Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa jebolnya Tanggul Sungai Gelis. Namun, satu mobil terseret banjir ke area sekitar tanggul yang di sekitarnya terdapat areal persawahan terbuka dan sekitar 150 orang terdampak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Tanggul Sungai Gelis di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, jebol pada Jumat (1/1/2021) pukul 22.45. Hingga Sabtu (2/1/2020) siang, dukuh tersebut masih dikepung banjir, memaksa 150 warga mengungsi. Dapur umum disiapkan untuk sekitar seminggu ke depan.
Kepala Desa Pasuruhan Lor, Nor Badri, dihubungi dari Semarang, Sabtu, mengatakan, awalnya panjang tanggul yang jebol hanya beberapa meter. Namun, lama-kelamaan membesar hingga 25 meter-30 meter karena tak mampu menahan derasnya aliran air kali. Puluhan rumah pun terendam air kali yang meluber.
”Kondisi itu membuat akses menuju Dukuh Goleng terputus. Sampai sekarang, dari sana tidak bisa ke mana-mana, harus menggunakan perahu. Namun, tim gabungan menyiapkan beberapa perahu karet. Pengungsian dan dapur umum bersiaga dan disiapkan untuk seminggu ke depan,” kata Badri.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, satu mobil ikut terseret banjir ke area sekitar tanggul yang di sekitarnya terdapat areal persawahan terbuka itu.
Badri menuturkan, titik utama pengungsian dan dapur umum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Khurriyatul Fikri, Pasuruhan Lor. ”Total ada 150 warga terdampak, tetapi tidak semuanya langsung ke pengungsian. Ada yang ke rumah saudara atau keluarganya. Yang dievakuasi utama ibu hamil, orang usia lanjut, dan anak kecil,” katanya.
Ia menambahkan, sejumlah bantuan bahan makanan seperti beras, telur, dan minyak goreng sudah diterima. Dapur umum akan menyiapkan makanan untuk seminggu ke depan. Sebab, penanganan tanggul yang jebol diperkirakan akan memakan waktu seminggu sehingga warga belum akan bisa kembali tinggal di rumah dalam waktu dekat.
Adapun, Dukuh Goleng terletak di selatan Desa Pasuruhan Lor dan bersebelahan langsung dengan Kali Gelis. Dukuh tersebut berjarak sekitar 2 kilometer dari Jalan AKBP Agil Kusumadya atau jalur pantura di Kudus.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, sejumlah wilayah yang terdampak di Dukuh Goleng adalah RT 01-03/RW 12 Desa Pasuruhan Lor, dengan ketinggian air di permukiman berkisar 10-30 sentimeter. Selain itu, sebagian Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, juga terdampak.
”(Penyebabnya) Hujan sejak dua hari membuat konstruksi tanggul gembur. Luas jebolan lebih kurang 50 meter persegi,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Budi Waluyo.
Budi menyebutkan, sejumlah upaya yang telah dilakukan, antara lain, penilaian dampak, pembukaan posko pengungsian dan dapur umum, evakuasi warga, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan tanggul. Sementara kebutuhan mendesak saat ini ialah penutupan tanggul yang jebol.
Menurut data Stasiun Meteorologi Kelas IIA Ahmad Yani Semarang, Sabtu pagi, potensi wilayah pantura tengah dan timur Jateng umumnya berawan dan berpotensi hujan ringan. Prakirawan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, dalam keterangannya mengatakan, potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan diawali angin kencang tersebar di wilayah barat Jateng, eks Karesidenan Pati, dan Kabupaten/Kota Semarang.