Material longsor menutupi jalan penghubung Banjarnegara menuju Gombong di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Material sepanjang 30 meter dan tinggi 4 meter menutup akses jalan, Rabu (13/1/2021).
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Jalan provinsi yang menghubungkan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, dengan Gombong, Kabupaten Kebumen, tertimpa material tanah longsor pada Selasa (12/1/2021) malam. Akses jalan hingga Rabu (13/1/2021) siang masih terputus dan dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsoran.
”Ada dua alat berat yang diturunkan untuk membersihkan longsoran. Warga dan tim gabungan juga bergotong royong membersihkan material, total ada sekitar 50 orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Aris Sudaryanto, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Aris menyampaikan, target pembersihan longsor adalah hari ini supaya warga bisa melewati jalan itu kembali. Kini, pengendara harus melewati jalur alternatif lewat Kampung Adimulya, Mandiraja, dengan jarak sekitar 10 kilometer. ”Tidak ada korban dalam longsor ini. Material tanah menimbun infrastruktur jalan,” tuturnya.
Ada dua alat berat yang diturunkan untuk membersihkan longsoran. Warga dan tim gabungan juga bergotong royong membersihkan material, total ada sekitar 50 orang. (Aris Sudaryanto)
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Budi Wahyono menambahkan, longsor terjadi pada Selasa pukul 21.45 di Dukuh Adisara, Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah. ”Tebing setinggi 25 meter longsor menutup jalan sepanjang 30 meter dan tinggi 4 meter,” kata Budi.
Budi menyampaikan, longsor disebabkan hujan deras sejak Selasa sore sekitar pukul 15.00 hingga malam. Longsor itu terjadi pada tanah pekarangan warga. Warga diimbau untuk mewaspadai longsor susulan, terutama ketika hujan lebat turun.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Rendi Krisnawan menyampaikan, pada dasarian kedua Januari, yaitu 11-20 Januari, wilayah Jawa Tengah bagian selatan masih berpotensi mengalami curah hujan kategori tinggi, yaitu 151-200 mm.
”Pada Januari ini memang puncak musim hujan untuk wilayah Jawa Tengah. Selain itu, memang saat ini juga masih aktif fenomena global La Nina di mana suhu permukaan air laut di wilayah Indonesia lebih hangat dibandingkan dengan normalnya, lalu suhu permukaan laut di Samudra Pasifik itu lebih dingin, maka di Indonesia suplai uap air masih banyak,” kata Rendi.
Faktor lain yang menyebabkan banyaknya hujan, lanjut Rendi, adalah adanya fenomena gelombang atmosfer ekuator MJO (Madden-Julian Oscillation) yang juga menyuplai masa uap air. Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan. ”Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada karena potensi hujan lebat yang bisa mengakibatkan bencana alam hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” ucap Rendi.
Selain di Banjarnegara, longsor juga terjadi di jalur penghubung Wonosobo dengan Kebumen, yaitu di Desa Trimulyo, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo, Selasa (12/1/2021). Jalan sepanjang 20 meter ambles hingga 5 meter dan menyebabkan pengendara dari Wonosobo ke Prembun, Kebumen, atau sebaliknya harus memutar lewat jalur alternatif puluhan kilometer.