Pendistribusian Vaksin ke Sejumlah Daerah di Jateng Rawan Terkendala
Alur pendistribusian vaksin di daerah pantura barat Jawa Tengah belum jelas. Pemerintah kabupaten/kota menunggu arahan lanjutan dari dinas kesehatan provinsi. Sementara vaksin tiba di Jateng Senin (4/1/2021) pagi.
Oleh
KRISI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Pendistribusian vaksin Sinovac ke sejumlah daerah di Jawa Tengah rawan terkendala. Pemerintah kabupaten/kota di wilayah pantura barat Jateng belum mendapatkan informasi lanjutan terkait alur pendistribusian vaksin itu.
Sebelumnya, 62.560 dosis vaksin Covid-19 yang tiba di Jawa Tengah, Senin (4/1/2021). Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, ketersediaan vaksin masih dalam tahap penataan administrasi. Dalam 1-2 hari, vaksin akan didistribusikan ke 35 kabupaten/kota di Jateng.
Menurut Kepala Dinkes Kota Pekalongan Slamet Budiyanto, dirinya belum mengetahui apakah vaksin akan diantar atau harus diambil sendiri. ”Kalau arahan awal, kabupaten/kota harus mengambil sendiri-sendiri. Tapi, (kami) masih menunggu pastinya bagaimana,” kata Slamet di Pekalongan, Senin.
Menurut Slamet, ada kendala jika vaksin diambil sendiri oleh petugas dinkes kabupaten/kota. Di Kota Pekalongan, misalnya, belum ada mobil khusus untuk mengangkut vaksin. Padahal, rantai dingin pendistribusian vaksin harus dijaga untuk mempertahankan kualitas vaksin.
”Kami sudah mengajukan permintaan bantuan berupa mobil khusus pengangkut vaksin ke pemerintah pusat. Namun, kalau bantuan belum turun dan kami sudah harus mengambil vaksin, mungkin akan pakai mobil biasa kemudian vaksinnya ditempatkan di boks pendingin,” imbuh Slamet.
Selain mengajukan permintaan bantuan berupa mobil khusus pengangkut vaksin, Dinkes Kota Pekalongan juga meminta dua lemari pendingin tambahan untuk menyimpan vaksin. Slamet menyebut, sementara ini, Kota Pekalongan memiliki satu lemari pendingin yang bisa digunakan untuk menyimpan vaksin.
Kami sudah mengajukan permintaan bantuan berupa mobil khusus pengangkut vaksin ke pemerintah pusat. Namun, kalau bantuan belum turun dan kami sudah harus mengambil vaksin, mungkin akan pakai mobil biasa kemudian vaksinnya ditempatkan di boks pendingin.
Belum jelasnya informasi terkait alur pendistribusian vaksin juga dikeluhkan Dinkes Kabupaten Tegal dan Dinkes Kota Tegal. Hingga Senin malam, mereka masih menunggu arahan lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi Jateng.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, sejumlah persiapan dilakukan sembari menunggu kedatangan vaksin. Selain menyiapkan ruangan khusus vaksinasi, yakni di rumah dinas direktur RSUD, lemari pendingin juga mulai disiapkan.
”Kami punya satu lemari pendingin dengan kapasitas 200 dosis vaksin. Direncanakan, kami akan mengajukan ke tambahan lemari pendingin ke dinas kesehatan supaya bisa memuat lebih banyak vaksin,” ujar Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kardinah Kota Tegal Wiharto.
Adapun Kabupaten Tegal juga menyiapkan empat lemari pendingin yang dapat menyimpan hingga 40.000 dosis vaksin. Empat lemari tersebut berada di gudang farmasi dinas kesehatan setempat.
Di Kabupaten Tegal, vaksinasi direncanakan akan dilakukan di 29 puskesmas, 8 rumah sakit, dan 1 klinik milik Polres Tegal. Sasaran prioritas vaksin adalah tenaga kesehatan dan pekerja di sejumlah fasilitas layanan kesehatan.
”Data sementara penerima vaksin tahap pertama adalah 6.990 orang. Angka itu masih bisa terus bertambah karena kami masih meyusulkan data tambahan tenaga kesehatan yang belum terdata,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji.
Hendadi menuturkan, vaksin merupakan upaya terakhir yang bisa dilakukan seseorang agar terhindar dari Covid-19. Sementara upaya utama yang dinilai paling efektif adalah menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.
”Meskipun nanti sudah divaksin, bukan berarti seseorang 100 persen kebal virus dan boleh meninggalkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan tetap harus dilakukan sebagai langkah utama mencegah penularan, baik sebelum maupun sesudah divaksin,” imbuhnya.
Hingga Senin malam, jumlah kasus Covid-19 di Jateng mencapai 96.548 orang. Dari jumlah tersebut, 5.988 orang meninggal dunia dan 9.832 orang dirawat.