71 Petugas Satpol PP Kota Makassar Positif Covid-19
Kasus konfirmasi positif Covid-19 di perkantoran Makassar terus merebak. Kali ini, puluhan petugas Satpol PP Makassar terpapar. Padahal, satpol PP menjadi garda terdepan penegakan disiplin protokol kesehatan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sebanyak 71 petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes usap. Ratusan petugas lainnya saat ini masih menunggu hasil laboratorium dan diperkirakan jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 masih akan bertambah.
Anggota Satpol PP Kota Makassar tersebut kini menjalani isolasi mandiri karena sebagian besar tanpa gejala klinis berarti. Hal ini menambah panjang deretan kasus serupa yang masif terjadi di perkantoran sejak awal Desember lalu.
”Data saya sampai hari ini ada 71 orang. Sebenarnya, yang melakukan swab (tes usap) ratusan, tapi karena hasilnya tidak keluar bersamaan, jadi yang lain masih menunggu hasil. Bisa jadi jumlahnya bertambah. Sebagian besar saat ini isolasi mandiri karena hotel isolasi sudah penuh,” kata Kepala Satpol PP Kota Makassar Iman Hud, Jumat (1/1/2021).
Iman sendiri baru saja menyelesaikan isolasi mandiri karena dinyatakan positif pekan pertama Desember lalu. Menurut Iman, dia terpapar virus dari istrinya, pegawai di salah satu instansi pemerintah. Istrinya itu juga terpapar dari rekan-rekannya yang pulang dari Bali.
Iman menyebut apa yang terjadi pada anggota Satpol PP saat ini adalah akumulasi sembilan bulan bertugas mengawal pandemi. Di lapangan, petugas satpol PP tak hanya terlibat dalam sosialisasi dan penegakan disiplin, tapi juga melakukan operasi yustisi dan menjaga tempat-tempat keramaian dan pusat bisnis.
Perhelatan pilkada lalu juga menambah tugas satpol PP karena terlibat langsung mengawal proses pemilihan di seluruh tempat pemungutan suara di ibu kota Sulsel tersebut.
”Kami juga melakukan sosialisasi dan ikut operasi yustisi bersama TNI dan polisi. Secara rutin, petugas kami juga berjaga di mal, tempat usaha, hingga hotel, termasuk menjaga acara pernikahan. Sayangnya, sejak gugus tugas dibubarkan, tak ada lagi anggaran operasional dan logistik. Padahal, petugas butuh asupan gizi tambahan mengingat tugas berat yang dilakukan,” kata Iman.
Bahkan, kata Iman, perlengkapan perlindungan diri seperti masker standar dan cairan pencuci tangan atau pelindung wajah tak pernah diberikan. Hal ini menjadi dilema karena sebagian anggaran pada satpol PP termasuk yang dialihkan untuk dana penanganan Covid-19.
Sebelumnya, sejumlah perkantoran di Makassar ditutup akibat pegawainya terkonfirmasi positif. Namun, sebagian tetap melaksanakan pelayanan setelah kantor disterilisasi. Kantor Catatan Sipil, Bapenda, Balitbangda, Pengadilan Negeri Makassar adalah beberapa yang ditutup sementara.
Adapun Balai Kota Makassar dua pekan lalu juga disterilkan, tapi tak ada keterangan resmi terkait sterilisasi ini. Namun, Iman menyebut sejumlah pegawai, bahkan pejabat, terkonfirmasi positif.
Sebelumnya, epidemiolog Universitas Hasanuddin, Ridwan Amiruddin, menyebut pilkada menjadi salah satu kluster baru yang ikut menyumbang penambahan kasus signifikan di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar.
”Memasuki Desember 2020, pertumbuhan kasus Covid-19 mengalami eskalasi yang signifikan. Jumlah kasus aktif meningkat menjadi 19 persen, begitu juga positivity rate naik dari 12 persen menjadi 20 persen. Kenaikan ini belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Yang juga mengkhawatirkan, kata Ridwan, angka kesembuhan mengalami penurunan dari 90 persen pada akhir November menjadi 79 persen saat ini. Angka penggunaan tempat tidur isolasi pun semakin meningkat dan sekarang sudah di angka 54 persen dari sebelumnya 35-39 persen. Beberapa pekan terakhir, penambahan kasus harian di Sulsel menunjukkan angka di atas 500.