Awal Tahun, Pemda Telah Berupaya Mengatur Mobilitas Warga
Awal 2021 bersamaan dengan akhir pekan berpotensi mendatangkan kerumunan di tempat wisata dan meningkatkan potensi penularan pandemi Covid-19. Regulasi pembatasan sosial perlu dipertegas untuk menekan wabah meluas.
Oleh
HRS/NSA/REN/TAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Awal 2021 yang bersamaan dengan akhir pekan berpotensi mendatangkan kerumunan di tempat wisata dan meningkatkan potensi penularan pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah daerah mencoba mencegah peningkatan kasus dengan terus mengendalikan pergerakan warga.
Di sisi lain, kasus yang belum mereda menyebabkan rumah sakit di daerah tak bisa lagi menerima pasien baru. Padahal, RS sudah menerapkan penapisan pelayanan hanya pada pasien gejala sedang sampai berat. Regulasi pembatasan sosial perlu dipertegas untuk menekan potensi wabah meluas.
Menurut data Kementerian Kesehatan, Jumat (1/1/2021), persentase nasional untuk keterisian tempat tidur isolasi dan ICU pasien Covid-19 di RS mencapai 67,17 persen. Keterisian tempat tidur di beberapa daerah sudah melebihi batas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 70 persen. Antara lain, Jakarta (85,1 persen), Banten (84,3 persen), DI Yogyakarta (81,7 persen), Sulawesi Barat (79,3 persen), Jawa Barat (77,8 persen), Jawa Timur (77,1 persen), dan Jawa Tengah (74,6 persen). Kasus aktif yang masih dirawat serta menjalani isolasi mandiri, Sabtu mencapai 110.400 orang.
Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berkebijakan tetap menutup objek wisata sampai Minggu (3/1). Antara lain beberapa pantai yakni Losari, Akkarena, Merdeka, dan Tanjung Bayang. Selain itu, Center Point of Indonesia (CPI) dan di Gowa ada penutupan Benteng Somba Opu. Juga masih diberlakukan jam malam atau pembatasan operasional sampai pukul 19.00 Wita untuk mal, swalayan, restoran, kafe, kedai, dan warung makan minum. “Setelah itu, jika tak ada perpanjangan, maka akan dibuka kembali,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar Iman Hud.
Penutupan tempat dan jam malam memang sesuai dengan surat edaran bertanggal 21 Desember 2020 ditandatangani oleh Penjabat Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengendalikan wabah Covid-19.
Dalam cakupan lebih luas, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah juga menerbitkan surat edaran tentang kewajiban tes antigen untuk masuk ke provinsi tersebut. Kebijakan yang berlaku Rabu (30/12)-Kamis (14/1). “Untuk mengantisipasi arus kunjungan ke Sulsel dan memperhatikan tinginya kasus konfirmasi positif di daerah ini," katanya.
Di Sulsel, situasi pagebluk atau wabah tak juga mereda bahkan memburuk. November, penambahan harian sampai 100 orang. Akan tetapi, sepanjang Desember, kasus bergerak hingga lebih dari 500 orang per hari. Jumat (1/1), kasus bertambah 550. Sabtu (2/1), kasus bertambah 590. Tidak satu pun dari 24 kabupaten/kota di Sulsel kategori zona hijau atau nihil kasus Covid-19.
Malioboro
Pemerintah Kota Yogyakarta punya kebijakan berbeda dalam pengendalian wabah Covid-19. Objek wisata utama khususnya Malioboro tidak ditutup. Namun, pengunjung dibatasi, wajib berpelindung diri, dan situasi dalam pengawasan petugas. Setiap ada kerumuman akan dibubarkan.
Menurut Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Yogyakarta tetap terbuka bagi kunjungan wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan dan hasil tes antigen atau PCR (polimerase (polymerase chain reaction) yang negatif Covid-19. Ini sesuai dengan Instruksi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Berdasar instruksi itu, jangka waktu hasil tes antigen atau tes PCR itu paling lama tujuh hari. Instruksi juga mengatur pembatasan operasional usaha yakni 09.00-22.00 WIB dan berlaku 24 Desember 2020-8 Januari 2021.
Kebijakan tetap menerima wisatawan dan tak menutup objek wisata mendorong adanya kerumunan perayaan Tahun Baru. Terutama di Titik Nol Kilometer, Tugu, dan Malioboro. Saat malam tahun baru, Kamis (31/12), ketiga lokasi ini dipenuhi masyarakat yang tidak jaga jarak, ada yang tidak bermasker, atau pakai masker tidak benar yakni tak sampai menutup mulut dan hidung.
Petugas gabungan berkali-kali mengimbau dan membubarkan kerumunan. Akan tetapi, saat petugas lengah, kerumunan kembali terjadi dan mendorong kecemasan bahwa kasus Covid-19 sulit diatasi.
Kesulitan itu dapat dilihat dari akumulasi jumlah pasien Covid-19 di DIY sudah mencapai 12.679 orang. Sebanyak 275 jiwa meninggal, 3.901 pasien dirawat, dan 8.503 orang dinyatakan sembuh.
Yogyakarta menjadi episentrum wabah di antara lima kabupaten/kota di provinsi. Sampai Jumat (1/1), Covid-19 telah menjangkiti 2.094 orang. Wabah mengakibatkan kematian 77 jiwa, 669 pasien masih dirawat, dan 1.348 orang berhasil sembuh.
Pengawasan
Adapun Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara akan meningkatkan rasia dan pengawasan objek wisata. Namun, saat pergantian tahun, kerumunan tidak bisa dicegah di Lapangan Merdeka dari Jalan Balai Kota hingga Jalan Putri meski kedua akses ditutup. Bahkan di sini sempat terjadi pesta kembang api.
"Akan terus pengawasan di tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan," kata Wakil Koordinator Bidang Penegakan Hukum dan Pendisiplinan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut Kolonel (Inf) Azhar Mulyadi.
Masa libur Tahun Baru saat akhir pekan, petugas mencermati objek wisata Danau Toba dan Berastagi di Karo. Kedua objek ini selalu ramai dengan wisatawan. Di sini, razia protokol kesehatan terus berlangsung sejak Jumat. Wisatawan yang melanggar misalnya tak bermasker kena hukuman fisik dan non-fisik.
Namun, menurut data Satgas Covid-19 Medan, sampai dengan awal tahun ini, wabah belum mereda. Dalam sebulan ada penambahan 1.039 kasus baru. Situasi itu mencemaskan sebab penambahan kurun November ke Desember 868 kasus. Secara akumulatif, terdapat 8.759 kasus Covid-19 di awal tahun di Medan.