolak diharapkan tidak membuat hasutan.
Kegiatan serupa akan dilaksanakan di tempat lain, antara lain di tingkat kecamatan dan kelurahan. (Sidiq Handanu)
Pihak lainnya yang divaksin pada Kamis pagi adalah perwakilan jurnalis Pontianak, yakni Doris Pardede (34). Doris, menuturkan, ia sudah mendapat dukungan dari keluarganya untuk divaksin. Apalagi, sebagai jurnalis ia sering berjumpa dengan orang di lapangan. Vaksin tersebut sangat penting untuk melindungi dirinya.
Terkait vaksinasi terhadap tenaga kesehatan (nakes), Handanu mengatakan hingga bulan Februari, yang menjadi fokus vaksinasi adalah tenaga kesehatan. Sejak Kamis (14/1) hingga Rabu (20/1) nakes yang sudah divaksin di Pontianak mencapai 725 orang. Angka itu setara 15 persen dari sasaran.
Pihaknya menargetkan hingga akhir Januari semua nakes di Pontianak sudah selesai divaksin tahap pertama berjumlah 4.600 orang. Pada awal Februari hingga pertengahan, menyelesaikan vaksinasi nakes tahap kedua.
Kemudian, mulai pertengahan Februari vaksinasi bisa ke sasaran lain, yakni aparatur sipil negara, TNI-Polri dan guru. Selanjutnya mungkin tenaga pendidik, agar kegiatan pembelajaran juga mulai bergerak.
“Terkait kejadian ikutan pascavaksin, sejauh ini hanya kategori ringan, seperti pegal-pegal, ngantuk dan sedikit demam. Itu hal yang wajar,” ujar Handanu.
Sebelumnya sempat ternjadi kendala pendaftaran di aplikasi PeduliLindungi. Untuk mengatasi hal itu, mulai Kamis (21/1) aplikasi sms blast sudah tidak aktif lagi. Sekarang, nakes datang ke fasilitas kesehatan (faskes), memasukkan nomor induk kependudukan dan tercatat di aplikasi PCare yang terkoneksi dengan data sumber daya manusia kesehatan Kementerian Kesehatan. Dengan demikian vaksinasi bisa lebih cepat.
“Kami mendasarkan vaksinasi ini pada data yang ada di dalam sistem informasi sumber daya manusia kesehatan,” ujar Handanu.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menegaskan, kegiatan vaksinasi pada Kamis pagi adalah bentuk sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin merupakan salah satu upaya pengendalian keterpaparan penduduk dari Covid-19.
Namun, meskipun sudah ada yang divaksin bukan berarti penerapan protokol kesehatan bisa lengah. Protokol kesehatan perlu terus dijalankan sebagai kebiasaan sehari-hari.
Edi juga mengamati bahwa pihak yang sudah divaksin sejauh ini dalam kondisi baik.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, hingga Rabu (20/1) pukul 21.00 secara kumulatif terdapat 3.634 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 3.257 orang di antaranya sudah sembuh dan 28 orang di antaranya meninggal.