Keuskupan Padang telah menyampaikan kepada semua gereja di wilayahnya agar perayaan Natal digelar sederhana dan menerapkan protokol kesehatan. Langkah itu dilakukan untuk melindungi umat dari penyebaran Covid-19.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Gereja Katolik dalam Keuskupan Padang di Sumatera Barat diminta menyelenggarakan perayaan Natal secara sederhana dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Perayaan sederhana dan protokol kesehatan diperlukan untuk melindungi umat dari ancaman penularan wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Meski perayaan tidak semeriah tahun-tahun lalu, Natal diharapkan tetap membawa kegembiraan bagi kehidupan umat.
Menurut Administrator Diosesan Keuskupan Padang RD Alexander Irwan Suwandi, perayaan Natal dalam masa pagebluk sudah pasti berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Untuk Natal 2020, umat Katolik di Keuskupan Padang merayakan hanya dengan Misa Malam Natal dan Misa Natal dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Sebelum serangan wabah, Misa Malam Natal atau pada 24 Desember bisa diadakan lebih dari satu kali. Ekaristi diadakan sore dan malam. Begitu pula dengan Misa Natal pada 25 Desember bisa diadakan lebih dari satu kali pada pagi, siang, sore, bahkan malam. Akan tetapi, wabah yang belum juga teratasi memaksa otoritas Gereja Katolik untuk membatasi kegiatan peribadatan dan mengalihkannya ke platform digital atau misa dalam jaringan (online).
”Untuk misa di gereja, umat datang harus memakai masker, mencuci tangan, dan jaga jarak. Gereja tidak akan penuh karena ada keharusan umat jaga jarak 1-1,5 meter dari lainnya,” kata Pastor Alexander.
Selama ekaristi, pater pemimpin misa dan semua petugas tata tertib juga bermasker. Durasi misa dipersingkat. Biasanya, perjamuan kudus berlangsung rerata 1,5 jam. Karena situasi wabah, misa menjadi 1 jam. Misa Malam Natal selalu berlangsung meriah, tetapi tahun ini akan amat sederhana.
Seusai misa, lanjut Alexander, umat harus segera pulang. Di lingkungan gereja ditiadakan kegiatan pesta. Di wilayah atau lingkungan juga tidak ada kegiatan perayaan Natal. Namun, bantuan sosial bagi umat yang membutuhkan dipertahankan bergantung pada kesiapan gereja dan pengurus.
Alexander menjelaskan, dalam kondisi pandemi Covid-19, memang tidak semua umat bisa dilayani karena kapasitas gereja dibatasi. Di beberapa tempat, jumlah frekuensi misa atau tempat misa memang ada yang diperbanyak agar umat bisa mengikuti misa pada hari raya besar itu.
Anak-anak usia di bawah 12 tahun dan orang berusia 60 tahun ke atas tidak diperkenankan ke gereja. Begitu pula halnya dengan umat yang demam, flu, batuk, dan gejala lainnya.
”Bagi yang tidak bisa ke gereja, bisa ikut misa lewat saluran video langsung (di YouTube). Setiap gereja menyiapkan misa daring sesuai wilayahnya.
Alexander berpesan, agar umat tetap merasa Natal tahun ini membawa kegembiraan bahwa Yesus Kristus lahir dalam hati manusia. Esensi Natal bukan memperingati sesuatu yang terjadi lebih dari 2.000 tahun lalu, melainkan memperingati hati yang bergembira dalam situasi yang sulit.
”Tuhan memberikan waktu khusus yang berbeda dengan waktu lainnya. Tetaplah menghayati Allah hadir saat ini juga. Allah tetap menyertai walaupun dalam masa pandemi, masa sulit, masa prihatin. Kita harapkan tahun 2021 bisa kembali ke kondisi normal. Pada masa prihatin ini, kita ikut kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ujar Pastor Alexander.
Alexander berharap vaksin bisa segera ditemukan sehingga dapat membantu mengatasi wabah. Dengan demikian, sektor kesehatan pulih dan perekonomian berjalan dengan baik sehingga kehidupan kembali normal.
Keuskupan Padang mengatasi 29 paroki di Sumatera Barat, Riau, dan Kabupaten Kerinci (Jambi). Adapun jumlah umat Katolik di Keuskupan Padang lebih dari 110.000 jiwa.
Secara terpisah, Kepala Paroki Santa Theresia Kanak-kanak Yesus RD Matheus Tatebburuk mengatakan, gereja tidak berhias dengan dekorasi sebagaimana Natal tahun-tahun sebelumnya. Tujuannya, untuk menghindari kerumunan jika dekorasi diadakan dan menarik perhatian. Seusai misa, umat diminta langsung pulang. Acara lomba dan hiburan yang biasanya diadakan dalam perayaan Natal juga ditiadakan.
Menurut Matheus, gereja mengadakan sekali Misa Malam Natal, yakni pukul 18.30. Untuk Misa Natal diadakan empat kali, tetapi berdurasi singkat, yakni pukul 07.00, 09.00, 11.00, dan 17.00. Untuk Misa Malam Natal diadakan di tiga tempat, yakni Gereja Katedral Padang, Gedung Bergamin, dan Gedung Ruang Doa Santo Yusuf.
Matheus menjelaskan, selama misa, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Umat diminta sudah memakai masker sejak dari rumah, mencuci tangan sebelum masuk, dan menjaga jarak. Di dalam gereja, jarak antarumat sudah diatur sekitar 1,5 meter. Kapasitas gereja pun dikurangi dari 800 orang menjadi 250 orang sekali misa. Adapun kapasitas Gedung Bergamin dan Gedung Ruang Doa Santo Yusuf masing-masing maksimal 120 orang juga dikurangi.
”Karena momen liburan, mungkin ada umat dari luar Sumatera Barat yang ikut misa di sini. Agar bisa ikut, mereka harus menunjukkan setidaknya surat keterangan kesehatan,” ujar Pastor Matheus.
Matheus melanjutkan, biasanya pada Misa Malam Natal, jumlah umat yang datang bisa mencapai 1.400 orang. Namun, tahun ini, kehadiran umat dipastikan jauh berkurang. Anak-anak, orang tua, orang sakit, dan orangtua yang mengasuh anak tidak diperkenankan ke gereja semata-mata untuk melindungi umat dari ancaman tertular Covid-19.
Bagi umat yang tidak bisa ke gereja, telah disediakan saluran video langsung di YouTube pada Misa Malam Natal. Misa Natal yang disiarkan pada pukul 09.00 WIB. ”Bagi umat yang tidak bisa ikut langsung dan live streaming, gereja juga mengirimkan lembar doa ibadat,” ujar Pastor Matheus.
Fitri Widya MR Hulu (22), umat Katolik di Kecamatan Koto Tangah, Padang, mengatakan, dengan kondisi pandemi Covid-19, Natal tahun ini memang tidak akan semeriah sebelumnya. Namun, ia bisa memaklumi kondisi ini.
Jika dipaksakan perayaan Natal seperti biasa, berisiko terjadi penularan Covid-19 yang lebih luas. ”Mudah-mudahan umat tidak bosan dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu,” kata Widya.