Hari Jadi Banyuwangi Diperingati Terbatas di Tengah Pandemi
Kabupaten Banyuwangi merayakan hari jadinya yang ke-249 di tengah suasana pandemi. Kondisi ini memaksa perayaan Hari Jadi Banyuwangi digelar secara sederhana dengan penerapan protokol kesehatan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Hari jadi ke-249 Kabupaten Banyuwangi diperingati terbatas dengan protokol kesehatan Covid-19, Jumat (18/12/2020). Kesempatan ini diharapkan tetap menjadi momentum semua warga Banyuwangi agar semakin kreatif dalam beragam bidang untuk keluar dari masa sulit pandemi.
Peringatan hari jadi ini dipusatkan di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Hanya ada upacara yang dihadiri kurang lebih 50 peserta. Undangan dan peserta upacara diwajibkan mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, penari pengisi hiburan wajib menggunakan faceshield ketika tampil.
Adapun jajaran aparatur sipil negara lainnya dari berbagai instansi, sekolah, puskesmas, serta kantor kecamatan dan desa mengikuti upacara secara daring dari kantor masing-masing. Tahun ini sekaligus waktu terakhir Abdullah Azwar Anas menjabat Bupati Banyuwangi.
Pemkab Banyuwangi juga tidak menggelar pesta rakyat seperti yang dilakukan sebelumnya. Tidak ada panggung pertunjukkan dan artis ternama yang diundang memeriahkan ulang tahun Banyuwangi.
Kendati tidak ada kemeriahan, Anas berharap kecintaan warga terhadap Banyuwangi tidak pudar. ”Hari jadi tahun ini digelar sederhana, penuh keprihatinan akibat pandemi. Keprihatinan sama yang juga terjadi di seluruh dunia. Namun, kesempatan ini harus tetap dijadikan momentum agar warga kembali bersatu dan kreatif membangun daerah,” tutur Anas.
Sebagai gantinya, Pemkab Banyuwangi akan menggelar shalawatan dan doa bersama yang diikuti undangan terbatas. Dalam doa bersama, akan disampaikan harapan masyarakat Banyuwangi keluar dari pandemi.
Saat ini, Banyuwangi kembali masuk zona merah atau daerah berisiko tinggi. Hingga Rabu (16/12) malam, tercatat secara akumulatif kasus positif Covid-19 di Banyuwangi mencapai 3.608 kasus dengan 294 kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, per 15 Desember 2020, Banyuwangi kembali masuk dalam zona merah. Dalam seminggu terakhir, tercatat 287 kasus baru dan 15 kematian akibat Covid-19.
”Kami terus mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan penyebaran dan penularan penyakit ini. Kami berharap seluruh instansi, lembaga, dan organisasi meninjau kembali kegiatan-kegiatan yang bersifat memicu kerumunan,” ujar Widji.
Banyuwangi pernah masuk zona merah atau daerah risiko tinggi pada awal September 2020. Statusnya turun menjadi zona oranye atau daerah risiko sedang di akhir September 2020. Sejak saat itu, Banyuwangi terus berada di zona oranye, sebelum kembali masuk zona merah pada pertengahan Desember 2020.
Hari jadi kali ini juga menjadi tahun terakhir kepemimpinan Anas. Selama dua periode, Anas memimpin Banyuwangi bersama wakilnya, Yusuf Widyatmoko.
”Selama 10 tahun ini, banyak cerita manis dan kegagalan. Hampir semua program bisa tercapai. Namun, ada juga kegagalan yang menjadi evaluasi. Salah satunya membangun kawasan industri di sisi utara Banyuwangi. Sempat ada penolakan dari masyarakat dan saya masih belum bisa menembus itu,” tutur Anas.
Akan tetapi, peringatan hari jadi ini gagal menjadi momen perpisahan Anas dengan Yusuf Widyatmoko. Yusuf tidak hadir dalam kesempatan itu.
Dalam Pilkada Banyuwangi 2020, Yusuf kalah perolehan suara dari Ipuk Fiestiandani, istri Anas. Hasilnya, Yusuf-Riza Aziziy mendapat 398.113 suara. Sedangkan Ipuk-Sugirah mendapat 438.847 suara dari total suara sah 836.960 suara.