Harga Sejumlah Bahan Pokok di Papua Melonjak Jelang Natal
Harga sejumlah barang kebutuhan pokok naik drastis menjelang Natal tahun ini. Harga cabai rawit mencapai Rp 130.000 per kilogram.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Harga cabai rawit, bawang merah, dan telur di Papua naik menjelang Natal dan Tahun Baru. Penambahan pasokan dari luar daerah diandalkan untuk mencegah semakin tingginya harga bahan pokok itu.
Dari hasil pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Jayapura pada Selasa (22/12/2020), harga cabai rawit Rp 110.000-Rp 130.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga cabai rawit hanya Rp 60.000 per kg. Harga bawang merah juga naik dari Rp 45.000 per kg menjadi Rp 50.000 per kg, sedangkan harga telur naik dari Rp 60.000 per rak menjadi Rp 68.000 per rak.
Sementara harga barang kebutuhan pokok yang lain masih stabil. Terigu, misalnya, masih dijual Rp 12.000 per kg, gula pasir Rp 14.000-Rp 15.000 per kg dan minyak goreng Rp 14.000-Rp 17.000 per liter. Adapun harga beras berkisar Rp 10.000-Rp 13.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Tenaga Kerja Papua Laduani Ladamay akan menambah pasokan cabai rawit dari Sulawesi Selatan dan telur dari Blitar, Jawa Timur. Tujuannya, untuk mencegah harga komoditas itu naik semakin tinggi.
”Kami mendatangkan 30 ton cabai dari Makassar dan satu kontainer berisi sekitar 8.000 rak telur dari Blitar,” ujar Laduani, Selasa.
Ia menambahkan, dari hasil pantauan di gudang Bulog di Jayapura menunjukkan, pasokan beras untuk wilayah Papua masih cukup. Diperkirakan, beras masih bisa mencukupi kebutuhan hingga empat bulan ke depan.
Wakil Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Papua dan Papua Barat Mohammad Alexander menyiapkan beras jenis medium untuk operasi pasar dan gula pasir hingga 400 ton untuk wilayah Papua serta Papua Barat. ”Kami memiliki pasokan beras yang cukup, Rp 3.500 ton. Bulog mendatangkan 400 ton gula sebagai bentuk intervensi kenaikan harga gula,” tutur Alexander.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Tenaga Kerja Papua Baji Idrus mengatakan, kenaikan harga cabai rawit karena minimnya pasokan dari daerah sentra produksi di Kota Jayapura dan Keerom. Kondisi itu disebabkan gagal panen yang dialami para petani.
”Kami akan melaksanakan operasi pasar komoditas cabai rawit dan telur di sejumlah pasar tradisional, gereja, serta penjualan secara daring,” katanya.