Layanan Kesehatan Kritis, Tenda Darurat Didirikan di RS Soewondo Pati
Tenda darurat didirikan dan difungsikan sebagai IGD darurat selama masa libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 karena saat ini ruang IGD penuh, termasuk oleh pasien Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
PATI, KOMPAS — Penuhnya ruang instalasi gawat darurat di Rumah Sakit RAA Soewondo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, oleh pasien Covid-19 memaksa pihak rumah sakit mendirikan tenda darurat. Tenda tersebut dikhususkan bagi pasien selain Covid-19 sebagai antisipasi selama masa libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD RAA Soewondo Pati, dr Joko Subiyono, dihubungi dari Semarang, Selasa (29/12/2020), mengatakan, kondisi instalasi gawat darurat (IGD) yang berkapasitas 20 tempat tidur penuh oleh pasien terkait Covid-19. Sementara total tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RS tersebut 75 unit dan juga sedang penuh.
Oleh karena itu, sejak pekan lalu, tenda darurat dengan kapasitas sekitar 10 tempat tidur didirikan untuk pasien non-Covid-19. ”Sebab, dari pengalaman tahun-tahun lalu, banyak kecelakaan saat (libur) Natal dan Tahun Baru. Tidak mungkin kami campur dengan pasien terkait Covid-19 di IGD. Sampai sekarang tenda belum terisi,” kata Joko.
Joko menuturkan, meski penuh, sejauh ini, penanganan pasien Covid-19 masih terkendali karena ada pasien yang masuk dan keluar atau selesai dirawat. Artinya, saat pasien sudah terkonfirmasi positif berdasarkan hasil pemeriksaan uji reaksi rantai polimerase (PCR), akan langsung dipindahkan ke ruang isolasi. Ada juga pasien Covid-19 yang sembuh dan pulang.
”Seandainya sudah tidak bisa masuk lagi karena penuh, kami berkoordinasi dengan RS lain di Kabupaten Pati. Jadi, dialirkan ke rumah sakit lain yang tempat tidur isolasinya masih tersedia,” lanjut Joko.
Menurut Joko, terdapat tren peningkatan jumlah pasien Covid-19 tingkat keterisian di RS RAA Soewondo Pati sejak Juli 2020. Ia berharap, penularan Covid-19 dapat lebih terkendali. Adapun pasien non-Covid-19 cenderung menurun. Salah satunya muncul kekhawatiran di kalangan warga untuk berobat ke RS.
Menurut laman covid19.patikab.go.id pada Selasa (29/12/2020) sore, terdapat 1.528 kasus positif kumulatif di Pati, dengan rincian 133 dirawat, 1.174 sembuh, dan 221 meninggal. Selain itu, terdapat 190 suspek dirawat dan 868 suspek sembuh.
Sementara di Kabupaten Wonosobo, ada penurunan tingkat keterisian rumah sakit. Menurut data Dinas Kesehatan Wonosobo, per Selasa (29/12/2020) siang, di tiga RS rujukan, tercatat 87 tempat tidur ruang isolasi terisi dari total 177 unit (49,15 persen). Hal itu, antara lain, terjadi akibat meningkatnya angka kesembuhan dan menurunnya penambahan kasus Covid-19.
”Semoga bukan karena penurunan eskalasi tracing dan testing dua pekan kemarin,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Wonosobo Jaelan Sulat, Selasa.
Sebelumnya, Dinkes Wonosobo terpaksa mengendurkan tracing dan tes karena pengiriman sampel ke laboratorium bio molekuler RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Banyumas, dibatasi maksimal 200 sampel per hari. Akibatnya, sampel di Wonosobo bahkan sempat menumpuk hingga lebih dari 800 spesimen. Sampel dikhawatirkan rusak jika disimpan terlalu lama.
Namun, kini RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo sudah dapat melayani pemeriksaan PCR secara mandiri. ”Sejak kemarin, tumpukan sampel di freezer kami kosong. Pekan ini, layanan tracing dan testing kami kebut lagi,” ujar Jaelan.
Menurut data pada laman corona.wonosobokab.go.id, Selasa (29/12/2020) malam, terdapat 4.186 kasus positif kumulatif dengan rincian 1.234 dirawat, 2.738 sembuh, dan 214 meninggal. Selain itu, terdapat 6.743 suspek kumulatif dan 88 probable.
Adapun kasus Covid-19 di Jateng terus meningkat. Menurut data laman corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Selasa (29/12/2020) pukul 12.00, terdapat 90.752 kasus positif kumulatif dengan rincian 10.295 dirawat, 74.872 sembuh, dan 5.585 meninggal. Ada penambahan 10.096 kasus positif sejak 20 Desember 2020.