Penambahan Ruang Isolasi Covid-19 di RS Balikpapan Tak Bisa Ditawar
Lonjakan kasus aktif Covid-19 di Balikpapan akibat longgarnya disiplin protokol kesehatan baru terlihat setelah lima hari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Rumah sakit kewalahan menampung pasien.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Balikpapan, Kalimantan Timur, meningkat setelah lima hari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Kondisi itu menyebabkan rumah sakit kewalahan menampung pasien. Minimnya ruang perawatan di rumah sakit perlu solusi segera untuk menekan risiko kematian.
Data terakhir yang dirilis Satgas Covid-19 Balikpapan menyebutkan, terdapat 19,2 persen kasus aktif Covid-19 pada Selasa (20/1/2020). Angka itu meningkat dibandingkan sebelum 15 Januari 2021 yang berada pada kisaran 16 persen kasus aktif. Adapun kebijakan PPKM di Balikpapan dilakukan 15-29 Januari.
Peningkatan itu terjadi karena kasus harian selalu tinggi seminggu terakhir, yakni di atas angka 100 kasus positif baru. Bahkan, Selasa (19/1), penambahan kasus harian mencapai rekor baru, yakni 202 terkonfirmasi positif Covid-19.
”Banyaknya kasus terkonfirmasi positif yang mencapai 202 kasus, dalam analisis kami, ini kasus yang mendapat penularan satu minggu lalu sebelum pembatasan kegiatan masyarakat. Adapun hasil melaksanakan PPKM kita harapkan bisa berdampak pada penurunan kasus dalam dua minggu sejak diterapkan kebijakan ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, Rabu (20/1/2021).
Tingginya kasus dalam seminggu terakhir membuat semua rumah sakit rujukan kewalahan menerima pasien Covid-19 bergejala. Dari 37 tempat tidur ruang ICU di rumah sakit rujukan, hanya tersisa empat tempat tidur khusus anak. Adapun tempat tidur di ruang isolasi pasien Covid-19 di 11 rumah sakit hanya tersisa 36 tempat tidur.
Beberapa rumah sakit juga sampai harus menampung pasien di UGD karena jumlah pasien sembuh lebih sedikit dibandingkan jumlah pasien yang butuh perawatan. Di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, misalnya, sekitar 20 pasien mengantre di ruang UGD. Pada Selasa (19/1), tiga pasien sembuh dan tiga pasien di UGD baru bisa masuk ruang isolasi.
Dari 11 rumah sakit rujukan, hanya RSUD Kanujoso Djatiwibowo yang memungkinkan menambah ruangan isolasi. Itu baru bisa terwujud setidaknya bulan Februari mendatang. Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Edy Iskandar mengatakan, gedung radioterapi yang tengah dibangun sedang diajukan untuk ruang tambahan isolasi dengan 40 tempat tidur.
”Kami sedang ajukan ke Gubernur Kaltim untuk penambahan ruangan. Kami juga mengajukan penambahan jumlah perawat, termasuk bidan, sebanyak 60 orang. Targetnya, mereka kami kontrak selama setahun untuk menangani pasien Covid-19,” kata Edy ketika dihubungi.
Penambahan bidan diperlukan karena belakangan ini terdapat pasien Covid-19 yang juga ibu hamil. Edy mengatakan, setidaknya ada 5-10 pasien Covid-19 yang merupakan ibu hamil dan anak balita yang dirawat di rumah sakit yang ia pimpin.
Penambahan ruangan untuk merawat pasien bergejala dan kelompok rentan seperti wanita hamil mendesak dilakukan untuk mencegah kematian akibat lambatnya merawat pasien. Satgas Covid-19 Kaltim mencatat, 33 pasien meninggal setelah satu hari terkonfirmasi positif. Jumlah itu yang terbanyak dari total kematian akibat Covid-19 di Balikpapan, yakni 318 kasus.
Ketersediaan ruang perawatan yang memadai adalah bagian penting penanggulangan Covid-19. Ruang perawatan yang baik merupakan salah satu kriteria dalam 3T, yakni pelacakan (tracing), perawatan (treatment), dan pemeriksaan (testing). Pembatasan kegiatan yang dilakukan hingga 29 Februari mendatang tak akan berdampak banyak jika 3T ini tak berjalan optimal.
Dalam laporan langsung yang ditayangkan Kompas.id, Rabu (13/1/2021), inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana, mengatakan, cara yang lebih fundamental yang harus dilakukan pemerintah adalah 3T harus ditingkatkan secara merata dan memadai di Indonesia, dibarengi pembatasan sosial yang sangat ketat.
”3T tidak akan sukses jika pembatasan sosial tidak ketat. Harus diikuti 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), juga imunisasi untuk vaksin Covid-19,” kata Irma.