DNA keluarga korban hilangnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mulai diambil. Pengambilan sampel DNA diperkirakan selesai hari ini.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah anggota keluarga penumpang Sriwijaya Air pagi ini berdatangan kembali ke posko krisis di Bandara Supadio, Pontianak. Mereka datang salah satunya untuk keperluan pengambilan DNA.
Rafiq Yusuf Alidrus, salah satu keluarga korban, Minggu pagi, datang lagi ke posko krisis. Istrinya yang bernama Panca Widia Nursanti terdata sebagai penumpang di pesawat Sriwijaya yang dikabarkan hilang, Sabtu (9/1/2021). Widya merupakan guru salah satu SMKN di Pontianak. Anggota keluarganya yang akan diambil sampel DNA-nya hari ini adalah anaknya.
Rafiq mengatakan, istrinya kembali ke Kalbar sehabis menengok orangtuanya di Tegal. Ia terakhir kontak dengan istrinya kemarin pukul 14.05. Di dalam pesawat sesaat sebelum terbang, istrinya sempat memberi tahu bahwa kondisi cuaca tidak baik. Rafiq pun menasihati istrinya banyak-banyaklah bersalawat. Kemarin (Sabtu) pukul 15.20, Rafiq mendapat kabar di media sosial bahwa pesawat yang ditumpangi istrinya hilang kontak.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan, proses pengambilan DNA dari keluarga penumpang hampir selesai seluruhnya. Selain diambil sampel DNA, keluarga juga diminta membawa berkas yang bisa digunakan untuk kebutuhan pencocokan tubuh. ”Input data antemortem hari ini diperkirakan selesai. Adapun keluarga korban yang tinggal di Jakarta datanya, ya, diambil di Jakarta,” kata Sutarmidji seusai meninjau crisis center di Bandara Supadio.
Menurut Sutarmidji, hampir semua korban pesawat Sriwijaya Air adalah warga Kalimantan Barat. Mereka berasal dari sejumlah daerah, mulai dari Pontianak, Sambas, hingga Ketapang.
Input data antemortem hari ini diperkirakan selesai. Adapun keluarga korban yang tinggal di Jakarta datanya, ya, diambil di Jakarta. (Sutarmidji)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan membantu keluarga korban baik dalam hal koordinasi informasi maupun mengantarkan korban kembali ke keluarga mereka. Ia meminta keluarga korban untuk tetap sabar.
Kepada pihak maskapai, Sutarmidji meminta agar keluarga juga diberi tempat beristirahat di area crisis center. Sebab, keluarga pasti ingin selalu berada dekat dengan sumber informasi untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut.
Kepala Polda Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Sigit Tri Hardjanto hari ini mengerahkan tim dari polda untuk menangani pengamanan, pengambilan sampel DNA, dan layanan psikologis bagi keluarga korban. Saat ini ada lima psikolog yang mendampingi keluarga korban.