Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 5,7 Guncang Waropen
Gempa bumi tektonik terjadi di tenggara Kabupaten Waropen, Papua, pada Rabu pagi. Gempa ini juga dirasakan hingga Kabupaten Nabire. Belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 5,7 terjadi di wilayah Waropen, Papua, Rabu (13/1/2021) dini hari. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Waropen.
Berdasarkan rilis yang diterima Kompas dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 03.17 WIT di wilayah Waropen yang berdekatan dengan Kabupaten Intan Jaya. Pusat gempa pada koordinat 2,94 Lintang Selatan dan 136,94 Bujur Timur, tepatnya berlokasi di darat pada jarak 89 kilometer dari arah utara Kota Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, dan pada kedalaman 56 kilometer.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno memaparkan, memperhatikan lokasi dan kedalamannya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa dangkal. Hal ini akibat adanya aktivitas sesar lokal.
Sementara dari hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Bambang, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik. ”Guncangan gempa bumi ini dirasakan hingga Kabupaten Nabire dengan skala II hingga III MMI. Skala ini berarti getaran terasa di dalam rumah,” katanya.
Bambang menambahkan, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kapolres Nabire Ajun Komisaris Besar Kariawan Barus saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, gempa yang terjadi pada Rabu pagi tidak berdampak adanya kerusakan bangunan dan adanya warga yang menjadi korban.
Hal senada disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Welliam Manderi. Ia menyampaikan, dari hasil pantauan di lapangan, tidak terdapat kerusakan bangunan pascagempa di Kabupaten Waropen.
Welliam berharap warga meningkatkan mitigasi bencana, khususnya yang bermukim di daerah rawan gempa bumi akibat pergerakan sesar lokal yang aktif.
Ia pun meminta warga aktif menggunakan aplikasi yang diciptakan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura pada 2019, yakni Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami. Aplikasi yang memiliki 12 konten skala gempa ini berperan penting bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memberikan pertolongan secepatnya bagi warga di daerah yang terdampak gempa bumi.