Secapa AD di Bandung Jadi RS Darurat, 180 Tempat Tidur Disiapkan
Fasilitas pendukung ini dipergunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan. RS Darurat ini diharapkan bisa membantu penanganan Covid-19 di Jabar dari segi kesediaan ruangan isolasi.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 180 tempat tidur disediakan di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat di Bandung, Jawa Barat, untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Ketersediaan ruang isolasi ini disiapkan untuk mengantisipasi penuhnya ruang isolasi dan perawatan rumah sakit di Jabar.
Ruangan alih fungsi dari empat barak siswa ini berada di Kompleks Barak Brigjen Katamso dengan kapasitas 180 tempat tidur. Kompleks yang dinamakan RS Darurat Covid-19 Secapa AD ini juga menyiagakan ruang unit gawat darurat (UGD) dengan kapasitas tiga tempat tidur serta ruangan untuk petugas dan perawat.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam peninjauannya ke RS darurat itu, Selasa (12/1/2021), menyatakan, ketersediaan ruangan ini diharapkan bisa mengantisipasi lonjakan pasien isolasi Covid-19. Peningkatan tersebut terlihat dari keterisian tempat tidur isolasi di Jawa Barat yang mencapai 77,87 persen per 10 Januari. Selain itu, keterisian UGD juga mencapai 39 persen dan ruang perawatan intensif (ICU) mencapai 74,15 persen.
Lonjakan kasus pun terus terjadi di Jabar. Berdasarkan informasi yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hingga Selasa (12/1/2021) pukul 19.00, jumlah kasus positif di Jabar mencapai 100.585 jiwa dan 1.245 orang di antaranya meninggal. Sementara itu, 15.536 orang lainnya masih dalam perawatan/isolasi. Sebanyak 83.804 orang lain dinyatakan sembuh.
”Tingkat keterisian tempat tidur dilihat dari jumlah tempat tidur yang tersedia di rumah-rumah sakit. Jadi, jika ditambah dengan fasilitas-fasilitas yang telah kami sediakan, bisa dikatakan keterisian tempat tidur turun jadi 60 persen,” katanya.
Karena itu, Kamil mengapresiasi pihak-pihak yang bersedia menyediakan tempat untuk ruangan isolasi bagi warga yang terpapar Covid-19, terutama untuk pasien dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Harapannya, tempat tidur di rumah sakit bisa dipergunakan oleh pasien dengan gejala sedang yang lebih berat.
Tiga dari empat barak dipergunakan sebagai ruangan isolasi dengan kapasitas 30 tempat tidur per ruangan. Setiap tempat tidur diberi jarak kurang lebih 1,5 meter dan diberi tirai untuk memberi sekat pemisah antar-pasien. Di sela isolasi, pasien melakukan berbagai aktivitas, seperti olahraga dan hiburan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Tingkat keterisian tempat tidur dilihat dari jumlah tempat tidur yang tersedia di rumah-rumah sakit. Jadi, jika ditambah dengan fasilitas-fasilitas yang telah kami sediakan, bisa dikatakan keterisian tempat tidur turun jadi 60 persen.
”Pasien yang masuk ke sini kriterianya gejala ringan. Kami sedang menyiapkan prosedur karena RS darurat ini tidak hanya untuk Bandung, tetapi juga kawasan Priangan, seperti Tasikmalaya dan Garut,” ujar Kamil.
Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto menyatakan siap membantu menyiagakan fasilitas dan ruangan yang bisa dialihfungsikan sebagai RS darurat. Seperti yang dilakukan di Secapa AD, Nugroho pun akan menyiapkan fasilitas standar isolasi jika pemerintah meminta bantuan.
”Ada banyak fasilitas pendidikan yang bisa disiagakan. Seperti Rindam (Resimen Daerah Militer) dan Pussenif (Pusat Kesenjataan Infanteri). Semua bisa disiapkan dengan fasilitas seperti ini (Secapa AD). Semua dilakukan sesuai dengan koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19,” katanya.