Bandara Juanda Sarankan Penumpang Tes Cepat Antigen Sehari Sebelum Terbang
Puncak arus mudik Natal melalui Bandara Juanda diprediksi terjadi pada Kamis (24/12/2020). Mengantisipasi hal itu, para penumpang diminta menjalani tes cepat antigen sehari sebelumnya agar tidak ketinggalan penerbangan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Puncak arus mudik Natal 2020 melalui Bandar Udara Juanda Surabaya, Jawa Timur, diprediksi terjadi Kamis (24/12/2020). Pemudik diminta tes cepat antigen sehari sebelum keberangkatan agar tidak tertinggal.
Potensi tertinggal amat terbuka jika pemudik atau pelaku perjalanan menjalani tes cepat antigen di hari keberangkatan. Lama waktu seseorang mengantre, tes cepat antigen, dan mendapatkan surat hasil tidak bisa dipastikan. Apalagi, jika hasil tes cepat antigen menyatakan pemudik positif atau reaktif virus korona jenis baru (SARS-Cov-2) penyebab Covid-19 (Coronavirus disease 2019). Pemudik yang positif atau reaktif harus menjalani tes usap atau swab PCR dan jika terbukti terjangkit Covid-19 tidak diperkenankan bepergian.
Manajer Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Surabaya Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, pada puncak arus mudik Natal diprediksi terjadi keberangkatan 24.000-25.000 pemudik. Kisaran jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan rerata harian keberangkatan yang 18.000 penumpang atau pelaku perjalanan.
Mengantisipasi puncak arus mudik Natal, para penumpang diimbau mengikuti tes cepat antigen Covid-19 sehari sebelum berangkat. Hal itu untuk mencegah ketinggalan jadwal penerbangan apabila penumpang baru melakukan pengetesan pada hari keberangkatan.
Imbauan itu didasarkan pada data peminat layanan tes cepat antigen di fasilitas pengetesan yang disediakan oleh pihak Bandara Juanda. Jumlah peminat setiap hari membeludak selama tiga hari berturut-turut atau sejak kebijakan tersebut diberlakukan bagi pelaku perjalanan mulai Senin, 21 Desember 2020.
Yuristo mengatakan, jumlah pelaku perjalanan yang terlayani uji cepat antigen pada Rabu hingga pukul 13.00 tercatat 1.025 orang. Jumlah itu masih bergerak naik karena layanan dibuka hingga pukul 18.00. Yuristo memprediksi pemudik yang akan tes cepat antigen bisa lebih dari 1.300 orang.
Jumlah pelaku perjalanan yang terlayani uji cepat antigen di Bandara Juanda ini meningkat dibandingkan sehari sebelumnya atau Selasa yang 1.200 orang dan pada hari Senin 900 orang. Permintaan meningkat sejak kewajiban pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi udara menunjukkan hasil negatif tes cepat antigen.
Kewajiban menunjukkan hasil negatif tes cepat antigen berlaku bagi semua penumpang pesawat dengan tujuan seluruh wilayah Indonesia kecuali Bali. Khusus tujuan Bali diwajibkan menunjukkan hasil tes usap dengan metode pemeriksaan sampel menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR).
Menyikapi tetap tingginya permintaan pengetesan antigen di Bandara Juanda, Yuristo mengatakan sudah menambah jumlah tenaga kesehatan yang bertugas mengambil sampel dan memeriksa sampel. Apabila sebelumnya hanya ditempatkan delapan tenaga kesehatan, saat ini jumlahnya dinaikkan hampir dua kali lipatnya menjadi 15 orang.
Guna mengantisipasi kepadatan antrean, layanan pendaftaran juga telah dibuka sejak pukul 03.00, sedangkan pengambilan sampel mulai dilakukan pukul 04.00 atau 1 jam sebelum jadwal operasional penerbangan dibuka pada pukul 05.00.
Bandara Juanda juga telah menambah fasilitas ruang tunggu bagi pengguna layanan tes cepat antigen dengan menyediakan 300 kursi dan menambah tenda. Selain itu, menyiapkan petugas untuk mengatur antrean pendaftar, bagian pembayaran, dan pendataan. Petugas Angkasa Pura I yang berdinas malam diperbantukan untuk melayani operasional pada dini hari.
Meskipun kebijakan wajib menunjukkan hasil negatif tes cepat antigen sudah diberlakukan selama tiga hari, masih banyak penumpang pesawat yang belum mengetahui. Mereka ada yang datang ke bandara dengan membawa hasil negatif tes cepat antibodi.
Akibatnya, mereka diminta melakukan tes cepat antigen di bandara. Namun, karena proses memakan waktu lebih lama dibandingkan antibodi, banyak penumpang yang ketinggalan penerbangan. Mereka akhirnya mengurus penjadwalan ulang (reschedule) atau pengembalian uang pembelian tiket pesawat (refund).
Untuk memudahkan layanan reschedule dan refund, Bandara Juanda Surabaya memfasilitasi melalui Posko Nataru (Natal dan Tahun Baru). Ada empat maskapai yang dilayani di posko, yakni Garuda Indonesia, Citilink, Lion Grup, dan Air Asia. Adapun jumlah penumpang yang melakukan reschedule dan refund mencapai ratusan orang setiap hari.
Salah satu penumpang pesawat yang mengantre di Posko Nataru adalah Junaedi (45). Dia memesan tiket penerbangan pagi tujuan Makassar. Dengan berbekal surat keterangan hasil negatif tes cepat antibodi, Junaedi tiba 1 jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat.
”Namun, hasil tes cepat antibodi itu tidak berlaku sehingga diminta melakukan tes cepat antigen saat hendak masuk ke ruang lapor diri (check in) di terminal satu,” ujar Junaedi.
Junaedi lantas bergegas menuju ke fasilitas tes cepat antigen di bandara. Namun, karena antrean banyak, dia lantas mengajukan penjadwalan ulang keberangkatan pesawat dan dijadwalkan mengikuti penerbangan pada sore hari. Junaedi menyesalkan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dalam waktu cepat sehingga merugikan masyarakat.
Rugi uang jelas terjadi karena kehilangan Rp 85.000 untuk tes cepat antibodi. Kondisi diperparah dengan rugi waktu karena harusnya terbang pagi menjadi terbang sore hari.