Menggedor Kesadaran Publik dan Pejabat NTT agar Taat Protokol Kesehatan
Vaksinasi Covid-19 perdana di NTT yang dimulai Kamis (14/1/2021) di komplek kantor gubernur. Acara ini tidak dihadiri Gubernur Laiskodat dan wakilnya karena keduanya terpapar Covid-19.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·6 menit baca
SUASANA di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur pada hajatan “besar” peluncuran perdana vaksin Covid-19 Sinovac, Kamis (14/1/2021) tidak seramai kegiatan-kegiatan resmi di pusat pemerintahan provinsi tersebut sebelumnya. Sepi yang menerpa kantor megah itu tak lain dampak pembatasan aktivitas aparatur sipil negara seiring pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat serta setelah Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi terpapar Covid-19.
Gubernur dan wakil gubernur seperti diberitakan di laman Kompas.id sebelumnya, diyakini terpapar virus korona jenis baru saat berkegiatan di Jakarta. Gubernur Laiskodat disebut dalam kondisi sehat tetapi tetap menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Sementara wagub yang sempat menemani gubernur di Jakarta kini telah pulang dan menjalani isolasi mandiri di Kupang. Keduanya otomatis tidak dapat menghadiri vaksinasi Covid-19 perdana di provinsinya.
Kamis pagi itu, satu per satu pejabat Pemprov NTT mendatangi halaman depan Kantor Sasando. Tidak ada senyum sumringah dan saling tanduk hidung (cium hidung), adat setempat yang sebelum korona menyerang masih biasa dipraktikkan antarpejabat dan aparatur sipil negara di sana. Dentuman musik dan ja’i pun tidak berkumandang lagi.
Virus seperti punya naluri “membunuh”. Ia menyerang siapa saja, termasuk yang menganggap enteng kemampuan virus korona jenis baru pemicu Covid-19 dan mengabaikan protokol kesehatan.
Jalan masuk halaman Kantor Gubernur terpajang sebuah spanduk bertuliskan, “Vaksinasi Itu Penting”. Samping kanan jalan masuk itu, dibangun tujuh unit tenda payung. Empat tenda untuk empat tahapan vaksinasi, dan tiga tenda untuk tempat duduk para pejabat dan tamu undangan. Suhu udara cukup menyengat. Abdul salah satu petugas Satgas Covid-19 terus berteriak di sekitar area kegiatan. “Wartawan jaga jarak. Jangan berdempetan,”katanya.
Setidaknya ada 15 pejabat tingkat provinsi diberi vaksin perdana, minus gubernur dan wakil gubernur. Sekretaris Daerah NTT Benedictus Polo Maing memimpin kegiatan vaksinasi itu, sekaligus mengendalikan semua kegiatan Kantor Gubernur. Dalam kegiatan vaksinasi, Polo Maing dibantu Kadis Kesehatan dr Messerasih Ataupah.
Seperti halnya yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan pemimpin di daerah lain di Indonesia, vaksin diterima para pemangku kebijakan ini sebagai upaya meyakinkan publik bahwa vaksin Sinovac aman serta halal. Selanjutnya, vaksin akan diberikan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu yang akan dibagi dalam beberapa tahap penyuntikan.
Di sela seremoni vaksinasi, terlihat kelengangan dalam ruangan kantor gubernur. Dua petugas resepsionis, yang juga berperan sebagai tenaga keamanan memantau orang masuk keluar pintu utama kantor. Ada beberapa ASN duduk sembari menunggui acara vaksinasi. Mereka mungkin saja waspada karena orang nomor satu dan nomor dua di NTT saja kini terserang virus korona baru.
Virus itu terbukti tidak pandang pilih siapa pun dan tidak bisa diusir dengan suara lantang jenis apa pun. Virus seperti punya naluri “membunuh”. Ia menyerang siapa saja, termasuk yang menganggap enteng kemampuan virus korona jenis baru pemicu Covid-19 dan mengabaikan protokol kesehatan.
IRM (43) salah satu staf ASN di kantor gubernur mengatakan, kantor besar dengan lebih dari 3.000 karyawan itu kini seperti kehilangan nyawa akibat adanya pembatasan kegiatan.
Sementara, semua keputusan menyangkut penanggulangan Covid-19 yang terus meluas di setiap kabupaten/kota di NTT tetap butuh dukungan serta keputusan langsung gubernur dan wakil gubernur. Tidak heran jika merebak kekhawatiran dari 19 kabupaten di NTT yang belum memiliki jadwal vaksinasi. Diharapkan, segera ada kepastian informasi jadwal pemberian vaksin di luar Kupang.
Sulit taati protokol kesehatan
Meskipun bisa dikatakan dalam kondisi genting, protokol kesehatan di NTT masih belum dapat dikatakan telah dilakukan secara ketat. Pada Maret-April 2020, memang sempat muncul kepedulian. Petugas ASN memeriksa suhu tubuh pengunjung, dan ada pemasangan bilik disinfektan, bantuan dari Politeknik Negeri Kupang di pintu masuk kantor. Juga ada penempatan tempat cuci tangan di pintu masuk, tetapi jarang dimanfaatkan.
Namun, seiring waktu, penegakan protokol kesehatan oleh staf dan pejabat seperti mengenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan jaga jarak kian lemah. Bahkan, pas awal kasus merebak, ada pernyataan dari orang nomor satu dan dua NTT bahwa Covid-19 lebih mudah diatasi dibanding demam berdarah. Cukup makan daun kelor saja, virus sudah hilang. Bahkan, Pemprov NTT menilai daerahnya punya gudang herbal Covid-19, dan sempat mengirim sejumlah bahan herbal ke Jakarta untuk diteliti.
Kesadaran terbangun saat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja ke NTT, Agustus 2020, kemudian terindikasi positif Covid-19. Masker lantas mulai dikenakan kembali oleh para pemangku kebijakan di depan publik. Pemeriksaan suhu tubuh bagi pengunjung dan karyawan di kantor dihidupkan lagi.
Sekda Polo Maing menyebut, saat ini para pegawai di kantor tersebut masuk 50 persen dengan sistem sif.
Covid-19 di Kota Kupang terus melonjak naik. Per 14 April 2021, jumlahnya kasus positif di kota ini mencapai 1.580 kasus atau lebih dari separuh dari total 2.867 kasus di seluruh NTT. Kota Kupang adalah jantung pertahanan ekonomi, pemerintahan, pendidikan, jasa, transportasi, dan ekonomi di NTT, dengan demikian mobilitas warga maupun pendatang cukup tinggi di sana dibandingkan dengan kawasan lain di provinsi tersebut.
Pemerintah Kota Kupang dalam Surat Edaran Nomor 13/2021 tertanggal 14 Januari 2021 pun mulai melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sesuai kebijakan dari pemerintah pusat. Meskipun kebijakan ini lebih ditujukan untuk Jawa dan Bali, tetapi daerah lain juga turut diimbau melaksanakan pembatasan kegiatan masyarakat demi menghalangi persebaran virus korona jenis baru.
Per 14 Januari itu, pendidikan di NTT dibatasi dengan tetap secara daring dan luring, kegiatan peribadatan berlangsung virtual, pasar trandisional berlangsung pukul 05.00–10.00 wita, kemudian dilanjutkan pukul 16.00–19.00 Wita.
PPKM di Kota Kupang diberlakukan bertepatan dengan peluncuran vaksin perdana di NTT. Tenaga kesehatan (nakes) di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dijanjikan berlangsung, Sabtu (16/1/2021) kemarin. Tercatat ada 32.000 tenaga kesehatan sasaran vaksinasi. Pada Sabtu vaksin akan diberikan kepada 6.600 tenaga kesehatan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang terlebih dulu. Setelah itu, Sabtu (30/1/2021) akan ada tahap kedua pemberian vaksin kepada nakes di Kota dan Kabupaten Kupang.
Kasus naik
Direktur RS Imanuel Waingapu, dr Danny Christian mendesak pemerintah pusat segera mendistribusikan vaksin itu langsung ke kabupaten masing-masing, tidak perlu melalui Pemprov NTT di Kupang. Hal ini karena lonjakan kasus sangat tinggi seperti di Waingapu, Sumba Timur.
“Lonjakan kasus di Sumba Timur terus naik. Hari ini ada 38 kasus positif Covid-19. Jumlah kasus di Sumba Timur mencapai 168 orang dengan jumlah kematian 10 orang,” kata Christian.
Ia mendesak agar pemprov dan pemkab saling membantu pengadaan cold chain untuk keperluan penyimpanan dan distribusi vaksin sinovac ke daerah-daerah. Ini, menyangkut keselamatan masyarakat banyak. Dana penanggulangan Covid-19 NTT, khusus bidang kesehatan yang dianggarkan tahun 2020 senilai Rp 105 miliar, itu bisa dimanfaatkan.
Tokoh masyarakat Manggarai Agustinus Jehadur menyebutkan, masyarakat di desa-desa di Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur masih mengabaikan protocol kesehatan. Padahal, mereka tahu kasus itu sudah masuk ke desa-desa di tiga kabupaten itu.
“Sumber daya masyarakat rendah, kemudian menyaksikan pemimpin daerah tidak memberi contoh yang benar dalam menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat makin apatis, masa bodoh, dan anggap enteng kasus Covid-19 ini. Sekarang, kita tunggu vaksin saja,” kata Jehadur.